Sabtu, 23 Juni 2018

Ta'aruf dengan Masalah

Saya sepakat dengan beberapa tulisan yang menyodorkan inisiatif buat tidak banyak komen, dan memberi nasihat jika tidak diminta. Jelas yang tengah melakoni  masalah itu bukan kita. Sehingga, hal yang paling utama bagi kita terhadap mereka yang tengah menghadapi masalah adalah peduli. Jangan nyodorkan nasihat mesti ngaji, lakuin ini dan itu. Sekiranya ini langkah bijaksana sekiranya ta'aruf dengan orang yang bermasalah.

Bagaimana jika masalah itu kita yang menjalaninya? Seperti halnya buat karya ilmiah, butuh rumusan masalah atau identifikasi masalah untuk kita temukan langkah-langkah penyelesaiannya sampai mendapatkan jawaban terbaik. Sederhananya, kita selalu dapat soal (masalah) yang serupa hingga kita mampu menjawabnya dengan benar. Maka kita butuh terus belajar untuk kuat mengerjakan soal tersebut. Melihat secara lateral dan berfikir vertikal, lalu melakukan tindakan strategis untuk menjawabnya. Alias kita tidak boleh terpaku pada masalah tapi harus ikhtiar untuk keluar dari masalah dengan sikap yang baik.

Kondisi-kondisi sulit seperti tahun akhir dan pertanyaan 'kapan nikah?' bagi saya itu semacam masalah baru. Maka, hal yang saya lakukan adalah mengidentifikasi masalah satu persatu. Problem set 1, tesis. Saya coba uraikan langkah-langkah untuk mencapai garis finish pada soal kesatu seperti buat target harian, banyak baca literatur, dan analisis jurnal. Problem set 2, nikah. Untuk hal ini, saya tidak bisa menseting banyak hal kecuali belajar berdamai dengan diri sendiri. Bagi saya menikah adalah amanah besar bukan sekedar ganti status atau ajang lomba-lombaan. Jelas, bila waktu yang tepat belum terverifikasi untuk menikah maka hal yang saya lakukan adalah menggantikan semua tekanan atas pertanyaan dengan doa dan perbaikan diri.

Sekiranya, beginilah kontemplasi sebelum tidur saya...sebab hampir setiap hari dalam rutinitas tesis dan pertanyaan 'kapan nikah' plus dapat beberapa curhatan temen terkait masalah hidupnya.

Semoga selalu dalam hati khusyuk mengingat Allah dalam berbaring, duduk, ataupun berdiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar