Minggu, 07 Agustus 2016

Setelah Hilang Damba Jatuhlah Cinta Kembali

Hilanglah damba. . .
Siapa dalam kehidupan ini yang tidak pernah merasakan hilang harapan, yang menjadi dambaan kandas digilas takdir. Pernah begini? Memang begitu prosesi hidup ini. Tetaplah tersenyum didepan cermin. Pandanglah diri itu, ia terlalu muda untuk tidak memiliki gelora jiwa nan berapi-api. Harapan yang baik tidak pernah salah peran. Karena ia hadir untuk menggairahkan kehidupan. Hanya saja, saat yang didamba diminta untuk hilang dalam langkah  perjalanan kedepan, kita tetap menaruh yakin pada Allah. Bahwa pendambaan itu akan digantikan dengan yang sangat baik untuk jalan cerita kita.

Jatuh cinta lah kembali. . .
Ada kekuatan dalam cinta, menampung energi yang mampu menggerakkan seluruh diri untuk berdedikasi penuh terhadap yang dicintai. Maka jatuh cintalah ! Jatuhkan cinta pada variabel yang membuat kita bahagia. Bukan kebahagiaan semu tapi kebahagiaan sejati. Jatuh cintalah pada Sang Maha Cinta, Pencipta rasa cinta itu. Dengan-Nya kita akan terjaga, terlindungi,  terselamatkan, serta terbahagiakan.  Jatuh cintalah pada diri sendiri, dengan itu kita selalu mengupayakan hal terbaik untuk membuat diri kita tenang, tentram, dan penuh semangat. Jatuh cintalah pada impian-impian kita. Dengan itu, kita selalu merindukan mentari esok dengan senyum jumawa menjemput cita seiring hasrat tuk merealisasikannya. Bila hati telah ranum di putik Ksatria tuk mengarungi samudra, jatuh cintalah padanya. Dengannya kita akan melangkah tepat menuju syurga.

Selepas yang didamba hilang. Tetaplah bersabar  agar kebaikan tetap tercurahkan.
Jatuh cintalah kembali. Syukuri setiap fasenya dan biarkan bahagia mendekap bersama rahmat-Nya.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Rencana Baru dan Strategi Baru

Hai diri, aku menyapa mu dengan cinta....Semoga Allah mencintai mu pula hai diri. . Aku sangat mencintaimu diriku sendiri. Untuk mu aku berjuang mencemerlangkan masa depan itu. "Masa Depan yang Bercahaya" yang cahayanya abadi hingga ke taman syurga. Aduhai...inginnya itu terwujud. Allahumma amin ya Mujib*senyum tak karuan^_^*

Bersin-bersin saat mengibas debu di perpustakaan pribadi. Bukan..bukan buku bacaan, bukan novel, seri motivasi, atau sejenis buku religi itu *hihi*. Ini mah buku yang sudah dua tahun lalu cuma aku tatap-tatap aja. Subhanallah, tanpa sedikit pun mau menyapa untaian angka dan huruf-huruf di dalamnya. Ada haru yang bergelut dengan tawa. Buku-buku itu kembali menyetel tembang memory selama 3 tahun 10 bulan di masa lampau. Rindu pada mu dear. *hehe*. Rindu belajar di depan layar LCD dan papan tulis.Masya Allah.....Satu puzel impian yang selama dua tahun ini ditahan dalam dada yang mengemuruh untuk meraihnya. Kembali meneguk nikmatnya ilmu seiring pencapaian cita menuju angkasa. Alhamdulillah ya Rabbal 'Alamin

Seperti biasa setiap akan masuk ke satu fase kehidupan yang berbeda nuansa dengan sebelumnya, aku menyusun beberapa langkah-langkah perencanaan untuk maksimalisasi fungsi potensi diri dalam fase tersebut dan mengoptimalkan peran dalam segenap potensi yang dimiliki. *Ais lah serius beud aih*. Iya la...! aku mah gitu orangnya.*SMILE*. Nah semua itu agar aku lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, kegiatan harian, dan aktifitas saat fase itu berjalan. Sebenarnya aku tu mau ngapain sih? Eh, tu pembaca bingung. *maap-maap*. Ceritanya mau melanjutkan studi lagi nih. Karena aku selalu percaya tidak ada batasan usia untuk terus menimba ilmu. terlebih untuk calon BUNDA PERADABAN. *What ? Hadeuh kesini lagi..eits, huhu*. Karena anak-anakku kelak wajib lahir dari seorang ibu yang cerdas. *Asek*

Biasanya, aku akan nulis kata-kata motivasi yang akan menggerakkan aku untuk menyelesaikan studi dengan baik ntar ditempel di dinding kamar,  bukan hanya cepat selesai tapi juga dapat banyak ilmu. Lalu merincikan target-target harian, bulanan, sampai tahunan. Contoh di tahun ini planningnya mau khatam hafalan Al-Qur'an *Ya Allah...mudahkan. aamiin*. Eh mau S2 tapi targetnya khatam Al-Qur'an, gimana la aku tuh. *hihi*. Gak papa sis & bro ! Biar hidup terasa lebih hidup maka visinya harus besar dan misinya mesti cetar. Nah selanjutnya aku mau launching buku kedua* yeye lalala* (bukunya masih rahasia dulu yak). Terus mau banyak deh, cukup itu aja yak yang di info in. Namanya juga kasih contoh, iya toh. 

Karena semua rencana yang sudah disusun di awal tahun kemarin berbeda dengan realisasi. *haha*. Parah nih. Baru kali ini lo aku mengalami kegagalan fatal dalam merelasikan rencana. *geleng-geleng* Sebab bagian dari rencana itu tidak bisa digapai pakai ikhtiar doang ada konspirasi semesta didalamnya *hayo apakah itu?*. Saat kuliah sampai tahun 2015 lalu aku buat perencanaan tahun sekian dapat ini dan itu, raih ini dan itu, punya ini dan itu, buat ini dan itu. Alhamdulillah dengan tekad dan kesungguhan, ketulusan hati, perjuangan yang istiqamah, optimisme yang terarah, do'a-do'a yang membusur kaki langit, sebagian besar biidznillah dan karena keMahabaikkan Allah terwujud dalam realita. Dari sebatas tulisan di atas kertas sampai menjadi kenyataan. Karena aku suka pakai metode 'Pretending Success". Tapi untuk rencana sakral tahun ini, aku tak berdaya melakukan perjuangan lebih itu.*hks hks*. Ah..sudahlah ! Life must go on...

"Jadi muslim memang harus selalu merepotkan diri dengan kebaikan. Jedanya adalah inpirasi untuk karya, geraknya merelealisasikan karya, tujuan karyanya adalah kontribusi.  Ayoklah berkarya...! hingga nama kita patut dicatat sejarah"

Mencoba mengungkit-ngungkit semangat. Jadi, aku nih sebenarnya lagi packing barang. Karena capek jadi  aku bawa nulis biar pulih energinya.*tratakdengces*.  ^_^

dah yak, lanjut dulu resberes. Na nana na...


Jumat, 05 Agustus 2016

Kepada Tuan di 'Rahasia Langit'

Untuk mu yang tengah menuju...
Apakah iya, tidak, atau entahlah
Apakah ada, tidak ada, atau euforia
Aku telah bersepakat pada do'a bahwa diri ini harus yakin bahwa Allah Maha Memperkenankan harapan baik jika memang itu baik.

Jika membangun peradaban akan dimulai dari membangun bahtera 'itu', apakah hal ini perkara sepele?
Jangan terpedaya oleh geriap gempita mereka yang memamerkan suka gembiranya, karena bisa jadi itu hanya ilusi akut yang menyeret pada kedangkalan pikiran, penyempitan makna, dan kenestapaan. 

Kita harus bersiap untuk membangunnya dengan kemurnian niat, kekuatan iman,  kesungguhan tekad, kebugaran fisik dan keluasan ilmu. Sebab estimasi yang ingin kita tuju bersama akan menerjang ombak-ombak ganas, melawan badai kejam, iklim yang tak menentu, aral melintang yang entah seberapa dahsyat perih untuk melewatinya. Perjalanan yang akan kita titi bersama adalah perjalanan yang memayahkan dan meletihkan. Sebab pulau impian yang ingin dicapai adalah kampung halaman tercinta, Syurga. Maka bahtera 'itu' kita bangun demi ibadah dan perjalanan bersama akan membuatnya semakin berenergi dengan cinta dari langit yang dikanfas dengan keimanan. Susah, lelah, jengah, dan apapun kendala dalam perjalanan kita mengarungi lautan lepas adalah ibadah kita. Aku tak mau lelah menjadi penyejuk yang  menemani dan meneguhkan nahkoda yang telah Allah tetapkan untuk memimpinku menuju pulau impian itu dibawah langit keridhoan-Nya.

Dari sekian banyak korban yang tertipu tentang membangun bahtera 'itu' semoga aku, kau, kita terselamatkan. Mereka yang meremehkan tentang bahan-bahan terbaik untuk mengkonstruksinya terpaksa kembali berenang ketepian pantai akibat kerusakan hebat menerjang karang dan ada yang akhirnya terbenam lalu mati rasa. Na'udzubillah...

Bahwa membangun bahtera 'itu' membutuhkan akumulasi upaya yang membumi dan do'a yang membujur hebat ke kaki langit. Sebab bahtera 'itu' lah yang akan membawa kita menghadang lautan lepas yang tiada penolong selain Dia. 
Gejala-gejala kerusakan itu mesti diantisipasi dengan ilmu, sebab ilmu bahan terbaik dalam menjaga performa bahtera kita kedepan. Jangan lelah memperbaharui akal dengan khazanah yang menyegarkan dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan pada diri. Untuk merawatnya, kita butuh keimanan yang kokoh. Senantiasa mewarnai bahtera 'itu' dengan atmofser ketakwaan membuatnya akan semakin indah lagi menyejukkan hati dari masing-masing kita. 

Aku sedang mempersiapkan, dan aku yakin kau pun begitu. Saat waktu yang tertera di catatan langit datang. Kita siap membangun bahtera 'itu' dengan mantap.

Amin amin amin 

Dari sekian kali fitrahnya terjatuh dan tertatih pada hati yang kurang hati-hati ditanai oleh diri, kita belajar bangkit untuk menjadi lebih baik dalam mengelola hati dan menempatkan manusia pada kadar seadanya saja. Hanya boleh Dia, Allahu ta'ala, yang menempati rating tertinggi di kerajaan hati. Sehingga apa pun yang ingin kita mulai didasari oleh keimanan termasuk jatuh hati. Dari sana kita menjadi lebih pandai memaknai kehendak-Nya, bahwa tak semestinya orang yang sempat kita cintai akan menjadi jodoh kita. Tidak..! Tidak selalu begitu jalan ceritanya. Namun orang yang menjadi jodoh kita kelak sudah semestinya kita cintai sejak akad berkumandang menggetar arasy hingga nanti Allah takdirkan keberpisahan dengannya di dunia ini. Itulah jalan cerita indah lagi mengindahkan yang sebenarnya. Tentang cinta yang ditumbuhkan saat dua hati telah sah berpadu dalam ketetapan-Nya. Menghadirkan tabur-tabur rasa yang menyempurkan segenap kerinduan. Cerita sebelumnya hanya sandiwara...seumpama lakon perasaan yang mesti diperankan sebagai insan yang memiliki hati nan fitrah. Cukup ! Itu saja, hanya sandiwara. Realita kisah cinta hanya untuk dia, cukup padanya, seseorang yang akan memperjuangkan kita hingga titik tepi 


Kepada Tuan yang masih menjadi rahasia langit.
Untuk mu,  yang kini tengah  ku upayakan  menjaga hati  dan belajar tuk membersihkan dari segala sesuatu yang merusuhkannya. Karena aku pun tengah mendo'akan agar Allah menjaga hatimu selalu.

Kita akan menghapus semua cerita masa lalu yang akan menodai hati ini. Sebersih-bersihnya tanpa ada satupun yang menodai. Dengan senantiasa menjaga kedekatan pada-Nya. Kita akan mampu menebas semua perasaan-perasaan yang sia-sia itu. Kelak di hati ini hanya ada cinta untuk mu seutuhnya demi ku renggut cinta-Nya.
Aku tengah menyiapkan hati yang akan ku tumbuhkan cinta hanya untuk mu, Tuan. Hanya untuk mu demi Dia dan agar dapatkam ridho-Nya.

Semoga Allah jaga kita selalu dalam keimanan yang terus membaik dan ketaatan yang kian meningkat. Sebab cinta kita akan berhenti di stasiun ketaatan. Kita pun akan memulai dengan keimanan, melangkah dengan keimanan, dan dengan keimanan itulah cinta kita terarah pada sakinah, mawaddah, warrahmah, dan dakwah.

Aku akan menjaga hati ini untuk mu. Karena ini sangat berharga untuk seseorang yang sangat menghargaiku kelak.
Untuk kamu yang tengah bersabar memperjuangkanku dalam do'a dan ikhtiar.
Untuk kamu yang tengah menjaga hati.
Untuk kamu yang lagi sibuk menghafal Qur'an dan memperbaiki diri.
Untuk kamu yang ingin bersamamu kucapai syurga.
InsyaAllah...

Allahumma aamiin ya Mujib 

Kamis, 28 Juli 2016

Ini untuk Kamu



Hai kamu yang pernah terjatuh. sakit yah ?. Terkadang hidup ini memang harus begitu dulu. kamu dibuat-Nya terluka. Agar kulit hati mu tergantikan dengan yang lebih kokoh dan tangguh. Kamu lagi diajari-Nya cara menyelesaikan luka-luka dengan keahlian mengobati sendiri. Lalu kamu bermetamorfosis menjadi lebih tegar. Pertahankanlah. 

Hai kamu yang pernah menangis, sepilu apa perasaan mu ? tak mengapa. Kan kamu masih manusia. Menangis bukan berarti lemah. Air mata yang mencucur itu setidaknya dapat meringankan beban-beban yang terasa berat. Hatimu masih dilembutkan, sehingga air mata dapat jatuh dengan syahdunya. Tenang saja. Selagi kamu tak luput dari mengingat Allah, maka Allah akan memperhitungkannya. Sabarlah. Sebab sabar adalah perkara penting. Semoga Allah membantu kamu untuk sabar menghadapi orang-orang yang sulit. Memang  satu  diantara kita menjadi ujian bagi yang lain. Menangis saja dan tetaplah menjadi manusia.

Hai kamu yang tengah sendiri. Kesendiran akan memberimu makna berharga. Kamu bisa lebih leluasa bercerita pada diri sendiri. Pada akhirnya, semua orang-orang juga akan pergi  satu persatu meninggalkan mu. Kecuali Allah. hanya Dia lah yang setia bersama mu. mengertikan sekarang ? Allah lah yang tak pernah pergi dari kamu. Maka kamu wajib menjadikan-Nya tetap yang pertama dan garis terdepan tujuan.

Hai kamu yang tengah ditinggalkan. Seberapa kehilangan kamu tanpanya ? Cobalah mengikhlaskan yang telah pergi. Boleh menangis karena kamu manusia namun jangan menangis terlampau lama. Sebab Allah tak menyukai sesuatu yang berlebihan. Sadarilah, hidup harus terus berjalan. Sadarilah ada tanggungjawab menantimu di depan sana. Lihat sekelilingmu, kemudian bertasbilah atas nama Allah. Itu lebih baik. 

Sungguh Dia Maha Baik, atas segala kondisi yang Dia hadiahkan dalam hidup kita. Tetaplah berbaik sangka.  Dengan itu pula  hanya kebaikan yang akan kamu temukan, meski begitu meresahkan, menggundah gulanakan, mengoncang keras perasaan,  bahkan terkadang seakan mampu merobohkan pendirian. Tetaplah berbaiksangka, pertolonganNya begitu dekat. Dia lebih dekat dari urat nadi mu. Berdo’a lah pada-Nya, karena Dia Maha mengabulkan do’a. Agar dia yang telah meninggalkan mu selamanya ‘disana’ selalu disayang Allah. 

Kita tak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sebuah awal yang buruk, namun kamu bisa membuat akhir yang indah.
Mulai saat ini.

*ternyata aku pernah menulis ini dalam buku ku" Perjalanan untuk Sebuah Mimpi" . MasyaAllah [T.T]

Menghibur-Hibur Diri

Ada banyak cara untuk menghibur diri. Apakah mengibur diri karena pernah kehilangan orang yang paling kita cintai. Apakah menghibur diri karena impian yang tergadaikan kenyataan. Apakah menghibur-hibr diri saat berada dalam himpitan. Apakah menghibur diri saat mendapat celaan dan pembicaraan orang yang tidak sedap. Apakah menghibur diri saat keinginan tidak sejalan dengan realita, Apakah menghibur diri menghadapi lelahnya aktifitas. Dan tentang kejadian duka, pilu, lara, gundah. resah, dan setipe dengannya selalu ada cara untuk kita menghibur-hibur diri.

Ada dari mereka yang menghibur diri dengan mencari kesibukan agar sedih tak lagi sempat mengetuk hati. Ada dari mereka yang menghibur diri dengan denger musik yang menghanyutkan suasana hati yang tidak enak. Ada dari mereka yang menghibur diri dengan mengunjungi tempat-tempat yang mereka percaya menemukan ketenangan disana. Ada menghibur diri dengan belanja kepasar malah, beli ini dan itu biar hatinya enjoy lagi, biasa ini berlaku untuk orang-orang elit. Dan banyak lagi , rasanya capek untuk dituliskan semua disini.

Namun, aku kagum dengan orang yang menghibur-hibur dirinya dengan dirinya sendiri. Ia mampu menemukan replika dirinya dan mengajak berdiskusi tentang masalah yang tengah dihadapi. Karena baginya jarak antara masalah dan solusi hanya sebatas sujud. Walau sempat terjatuh namun lukanya tidak membuatnya berhenti melangkah. Ia selalu menghibur-hibur diri dengan sujudnya itu. Membuat ia mampu bertahan atas semua yang terjadi. Ia selalu menghibur-hibur diri dengan kesabaran. Baginya semua pemberian Tuhan adalah baik. Ia selalu menghibur-hibur diri dengan berpikiran positif. Baginya kebahagiaan sejati tidak pernah ada di dunia ini. Kebahagiaan sejati hanya ada di syurga-Nya kelak. Untuk itu, ia selalu menghibur-hibur diri dengan harapan terindah untuk dapat menjadi salah satu pemilik kebahagian sejati itu.



Aku Masih Muda

Salah satu metode untuk sukses adalah pretending (berpura-pura). Iyapz..maka sampai kapanpun kita harus terus berpura-pura jadi anak muda. *tratatakdengces*.  Namun dengan jiwa yang sedewasa orang tua. Jiwa yang melesat jauh dari takaran usia berpadu dengan kobaran semangat jiwa muda. SEMPURNA. Saat aku membuka kenangan-kenangan di masa muda, SMA dan saat kuliah. Aku jadi merindukan kembali semangat juangku dimasa muda itu. Sehingga menyulam senyum simpul didepan layar LCD laptop saat ini. Aku yang lugu dulunya adalah seorang yang orientasinya adalah menjadi pemenang, jadi juara.  Setiap harinya adalah semangat. Setiap langkahnya adalah optimisme, setiap visulisasinya adalah kesuksesan, setiap keinginannya selalu kesungguhan tekad, setiap jamnya adalah belajar. *kalau gak belajar gak bisa sama-sama orang pintar, hihi*.Apalagi ada pak tentara yang bangunin tiap subuh sambil tendang pintu sekuat tenaga.*hahahaha*. Aku rindu Pak Karsono, rindu sangat padamu Pak. Bapak banyak mengajarkanku tentang semangat juang, tentang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran, tentang jiwa seorang pahlawan.*huhu*. Karna jiwa patriot bapak yang selalu tertatam didalamnya untuk menjaga NKRI ini. MasyaAllah rinduuuu pak. 

Walau kenangan SMA terlalu pahit untuk diulang kembali. Terlalu lelah untuk menjalaninya ulang. Kerana aku gak kuat lagi untuk lari sejauh 3,2 KM setiap pagi ditambah push up dan sit up 30 kali. Apalagi harus apel pagi dibawah terik mentari yang kalau telat dapat jatah push up dan sit up lagi. *kelenger soleha Pak...hahaha*. Ternyata aku sudah melampai dengan baik semua yang dulu aku rasa sangat sulit untuk disudahi. Dan aku rindu bisa memiliki semangat seperti itu lagi. Rindu dengan teman-teman yang juga daya juang dan semangatnya tak jauh beda. Saat impiannya untuk kuliah di Jerman, Jepang, dan kampus-kampus impian di Indonesia membuat mereka mati-matian belajar sampai-sampai dijalan pun menghafal pelajaran. Kalau di jalan dan apel pagi pegang buku dengan kantong mata yang sudah melebar.*Haha* Walau ada juga yang santai tapi tetap sukses mendapatkan nilai terbaik. Beda dengan aku yang harus memeras otak dan tenaga belajar sampai larut malam untuk bisa mendapatkan semua itu. Karena orang pintar bisa dikalahkan dengan orang rajin. Itulah yang selalu aku jadikan prinsip.*Wowww*. Aku rindu dengan jiwa yang seperti ini dan aku ingin menginstalnya kembali. Pun kurasa akan terus aku pakai sampai mati. Tapi bukan lagi tentang pencapaian pribadi namun untuk kehidupan yang lebih berarti tak sebatas dunia tapi juga akhirat.

Kelak saat sudah diberi kepercayaan untuk mengemban amanah sebagai 'Bunda Peradaban' maka semua ini akan aku tularkan pada mereka tentang jiwa heroik masa muda bundanya dulu. Lalu aku akan menghembuskan nilai-nilai keimanan bagi mereka agar tak ada resah bagi mereka untuk mengarungi samudra kehidupan ini. Walau entah kapan Allah mengizinkan  tapi tulisan ini menjadi catatan pengingatku kelak bahwa aku memiliki azam untuk mewujudkannya. Eh kok kesini ceritanya *hahaha*. Kan jadi gak kuat lanjutin ceritanya lagi nah. *haha*


Menyemai Makna Keberadaan Diri

Bukan sedikit orang yang mengejar kesuksesan di masa depan untuk dapat membuat hidupnya lebih layak dan lebih merasakan damai dan kenyamanan. Berjuang hingga berada di titik kesuksesan yang ditakar sesuai pandangan masing-masing itu benar-benar membutuhkan kesungguhan tekad. Kita tidak akan pernah memiliki gairah untuk menggapainya jika tidak ada dorongan intrinsik dalam kemauan diri. Melihat begitu banyaknya orang-orang yang sukses dan memaknai kesuksesan mereka dengan tolok ukur finansial, keluarga, dan kedudukan. Kadang membuat kita sempat memiliki angan yang sama untuk hal yang seperti ini. Setelah memepelajari ulang dan meninjau resiko negatif dari semua itu pasti kita akan manarik diri untuk tidak memiliki sudut pandang yang sama dengan mereka tentang memaknai kesuksesan.

Saat hidup kita hanya untuk menjalani kehidupan tidak sering yang kita dapati adalah sepi dan tak berarti. Namun seseorang yang menjalani hidup untuk menghidupkan maka nalurinya menyala, geraknya gesit, energinya besar, tidak akan mundur apalagi gentar terhadap kenyataan yang dihadang, semangatnya berkobar, sebab visinya besar dan tujuannya terarah. Disana mereka tidak hanya cerita tentang kepentingan pribadi tapi tentang mencurahkan kontribusi, menebar manfaat, dan menyemai makna keberadaan diri. Semoga keikhlasan semakin mengindahkan hidup yang menghidupkan itu.

Hidup akan menghidupkan dengan menyemai makna keberadaan diri. Itulah menjadikan hidup lebih bernilai. Disanalah kesuksesan sejati bagi para perindu syurga dan pejuang keridhoan Allah. Dengan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mendedikasikan diri melakukan yang terbaik, bukan untukkepentingan pribadi tapi untuk sesama.

Ittaqillah !