Adalah kau, Tuan....
Kuanta yang menembus thin film pada panel surya hatiku. Bahkan dengan dualismemu, kau menjelma dalam gelombang EM sehingga dengan leluasa kau merayap menembus jeda dan ruang waktu. Hingga di bibir hati kau berubah menjadi partikel yang menghamburkan segenap elektron-elektron rindu hingga tumpah ruah.
Syukurnya, aku bisa mengendalikan elektron rinduku. Ku tata ia berjalan pada sistem dioda. Saat terik mentari begitu ingin membawamu padaku, aku padamkan rasa itu dalam rutinitas yang berarti. Kusimpan menjadi energi tuk memantaskan diri. Lalu malam hari, rasa itu berubah menjadi pijar nan menderang dalam doa disepanjang sujudku.
Tuan...kau kuanta matahari yang lahir dari fitrah alam.
Aku, Nona dengan hati panel surya.
Bahkan, telah terlapisi baik dengan material nano titanium dioxide. Agar teknologi mengelola rasa itu yang semua tentang kau kala menghampiri hati ku menjadi kebaikan syukur dan sabar. Kesabaran atas manajemen rindu dan kesyukuran atas rindu yang mendekatkanku pada doa dan rasa memelas pada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar