Selasa, 26 Juni 2018

Keresahan

Topik keresahan pernah menjadi tajuk utama dalam hidup kita. Hal yang tidak mengenakkan adalah berlindung dalam rasa resah. Saat kita mulai resah akan janji-janji Allah. Seolah kita meragukan Tuhan Yang Maha Segalanya itu. Jika bagi Allah mengatur silih bergantinya malam dan siang adalah hal yang mudah lantas mengapa masih resah bahwa Allah akan menjamin pengambulan atas doa kita. Kita terhadap proses pergantian siang dan malam itu bukanlah apa-apa. Maka sejukkan lah  keresahan itu dengan embun keyakinan pada-Nya. Semakin yakin bahwa Allah Maha Baik, yang tidak akan menyakiti hamba-Nya dalam jeda yang dikehendaki maka keresahan itu akan semakin terurai menjadi uap ke angkasa.

Tak semua yang kita perjuangkan akan diraih, mungkin ada perjalanan yang akhirnya tidak selaras akan ekspektasi. Juga banyak dari rencana-rencana yang belum dapat terealisasi. Jangan lagi resah, manusia sangat terbatas dalam memahami ukuran yang terbaik bagi dirinya. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi kita. Bahkan pada awalnya kita merasa apa yang ditetapkan merupakan sesuatu yang buruk. Sehingga  timbul keresahan "jangan-jangan Allah tidak memperhatikan doa-doa" lirih kita dengan sombongnya. Kemudian waktu dengan baiknya mengajarkan kita untuk menemukan kebodohan diri disaat itu. Hingga semua telah menjadi lega dan kita tahu Allah selalu ada pada semua yang kita butuhkan bukan yang  kita inginkan.

Kita masih punya Allah yang Maha Penyayang yang kasih sayangnya melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Lantas, masih patutkah ada keresahan saat hidup ini seutuhnya dalam genggaman Tuhan Yang Maha Penyayang? Jangan !

Kita boleh resah, yakni resah jika jauh dari Allah, resah jika tak dapat  beramal Sholih, resah jika tak membaca al-Quran, dan resah jika tidak dapat menggapai Syurga...selain itu jangan dulu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar