Selasa, 20 Maret 2018

Manusia Keren


Siang ini, menyengaja main ke perpustakaan. Saya lagi penat dengan pergulatan draft tesis yang tak berkesudahan. Pada akhirnya, membawa saya pada re-charge  akal sehat sejenak ke bacaan lepas. Jadilah, melancong ke ruang referensi lain dan exactly bukan referensi tesis (-_-). Randomly aja, pas masuk ruangan saya langsung menujuk rak biografi tokoh dan lihat buku dengan judul “100 Tokoh Zuhud” karya Syekh Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, sontak saya sabet aja tuh buku next bawa ke meja baca. Buka halaman pun juga random, direct at biografi ‘Umair bin Sa’d r.a. Alhamdulillah. Saya jadi semakin yakin bahwa buku satu-satunya kendaraan yang mampu membawa diri melintasi zaman, tempat, dan berkunjung dengan orang-orang hebat tanpa harus berpindah tempat. Semisalnya saat saya membaca biografi tersebut saya merasa seperti ditarik untuk bertemu dengan sosok yang tengah diceritakan. MasyaAllah. Beberapa hal yang saya kunci dari  ‘Umair bin Sa’d r.a, adalah Ia merupakan seseorang  yang mewarnai dunia dengan iman, menangkis gemerlap fatamorgana dunia dengan pagar wara’. Namanya harum dalam deretan orang-orang besar meski lintasannya dalam waktu sejarah serasa hanya  sekejap. Ketenangan dalam hidupnya ketika ia telah membeli rasa aman untuk akhirat dengan rasa takut terhadap dunia ini.
Cerita haru pada dialog antara Khalifah Umar bin Khathab ra dan ‘Umair bis Sa’d benar-benar menghempas kesadaran saya sangat kuat. Indah sekali kalimat yang disampaikan ‘Umair ra Sa’d ketika ditanya oleh Amirul Mukminin terhadap harta-hartanya: “Aku memberikan hartaku kepada diriku sendiri”. MasyaAllah dalam sekali makna kalimat yang keluar dari seseorang yang wara’. Arti memberikan harta untuk diri sendiri bukanlah membelanjakan untuk kemewahan dan kesenangan dirinya sendiri. Melainkan semua harta tersebut diinfakkannya di jalan Allah sampai tak satupun tersisa untuk kepentingannya, kecuali yang benar-benar dibutuhkan bagi kelangsungan hidupnya dalam mengabdi pada Allah. Lalu mengapa dikatakan diberikan pada diri sendiri?. Itu benar banget. Karena semua yang diinfakkannya dijalan Allah akan dikembalikan untuknya dalam bentuk yang lebih baik di yaumul akhir nanti. Ya Rabbi…indah sekali cerita hikmah di dapat siang ini.
Kisah dari ‘Umair ra menjadi pembelajaran tentang manajemen dunia dalam hati. Saya jadi berghairah untuk meminta pada Allah rizki bekah, melimpah ruah, dan penuh manfaat yang terbaik dari sisi-Nya untuk saya berikan pada diri saya di yaumul akhir kelak dengan menyerahkan semua rizki itu seutuhnya untuk memperjuangkan keridhoan Allah (aamiin). Uweeh…kebaca begitu cetar banget yak. ;-] Hehe namanya juga impian dan Allah mencatat semua kalimat yang baik-baik kan? Kata Om Om Motivator, kita harus membiasakan menaruh niat-niat baik yang  besar efek mashlahatnya bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dan sesama. Ingat poinnyabukan hanya membaikknya diri sendiri tapi juga membantu yang lain menjadi lebih baik itu baru manusia yang keren”.  Oh iya, karena udah terumbar kalimat “manusia keren” yah sekaligus aja mumpung lagi baca bukunya juga nih. Manusia yang keren itu  yang punya tiga senjata yakni iman, akhlak mulia, dan ilmu pengetahuan. Nah eta ! Saya kutip dari ucapan Yusuf Qardhawi.
Saya tulis aja ya (dari Buku Yusuf al-Qardhawi: “al-Mu’assasah al-Risalah”, 1979), bagaimana dengan senjata iman dan akhlak serta wawasan atau bekal intelektul apa yang mesti dimiliki manusia keren itu . “Senjata iman dan akhlak disebut sebagai bekal spiritual, sedang ilmu dan wawasan disebut sebagai bekal intelektual. Jadi secara umum bekal manusia keren itu ada dua yakni spiritual dan  intelektual. Enam wawasan  intelektual yang perlu dimiliki (*catet inih yak sis and bro !). Pertama, wawasan Islam, meliputi al-Qur’an, as-Sunnah, fiqih, dan ushul fiqih, teologi, tasawuf, dan nizham Islam. Kedua, wawasan sejarah, dari periode klasik, pertengahan hingga modern. Ketiga, sastra dan bahasa. Keempat, ilmu-ilmu sosial dan humaniora, meliputi sosiologi, antropologi, psikologi, filsafat, dan etika. Kelima, wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keenam, wawasan perkembangan dunia kontemporer, meliputi perkembangan dunia Islam, dunia Barat, perkembangan agama dan madzhab-madzhab pemikiran, serta perkembangan pergerakan Islam kontemporer.”.
                Woow kan ? Saya terengah-engah. Betapa jauhnya saya dari kekerenan itu. Haks..[T.T} Tertegun sudah saya dengan paparan manusia keren. Hhhmmm tiba-tiba kepikiran dengan kurikulum pendidikan di Indonesia yang dulu selalu saya keluhkan karena begitu banyaknya mata pelajaran yang mesti dikonsumsi oleh peserta didik. Tapi setelah membaca gagasan dari Yusuf Qardhawi, sudut pandang saya jadi berubah. Jika ditelusuri apa yang telah ditetapkan pada tujuan pendidikan sudah sangat baik yang finnaly harus membawa peserta didik untuk menjadi insan yang bertakwa (baca deh tentang tujuan pendidikan dalam permendikbud). Lagi-lagi setiap kita butuh wawasan atau bekal intelektual kan? Maka disarankan  harus menguasai enam wawasan itu (yang dipaparkan di atas) dan beberapa wawasan itu sudah diwadahi oleh mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah di negri tercinta ini. Alhamdulillah. Jadi nyesel dulu kadang gak ikhlas kalau lagi belajar karena banyak yang harus dipelajari, capeknya itu nah.Haha.. Sejatinya, jika pada fase-fase di pendidikan dasar dan menengah dulu, saya sudah menyadari bahwa semua yang dituntut oleh pendidikan itu untuk membantu saya jadi orang keren setidaknya saya bakal termotivasi buat rajin belajar. (gak sebegitunya padahal. Memang dasar males aje Wkwkwk).
                Biar jadi paket lengkap yak. Saya akan kupas penyempurna manusai keren. Yakni saat manusia itu juga melengkapi diri dengan bekal spritual kan?. Spritual disini include akhlak dan iman. Bagi saya nih ya. Akhlak dan iman ini bekal teramat penting-ting. Sifat yang mewarnai akhlak mulia itu seperti memelihara diri dari keburukan (‘Iffah), tulus (ikhlas), rendah hati (tawadhu’), bersih hati, luwes, dan empati, dsbg. Intinya punya moralitas tinggi sesempurna Rasulullah  saw gitu. Kalau dijabarin satu-satu bisa jadi satu buku loh. Nah yang penting bisa dikit-dikit diamalkan. Seperti belajar ikhlas. Yang sering saya denger dari kajian Ma’rifatullah sama  Aa Gym nih, bahwa orang-orang ikhlas itu mereka yang putus harap dari makhluk. Semua pujian, cacian, makian tidak pernah mengubah hatinya kepada Allah. Mereka  berbuat bukan karena pujian dan tetap berbuat meskipun tidak dihargai. Saya juga sedang membelajarkan hati untuk ini manteman. Oh ya. Terkait pentingnya intelektual dipandu oleh spiritual contohnya seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, jika tidak dibatasi oleh rambu-rambu ajaran agama akan menimbulkan problematika baru dalam kehidupan. Hal ini sudah menjadi pembicaraan netizen kan ya tanpa harus saya spesifikasi konten masalahnya. Memang penting sih wacana yang membahas integrasi ilmu dan agama itu. Secara filosofis mengupas dari dimensi ontologis (apa), epistimologis (bagaimana), dan oxiologis (untuk apa) yang disatukan dengan praxiologis (dari mana). Okey deh..! belajar lagi aja. hehe
Dari awal saya udah membuka cerita dengan contoh manusia keren  ‘Umair bin Sa’d ra dan finnaly ketemu buku yang bisa bantu saya untuk menjabarkan bagaimana kriteria manusia keren itu. Lumayan kunjungan ke perpustakan siang ini,  ada faedahnya. Jadi bisa nasihati diri sendiri. Btw saya nulis ini bukan untuk apa-apa. Hanya ingin lebih mudah untuk mengingat ilmu yang  saya dapatkan dan agar bisa memudahkan saya untuk mengamalkannya. Berharap jadi amal sholih saat saya melakukan dan pas ada yang nyasar ke blog ini juga mendapat hikmah dari apa yang saya tulis. Kata Pak Cahyadi Takariawan, “Tuliskan apa yang kamu tahu”. Itu !
Semoga bisa jadi manusia keren ya Nona, yakni wanita yang gagasan dan nilainya tidak pernah mati (amin)….semangat menambah wawasan dan semangat untuk memperbaiki iman dan akhlak…Allahu Akbar !
Maaf kalau ceritanya pindah kemana-mana dan gak konsisten. Hehe…hanya mumpung ingat langsung ditulis. Ambil yang baik-baik aja yak. Karena mengumpulkan mud untuk menulis itu susah banget. Setidaknya dengan baca dan nulis lepas begini bisa sejenak rehat dengan kompleksitas draft. Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar