Akhirnya Ia singgah kembali ke "rumah".
Setelah roda-roda perjalanannya menderu hebat, meneguk kebersamaan dengan revolusi bumi.
Kini atau sudah beberapa hari ini Ia rehat di "rumah"-nya.
"Rumah" yang telah disediakan Tuhan untuk mensucikan hatinya.
Di "rumah" inilah ia mengacak-acak memori perjalanannya.
Semua dikenang kembali untuk menjadi sinema muhasabah di sepanjang malam-malam mempesona.
Malam yang ditaburi sayap malaikat.
Sengaja di utus ke bumi untuk menebar rahmat untuk seluruh penghuni "rumah itu" .
Apalagi bagi mereka yang benar-benar sudah lelah.
Ia mencoba memperbaiki kembali hubungannya dengan "Pemilik Rumah" itu.
Dengan banyak keinsyafan yang diakuinya sembari tenggorok yang menegang menahan isakan.
Karena "rumah" itu adalah yang sempat dirindui untuk segera tiba disana. Untuk Ia mampu membenahi kembali peta perjalanannya dan memfokuskan tujuannya dengan pasti.
Ah, adakah yang masih bingung apa rumah itu. Ia menyebut Rumah itu Ramadhan.
Pada momentum sebelum memasuki "rumah" itu , sepertinya Allah sedang menggemblengnya dengan beberapa hal berharga dari-Nya secara intensif. yakni;
1. Untuk selalu memenuhi hati dengan sabar, sabar, sabar dan syukur,
2. La tahzan, Allah bersamamu. Memenuhi prasangka dengan segala yang baik kepada Allah. Selepas banyak kesabaran yang dijalani ini ada satu masa Ia terpana dan akan lupa dengan rasanya pedih.
3. Untuk selalu memenuhi pikiran dengan sebuah ide "entah kapan...? Ia pasti akan mati", sehingga Ia mampu lebih menghargai waktu.
3. Dan untuk selalu menjalani kehidupan (hanya) hari ini saja dengan sepenuhnya. Memaksimalkan hari ini yang didelegasikan untuk menghebatkan masa depan.
Ia mendapati, pelajaran di atas dengan sangat ampuh mampu menetralkan hal-hal negatif yang dimiliki oleh pikiran dan perasaannya.Semoga Ia mampu memenangkan peperangan batin yang sengit bersiteru dalam episode hari-hari terbaru. Dengan melontarkan pelajaran tadi Ia berharap dapat bertahan sampai didaun jendela cahaya. Setidaknya di "rumah" ini Ia merasa Lebih lega sebab kerlipan bintang masih menerangi malam dan cahaya mentari masih menghiasi benderangnya "rumah" itu di siang hari.
Ia mengenalnya dengan semburat Nur Ilahi.
Ramadhan rumah bagi hati kembali...
©ningsi_afj
#bejalarmoveon
#HikmahRamadhan
#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar