
Siang ini,
menyengaja main ke perpustakaan. Saya lagi penat dengan pergulatan draft tesis
yang tak berkesudahan. Pada akhirnya, membawa saya pada re-charge akal sehat sejenak
ke bacaan lepas. Jadilah, melancong ke ruang referensi lain dan exactly bukan referensi tesis (-_-). Randomly aja, pas masuk ruangan saya
langsung menujuk rak biografi tokoh dan lihat buku dengan judul “100 Tokoh Zuhud”
karya Syekh Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, sontak saya sabet aja tuh buku next
bawa ke meja baca. Buka halaman pun juga random, direct at biografi ‘Umair
bin Sa’d r.a. Alhamdulillah. Saya
jadi semakin yakin bahwa buku satu-satunya kendaraan yang mampu membawa diri
melintasi zaman, tempat, dan berkunjung dengan orang-orang hebat tanpa harus
berpindah tempat. Semisalnya saat saya membaca biografi tersebut saya merasa seperti
ditarik untuk bertemu dengan sosok yang tengah diceritakan. MasyaAllah. Beberapa hal yang saya kunci
dari ‘Umair bin Sa’d r.a, adalah Ia
merupakan seseorang yang mewarnai dunia
dengan iman, menangkis gemerlap fatamorgana dunia dengan pagar wara’. Namanya
harum dalam deretan orang-orang besar meski lintasannya dalam waktu sejarah
serasa hanya sekejap. Ketenangan dalam
hidupnya ketika ia telah membeli rasa aman untuk akhirat dengan rasa takut
terhadap dunia ini.
Cerita haru pada
dialog antara Khalifah Umar bin Khathab ra dan ‘Umair bis Sa’d benar-benar
menghempas kesadaran saya sangat kuat. Indah sekali kalimat yang disampaikan ‘Umair
ra Sa’d ketika ditanya oleh Amirul Mukminin terhadap harta-hartanya: “Aku
memberikan hartaku kepada diriku sendiri”. MasyaAllah
dalam sekali makna kalimat yang keluar dari seseorang yang wara’. Arti
memberikan harta untuk diri sendiri bukanlah membelanjakan untuk kemewahan dan
kesenangan dirinya sendiri. Melainkan semua harta tersebut diinfakkannya di
jalan Allah sampai tak satupun tersisa untuk kepentingannya, kecuali yang
benar-benar dibutuhkan bagi kelangsungan hidupnya dalam mengabdi pada Allah.
Lalu mengapa dikatakan diberikan pada diri sendiri?. Itu benar banget. Karena
semua yang diinfakkannya dijalan Allah akan dikembalikan untuknya dalam bentuk
yang lebih baik di yaumul akhir nanti. Ya Rabbi…indah sekali cerita hikmah di
dapat siang ini.
Kisah dari
‘Umair ra menjadi pembelajaran tentang manajemen dunia dalam hati. Saya jadi
berghairah untuk meminta pada Allah rizki bekah, melimpah ruah, dan penuh manfaat
yang terbaik dari sisi-Nya untuk saya berikan pada diri saya di yaumul akhir kelak
dengan menyerahkan semua rizki itu seutuhnya untuk memperjuangkan keridhoan
Allah (aamiin). Uweeh…kebaca begitu cetar banget yak. ;-] Hehe namanya juga
impian dan Allah mencatat semua kalimat yang baik-baik kan? Kata Om Om
Motivator, kita harus membiasakan menaruh niat-niat baik yang besar efek mashlahatnya bagi kehidupan dunia
dan akhirat kita dan sesama. Ingat poinnya
“bukan hanya membaikknya diri sendiri
tapi juga membantu yang lain menjadi lebih baik itu baru manusia yang keren”. Oh iya, karena udah terumbar kalimat “manusia
keren” yah sekaligus aja mumpung lagi baca bukunya juga nih. Manusia yang keren
itu yang punya tiga senjata yakni iman,
akhlak mulia, dan ilmu pengetahuan. Nah eta ! Saya kutip dari ucapan Yusuf
Qardhawi.
Saya tulis aja
ya (dari Buku Yusuf al-Qardhawi: “al-Mu’assasah
al-Risalah”, 1979), bagaimana dengan senjata iman dan akhlak serta wawasan
atau bekal intelektul apa yang mesti dimiliki manusia keren itu . “Senjata iman dan akhlak disebut sebagai
bekal spiritual, sedang ilmu dan wawasan disebut sebagai bekal intelektual.
Jadi secara umum bekal manusia keren itu ada dua yakni spiritual dan intelektual. Enam wawasan intelektual yang perlu dimiliki (*catet inih yak sis and bro !). Pertama,
wawasan Islam, meliputi al-Qur’an, as-Sunnah, fiqih, dan ushul fiqih, teologi,
tasawuf, dan nizham Islam. Kedua, wawasan sejarah, dari periode klasik,
pertengahan hingga modern. Ketiga, sastra dan bahasa. Keempat, ilmu-ilmu sosial
dan humaniora, meliputi sosiologi, antropologi, psikologi, filsafat, dan etika.
Kelima, wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keenam, wawasan perkembangan
dunia kontemporer, meliputi perkembangan dunia Islam, dunia Barat, perkembangan
agama dan madzhab-madzhab pemikiran, serta perkembangan pergerakan Islam
kontemporer.”.
Woow
kan ? Saya terengah-engah. Betapa jauhnya saya dari kekerenan itu. Haks..[T.T}
Tertegun sudah saya dengan paparan manusia keren. Hhhmmm tiba-tiba kepikiran dengan kurikulum pendidikan di Indonesia
yang dulu selalu saya keluhkan karena begitu banyaknya mata pelajaran yang
mesti dikonsumsi oleh peserta didik. Tapi setelah membaca gagasan dari Yusuf
Qardhawi, sudut pandang saya jadi berubah. Jika ditelusuri apa yang telah ditetapkan
pada tujuan pendidikan sudah sangat baik yang finnaly harus membawa peserta didik untuk menjadi insan yang
bertakwa (baca deh tentang tujuan pendidikan dalam permendikbud). Lagi-lagi setiap
kita butuh wawasan atau bekal intelektual kan? Maka disarankan harus menguasai enam wawasan itu (yang dipaparkan
di atas) dan beberapa wawasan itu sudah diwadahi oleh mata pelajaran dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah di negri tercinta ini. Alhamdulillah. Jadi nyesel dulu kadang
gak ikhlas kalau lagi belajar karena banyak yang harus dipelajari, capeknya itu
nah.Haha.. Sejatinya, jika pada fase-fase di pendidikan dasar dan menengah dulu,
saya sudah menyadari bahwa semua yang dituntut oleh pendidikan itu untuk membantu
saya jadi orang keren setidaknya saya bakal termotivasi buat rajin belajar.
(gak sebegitunya padahal. Memang dasar males aje Wkwkwk).
Biar
jadi paket lengkap yak. Saya akan kupas penyempurna manusai keren. Yakni saat
manusia itu juga melengkapi diri dengan bekal spritual kan?. Spritual disini include akhlak dan iman. Bagi saya nih
ya. Akhlak dan iman ini bekal teramat penting-ting. Sifat yang mewarnai akhlak
mulia itu seperti memelihara diri dari keburukan (‘Iffah), tulus (ikhlas), rendah hati (tawadhu’), bersih hati,
luwes, dan empati, dsbg. Intinya punya moralitas tinggi sesempurna
Rasulullah saw gitu. Kalau dijabarin
satu-satu bisa jadi satu buku loh. Nah yang penting bisa dikit-dikit diamalkan.
Seperti belajar ikhlas. Yang sering saya denger dari kajian Ma’rifatullah
sama Aa Gym nih, bahwa orang-orang
ikhlas itu mereka yang putus harap dari makhluk. Semua pujian, cacian, makian
tidak pernah mengubah hatinya kepada Allah. Mereka berbuat bukan karena pujian dan tetap berbuat
meskipun tidak dihargai. Saya juga sedang membelajarkan hati untuk ini
manteman. Oh ya. Terkait pentingnya intelektual dipandu oleh spiritual
contohnya seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, jika
tidak dibatasi oleh rambu-rambu ajaran agama akan menimbulkan problematika baru
dalam kehidupan. Hal ini sudah menjadi pembicaraan netizen kan ya tanpa harus
saya spesifikasi konten masalahnya. Memang penting sih wacana yang membahas
integrasi ilmu dan agama itu. Secara filosofis mengupas dari dimensi ontologis (apa), epistimologis (bagaimana), dan oxiologis
(untuk apa) yang disatukan dengan praxiologis
(dari mana). Okey deh..! belajar lagi aja. hehe
Dari awal saya
udah membuka cerita dengan contoh manusia keren
‘Umair bin Sa’d ra dan finnaly ketemu buku yang bisa bantu saya untuk
menjabarkan bagaimana kriteria manusia keren itu. Lumayan kunjungan ke
perpustakan siang ini, ada faedahnya.
Jadi bisa nasihati diri sendiri. Btw saya nulis ini bukan untuk apa-apa. Hanya
ingin lebih mudah untuk mengingat ilmu yang
saya dapatkan dan agar bisa memudahkan saya untuk mengamalkannya.
Berharap jadi amal sholih saat saya melakukan dan pas ada yang nyasar ke blog
ini juga mendapat hikmah dari apa yang saya tulis. Kata Pak Cahyadi Takariawan,
“Tuliskan apa yang kamu tahu”. Itu !
Semoga bisa jadi
manusia keren ya Nona, yakni wanita yang gagasan dan nilainya tidak pernah mati
(amin)….semangat menambah wawasan dan semangat untuk memperbaiki iman dan
akhlak…Allahu Akbar !
Maaf kalau
ceritanya pindah kemana-mana dan gak konsisten. Hehe…hanya mumpung ingat
langsung ditulis. Ambil yang baik-baik aja yak. Karena mengumpulkan mud untuk menulis itu susah banget.
Setidaknya dengan baca dan nulis lepas begini bisa sejenak rehat dengan
kompleksitas draft. Hahaha.