Selasa, 17 Januari 2017

Perempuan dan Mushafnya

Aku masih berdiri di pintu masuk akhwat sebuah mesjid di kampus. Mata ini masih terus melekat pada perempuan berhijab lebar itu. Sudah sejak 10 menit tadi perempuan itu berdiri di pelataran mesjid sambil komat-kamit dengan  menggendong balita dalam dekapannya. Tangan kirinya mengelus-elus balita dipangkuannya dan tangan kanannya memegang mushaf al-Qur'an. Ah, pemandangan ini sangat menakjubkan.

Tetiba ada laki-laki  kira-kira usia 30 an memanggil sambil melambaikan tanggannya pada  perempuan itu dengan panggilan 'umi'. Perempuan itu menoleh sambil melempar senyum  pada laki-laki  yang baru keluar dari pintu mesjid bagian ikhwan. Lalu laki-laki itu menghampiri perempuan bersama anak dipangkuannya

"Kok Umi nunggu di luar", tanya laki-laki itu
"Umi kira abi udah keluar", perempuan itu menyeringai.
"Dapat muraja'ah berapa halaman barusan", Tanya laki-laki itu sambil menyambut anak kecil di pangguan perempuan itu
"Hanya 3 halaman bi", jawab perempuan itu masih dengan senyumnya yang aduhai.
"Nanti abi simak yang sisanya di mobil ya". Balas laki-laki itu dengan nada lembut.

Mereka berlalu, berjalan bersama menuju parkiran. Entah, apa pembicaraan mereka selanjutnya. Perempuan itu tetap memegang mushafnya. Aku masih termangu, hanyut dalam tasbih, tahmid, dan takbir menyaksikan pemandangan barusan.

Berdo'a dan penuh harap  dapat menjadi aktor dalam adegan itu kelak.
Mungkin akan bersama kamu.
Kamu yang tengah mempersiapkan diri dalam perbaikan yang lebih baik menuju Allah.
Kamu yang tengah menyibukkan diri dengan al-Qur'an
Kamu yang tengah dan terus belajar agar kelak dapat menjadi jembatan kokoh yang akan mengantarkan keluargamu ke taman syurga terindah yang diridhoi Allah.
Semoga selalu dalam keridhoan Allah. . .

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar