Jumat, 22 Juni 2018

Harapan


Ada waktunya nanti, kita akan melihat semua upaya yang pernah dileraikan untuk mencapai harapan telah berada di titik akhir. Sebab, ketika diri harapkan yang terbaik secara tidak langsung kita telah mendatangkan yang terbaik untuk direalisasikan. Meski semua yang terbaik itu masih dalam jangka jarak yang entah, pun berada dalam takaran waktu yang masih tanda tanya. Menaruh yakin pada doa dan mengupayakan dengan ketulusan ikhtiar rasanya lebih menenangkan dibandingkan mengkhawatirkan apa yang diharapkan untuk segera terwujud. Tidak salah mengharapkan yang lebih baik namun kita masih dangkal untuk mengerti ukuran yang terbaik dari sisi-Nya. Menepilah pada tawakal agar penerimaan tidak lagi berdusta dengan diri sendiri.

Belajar dari kegigihan Siti Hajar terhadap harapannya. Berlari sepanjang sofa-marwa berkali-kali bukan hanya untuk menuju yang diharapkan melainkan mencari keberkahan dengan ikhtiar dan doa untuk mendapatkan yang diharapkan. Harap berpadu dengan tekad agar tak lenyap bersama masa.

Saat harapan terjatuh, keikhlasan dan penerimaan akan memberi energi untuk bangkit menuju harapan baru yang lebih layak untuk digapai.

Nona, tenanglah dengan sebaik-baik iman. Kendalikan diri dengan takwa, bersama Allah semua pasti baik-baik saja. Simpan harapanmu pada doa dan ikhtiarlah pada jalan yang diberkahi. Semoga Allah mudahkan. Inget ya, tugas kita bukan memastikan hasil yang diharapkan tapi memastikan ikhtiar yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan harapan yang ingin dicapai itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar