Jumat, 28 September 2018

Melengkapi

Entah bagaimana dua karakter akan saling menyesuaikan, dua pemikiran akan saling menyelaraskan, dua kebiasaan akan saling mengadaptasi, dua hidup akan menjadi satu.
Apa yang kau pikirkan?

Tantangan . . .
Tantangan dalam menyelaraskan, tantangan dalam menyesuaikan, dan tantangan dalam beradaptasi.

Namun ada satu hal yang membuat tantangan itu dapat terlewati dengan baik yakni dengan saling melengkapi. Belajar menerima apapun yang di luar ekspektasi lalu menyempurnakan dengan apa yang dimiliki.
Bukan kan itu indah?
hmm?

Kelak, kau hanya perlu menjalani, bersabar, berikhtiar, berdoa, dan terus belajar mengasah ketajaman hati dari setiap kejadian yang terlewati. Jadikan Allah gardu terdepan tujuan, insya Allah sampai. Jangan berhenti, nanti tak sampai. Kuat-kuat sebentar di dunia ini, yaaa ...?

Pergi-Pulang

Benar-benar butuh waktu untuk pergi yang sebenarnya pergi. Lalu juga butuh waktu untuk pulang yang sebenarnya pulang. Mesti ada alasan yang membuat diri yakin bahwa pergi adalah yang terbaik, dengan tak lagi melihat-lihat pada apa yang sudah sepatutnya ditinggalkan. Adakalanya harus ditinggalkan untuk mendapatkan yang lebih layak. Sedih memang, karena sudah terlanjur ada dan sempat singgah. Hanya butuh waktu, butuh doa, butuh upaya untuk beranjak pulang ke sebenarnya tempat pulang.

Tenanglah...pulang yang dituju semoga adalah segala sesuatu yang membuat diri betah. Tak ada tempat yang sempurna nyaman selama di dunia. Setidaknya, selalu ada tempat yang paling utuh untuk melindungi dan menjaga dari teriknya matahari kehidupan.

Kamis, 27 September 2018

Berdaya dan Memberdayakan

Menjadi perempuan yang berdaya dan memberdayakan. Tentunya kita harus mengulas role model panutan yang tepat untuk mengeksekusi peran kita di masyarakat yang majemuk ini. Menjadi yang berdaya bagi seorang perempuan yang telah berkeluarga tak berarti menjadikannya angkuh dan menciderai peran laki-laki sebagai aktor utama pemimpin keluarga. Tentunya berdaya dalam definisi ini bagian dari manfaat diri perempuan itu sendiri di kancah rumah tangga.

Ada dari mereka yang mencoba menjadi perempuan yang berdaya dengan bertumbuh melalui karya-karyanya. Mengisi banyak waktu dengan ilmu dan amal untuk memupuk iman dan membuktikan ikrar imanya. Perempuan yang begini cukup intens sama dunia perbukuan dan suhu perpustakaan biasanya. Bisa jadi, sehari gak baca buku bisa bikin dirinya tertekan. Karena, perempuan begini selalu haus akan newly insight yang positif. Walau bisa galau dan sedih, tapi perempuan yang senang tumbuh melalui karya-karyanya selalu punya cara mengalihkan emosinya pada koridor yang berasas manfaat.

Ada juga perempuan berdaya yang pengennya selalu jadi orang produktif dan hidup untuk kebahagiaan orang lain (asas manfaat juga nih). Maka ia akan berusaha untuk positive mind. Maklum aja kalau perempuan yang dominannya suka banyak khawatir. Hal yang sepele sering dianggap bencana mematikan. Apa-apanya nangis dulu, apa-apanya ngeluh dulu, trus butuh cerita sana-sini. Nah, beda nih sama perempuan yang produktif. Baginya, waktu adalah kesempatan untuk memproduksi sebanyak mungkin kebaikan dan perbaikan. Maka apapun jenis keterpurukan yang mengetuk pintu hidupnya akan diselesaikan dengan cara pikir yang baik. Karena baginya, untuk menjadi yang dapat memberdayakan sesama maka harus cepat-cepat selesai dengan diri sendiri dulu. Tambahannya lagi, perempuan produktif ini akan sensitif bet dengan manajemen waktu. Perempuan kan suka mikirin banyak hal dalam satu waktu. Maka manajemen waktu menjadi sangat penting level langit tujuh untuk bisa menjadwal dirinya dalam mencapai target produktivitas hidupnya. Nah, bagi yang udah berkeluarga lagi lagi nih yah harus manfaatkan multitasking untuk merapikan urusan dalam rumah dan kontribusi di luar rumah. Untuk tugas ekstra begini self-control sangat memainkan perannya dan belajar gigih buat komitmen sama diri sendiri.

Terpikir, Kamu

Pernah gak sih terpikir oleh kita, kenapa bumi tak lelah berotasi? kenapa bumi tak pernah mengeluh berevolusi, dan kenapa bulan tak pernah bosan menemani bumi?

Malam ini aku memikirkan itu, juga termasuk memikirkan kenapa aku bisa tak pernah berhenti untuk mendoakan kamu agar selalu baik-baik saja disana.

Rumah Kesabaran

Jika rumah yang kita tuju adalah kesabaran, maka jalan yang harus kita tempuh adalah ujian. Jalan yang saat melaluinya akan dipenuhi genangan air mata, isak tangis, dan kegundahan.
Selama kita yakin bahwa kesabaran akan menghantarkan kita pada pahala yang tak terbatas, semoga kegigihan menempuh jalan itu selalu membuat kita kuat tuk terus melangkah.

Mudah-mudahan yah . . .

Selasa, 25 September 2018

Manajemen Keluarga Part 1

Sepertinya, untuk hari-hari kedepan mau memulai pembahasan yang serius dan agak nekan tulisan yang alay-alay. Walopun suka gatel jugak pengen nulis yang cemgitu. Apalah saya inih hanya manusia biasa, yang banyak alay nyah😂

Memang sudah saatnya membekali diri dengan ilmu, semoga apa yang sempat dibaca, dipahami, dan mencoba menulis nya kembali menjadi suatu remainder ketika Allah izinkan untuk menjalaninya.

Tentang kerumahtanggaan, saya lagi menggiatkan diri untuk belajar jadi Ibu Negara yang baik dan Budiman 😅. Hal pertama yang harus dipelajari adalah terkait manajemen emosi. Sebab ciwi² nih apa-apa pake rasa, kadang kalau kadar dismanorenya akut bisa tambah berantakan emosinya. Pengen belajar meleburkan ego, jadi istri yang taat dalam ketaatan pada Allah dengan tidak menciderai kepemimpinan Mr.Husband nantinya. Juga jauhkan hari-hari dari marah dengan mendamaikan diri sama dzikir, khusunya deket-deket sama Qur'an. Kalau bisa apapun aktifitas bisa nyambil muraja'ah. Biar emosinya stabil..begitu beberapa tipsnya.

Ilmu paling penting lainnya dalam kerumahtanggaan adalah ilmu komunikasi. Ya Allah, ini memang sering banget memicu gesekan. Jadi butuh diskusi dengan bahasa yang santun. Mengingatkan dengan cara yang baik. Menjaga perasaan pasangan sebagaimana kita ingin dijaga perasaannya. Kalau bisa sediakan waktu khusus untuk saling mengevaluasi satu sama lain, biasanya bisa manfaatkan momen saat traveling bersama. Yeee😍😍

Nah, ada hal yang harus saya tekuni banget. Ini tentang Financial Management. Sebagai Ibu Negara yang merangkum tugas bendahara harus disiplin make a financial record. Nyatet dengan rapih pemasukan dan pengeluaran. Pas baca-baca IG story mbak Apik lumayan tersegarkan wawasannya. Memang sebaiknya ada keterbukaan ekonomi bersama pasangan. Kalau diperhatikan dari yang saya baca mah, ada pasangan  yang mengamanahkan pengelolaan dana rumah tangga sepenuhnya pada Bu Istri dan ada juga pasangan yang suami memiliki peran mengatur lalu lintas keuangan dengan memberikan kepada Istri sesuai dengan kebutuhannya saja  seperti konsumsi domestik dan keperluan istri, lalu sisanya diatur sepenuhnya oleh Pak suami.  Nah, ada juga yang duduk bareng dan diatur bersama. Biar lebih terbuka dan saling tahu segala sesuatu yang terjadi pada pundi-pundi keuangan dalam rumah tangga negara mereka.

Saya yang mana?, belum tahu jugak😂. Nanti mau duduk bareng dulu untuk bikin kompensasi mana yang terbaik. Yang jelas harus saling menghargai. Juga mesti ada 'guide' buat jadi alarm pengingat manakala ada pengeluaran yang sifatnya boros atau tidak berfaedah. Terakhir, lagi-lagi butuh audit terkait pengeluaran. Kata mbak Apik ini memang penting pake banget. Sehingga dalam keluarga nanti bener-bener bisa seperti miniatur negara yang rapi dan tertata di manajemennya.

Tentu bagi seorang muslim ada yang lebih utama dari sekedar mengelola keuangan, yakni menyelaraskan pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip Islam. Harus selalu meyakinkan bahwa tidak ada satupun harta yang tidak halal (seperti riba, tolong jauhi sejauh timur dan barat) maupun syubhat dalam keuangan. Selanjutnya, mengeluarkan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak menghamburkan dengan boros, mengutamakan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).  Katanya konsep yang baik itu:

Pengeluaran = Penghasilan - Tabungan

Tabungan bisa dimasukkan dua kategori Tabungan akhirat (ZIS) dan tabungan dalam bentuk investasi. Ini dia banget !!! Lagi cari ilmu investasi yang sesuai dengan syariat Islam. Tempat penitipan harta yang berdaya guna dan tetap bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat yang mendesak.

Ada yang unik juga, kalaupun ada dikasih ujian bokek, don't worry honey 😘. Di episode cemgini bisa jadi Allah lagi ngajarin gimana caranya bersyukur dengan kecukupan, belajar manajemen duit dengan cerdas melalui hidup pas-pasan, bikin kompaksasi sama pasangan makin seru, dan yang jelas kesetiaan pun akan ditantang lebih membara (katanya sih gitu, saya gak tau apapun, wkwkwk). Juga di fase bokek-bokeknya bisa belajar untuk lebih empati karena ngerasain gimana rasanya hidup di roda bawah.

Ini sajalah dulu cuap-cuapnya. Mau lanjutin beberes dulu. Kalau cukup waktu nanti mau review buku banget yang terkait manajemen keluarga. Insya Allah.

Minggu, 23 September 2018

Mungkin Lelah

Mungkin kamu lelah, kan?
Bukan karena banyaknya aktivitas yang kamu jalani, namun sebab banyaknya beban yang berpunggung di hati, jiwa, dan akal mu.

Ayolah....
Kamu boleh belajar menghargai apa yang kamu rasakan, dengan sejenak menjadi yang tak peduli. Menutup telinga pada hal-hal yang sekiranya menghambat kamu untuk  bertumbuh menjadi lebih baik dari kamu yang kemaren bukan kamu yang lebih baik dari orang lain.

Cobalah minta maaf pada hati yang kamu buat menjalaninya perih, seperih-perihnya. Juga minta maaflah pada logika yang kamu hantam hingga capek, secapek-capeknya. Pejamkan mata dan istirahat ! Bukan karena kamu ingin lari dari kenyataan tapi agar kamu memiliki energi baru untuk menghadapinya.

" All is fine dear, don't worry everything will be fine, Let Allah hugs your heart deeply !"

Fase Pembuktian

Seketika kita telah berada di titik saat ini. Mencoba menyelesaikan 'fase pembuktian' dengan sekuat kemampuan. Fase dimana setiap orang akan berjuang menempuh life crisis dalam hidupnya. Berjalan di atas pilihan yang harus diputuskan untuk kelanjutan hidup. Berat ! Disaat semua keputusan-keputusan besar itu akan menjadi penentu seperti apa diri kita di masa mendatang?.

Ada dari mereka yang terpaksa gagal ketika berada dalam fase pembuktian. Disaat potensi tidak diperjuangkan oleh diri dan mungkin oleh keluarga. Juga ada dari mereka yang tengah belajar berdamai dengan diri sendiri sebab semua keinginan harus dibatasi peluang. Pada akhirnya, keputusan-keputusan yang terlihat gagal itu membuat banyak dari mereka putus asa dan hidup dengan kekangan penilaian orang lain. Hidup begitu tentu tidak enak kan?. Padahal, jika kita mau lebih yakin, selalu ada celah untuk memperbaiki takdir, bukan? Entahlah....

Di ruang yang lain, ada dari mereka yang tampak berhasil mendapatkan kemenangan dalam fase pembuktian itu. Mereka yang berada pada jenjang 'siapa saya' terus mengasah diri untuk membuktikan bahwa ia adalah 'manusia yang layak'.  Adakalanya, ketika seseorang  mau belajar bertumbuh lebih baik pada setiap ujian dan kegagalan yang datang, hal itu membantunya melesat jauh dari apa yang pernah ia terka terhadap dirinya sendiri. Sehingga ia bisa berperan lebih di masyarakat yang majemuk ini. Bukankah itu lebih indah? Hmm?

Keep calm and think clearly dear...
Be proud of your own self and enjoy the process !

Sabtu, 22 September 2018

Kunang-Kunang

Mungkin keindahan cahayamu tak seperti rembulan.
Mungkin terangnya sinarmu tak layak matahari.
Tapi, aku menyaksikanmu seperti kunang-kunang. Sebab setiap langkah yang kau tuju akan menjadi penebar keindahan untuk gulitanya gelap.
Kau mampu menuntun dengan terang kerlipanmu untuk menuju kebaikan perbaikan.
Apa kau kunang-kunang?
Aku suka kamu !

Menemukan

Setiap yang mencari, pada waktu yang tepat akan menemukan.
Kadang bertemu atau bisa jadi dipertemukan.
Ada titik temu yang menjadikan pencarian itu usai dan menggantikan kepergian.
Di titik itu, yang basah menjadi kering, yang lama menjadi sebentar, yang tandus kini bertumbuh, yang layu kini telah mekar kembali.
Di titik itu, kau seolah menemukan kembali dirimu yang hilang.
Dirimu yang telah lama lenyap disembunyikan ruang-ruang tunggu.
Kelak senyum itu kian pulas, bila temu menjadi satu dan dalam satu itu ada kamu, Tuan. 
Kelak  temu pun bisa menuai tabah kala pisah telah direnggut takdir.
Semoga temu kembali menjadi lebih indah, di Jannah.

Jadi Begini, Nona

Jadi kurang lebihnya begini, Nona...
Ada dari sekian tanya yang hanya perlu kau usapkan dalam doa.
Bila kau lelah, boleh lah kiranya tanyamu yang merimbun dari tanya bagaimana hingga mengapa itu diceritakan pada bulan.
Mungkin bulan tidak akan menjawab, tapi kau bisa tenang kan dengan bercerita padanya?

Nona, banyak rahasia memang dari kehidupan ini. Kadang, kau boleh tahu jawabannya. Kadang harus bersabar memecahkan teka-teki hidup ini.
Suarakanlah pada suhu dingin malam ini, tentang bagaimana dan mengapa?.
Atau lelapkan semua rasa ingin tahu itu dalam tidurmu yang pulas.
Agar saat kau terbangun, kau tahu bahwa waktu dapat memberikan alasan atas semua yang masih dalam tanda tanya itu.

Ohya, Apa bulan sudah tahu bahwa kau telah menemukan satu jawaban dari tanya mu?
About biggest question in your life.
😊

Baru

Akan ada waktunya, kita akan memulai segala sesuatu dengan perubahan baru. Berjalan di atas ubin-ubin ujian satu demi satu. Entah seperti apa kesulitan itu, entah sekuat apa kita mampu saling menguatkan pijakan, entah bagaimana iman kita kala pijakan kita mulai tersentuh duri yang memerihkan langkah tuk berjalan lagi.

Tapi memang semua telah berubah. Akan ada kekuatan baru tuk menopang kekuatan yang sebelumnya tak ada, akan ada pemikiran baru yang sebelumnya mungkin tak terpikirkan oleh diri sendiri, akan ada yang bersedia mengobati luka dan menyembuhkannya dengan hati-hati, akan ada banyak yang berubah.

Setiap yang ada pada sebelumnya telah menjadi sejarah, selanjutnya adalah tapakan baru. Suatu hal yang  tentu dulunya tak pernah terfikirkan akan melewati jalan ini. Sebuah jalan yang akan menjadi cerita-cerita baru, tentang ketaatan, perjuangan, kesetiaan, dan optimisme mencapai impian.

Bumi-Hujan

Suatu hari Bumi sangat cemas, karena hujan belum juga berkunjung.  Sebab tanpa hujan, Bumi akan menjadi pelataran tanah tandus yang tak dapat berguna lagi bagi kehidupan.

Bumi pun menengadah ke langit, meminta dengan kerendahan hati agar Penguasa Alam dapat menurunkan Hujan untuknya. Waktu demi waktu bergulir, Bumi belum tampak  tanda-tanda gemawan hitam berarak menghantarkan Hujan.

Tetiba, turunlah buliran air Hujan pada Bumi. Ah, Bumi pun sangat bahagia. Tapi Bumi tak tahu bahwa Hujan itu hanyalah kesementaraan untuk di beberapa titik untuk tujuan tertentu. Kenyataannya Hujan yang datang bukan Hujan yang tulus sebagaimana harapan Bumi, ia hanyalah Hujan sintetis yang dibuat manusia. Akhirnya, Bumi pun kembali kecewa pada langit.

Keresahan Bumi terhadap Hujan adalah buah dari hilangnya rasa percaya. Mestinya, jika Bumi yakin bahwa Tuhan lebih tahu kebutuhan Bumi dibandingkan Bumi itu sendiri maka tidak akan ada rasa kecewa dan resah.

Pada penghujung Tahun, akhirnya Hujan pun turun dengan derasnya. Membasahi sekujur bumi yang telah lama kerontang. Bumi sangat bersyukur, sebab Hujan datang pada waktu yang terbaik di sisi Tuhan bukan dalam takaran akalnya.

Jumat, 21 September 2018

Keep Fight, Keep Faith

Pengen banget bilang "Tuan, keep fight  dan keep Faith yah pake emot bunga-bunga"😂

Walau kesetiaan dalam berjuang masih dalam tahap ujian, ketaatan dan kedekatan pada Allah akan menjaga diri dari segala was-was.
Semoga yang terbaik menjadi jalan yang akan ditempuh. Namun kita tak bisa mendikte takdir, sebab manusia hanya pelakon ikhtiar. Biar semua jerih telah terenda, segenap asa telah memuncak, dan setulus ingin telah mendalam takkan bisa menggerakkan roda keputusan Tuhan.

Tuan, semoga kuat dalam berjuang.
Aku pun ingin begitu.
Keep fight, keep Faith !
Semoga spasi menjadi kata, semoga jeda menghapus jarak, semoga temu adalah takdir.
Semoga takdir dalam ridho Allah.

Senin, 17 September 2018

Kembali Tumbuh

Ada gak sih yang lebih melow dari patah?
Tapi ada pula ternyata yang lebih mengharukan setelah patah, yakni menjadi tumbuh lebih utuh dengan diperjuangkan  melalui cara yang baik.

Tuan, terima kasih...nona lagi terharu :')
Semoga urusannya dimudahkan, rizkinya dilancarkan, bebannya diringankan, sehat kuat selalu dalam 'afiat,  dan imannya selalu terjaga.
Makasih yah ^_^

Minggu, 16 September 2018

Dipertemukan-Dipisahkan

Kadang, semesta begitu apik menyajikan cerita cinta melalui sebuah skenario terbaik dari Sang Penguasa Takdir.
Menjadi uraian kisah-kisah baru untuk menyudahi sekian goresan kisah-kisah lama. Sebuah Pertemuan yang kadang harus melalui perpisahan. Sebuah perpisahan yang mengundang pertemuan.
Kemudian hati yang lelah mencari itu pun terpaku dalam meminta pada doa-doa.
Semoga yang dipisahkan adalah kebaikan, semoga yang dipertemukan adalah kebaikan.

Menemukan yang Hilang

Jangan kehilangan diri sendiri sebab masih enggan kehilangan sesuatu yang belum dilepaskan. Sayangi dirimu sendiri, lepaskan !
Bersiaplah dengan kejutan tak terduga di depan saat kamu bisa melepaskan dengan baik dan menemukan dirimu sendiri kembali.

Jumat, 14 September 2018

Izinkan dan Biarkan

Nona...
Izinkan yang lalu, pergi menjadi masa lalu.
Ada yang indah telah menunggu.
Ada yang lebih baik tengah memperjuangkan.
Ada yang menakjubkan untuk menguatkan mimpi-mimpi besarmu.

Nona...
Biarkan yang lalu, pergi menjadi pelajaran terbaik.
Ada yang telah bersabar tuk menjadi takdir.
Ada yang lebih utuh untuk menjaga mu dalam taat.
Ada yang mengagumkan untuk menemani perjalanan mu mencapai ridho Allah.

Hidup

Rasanya, kehidupan ini melulu tentang kekecewaan. Tapi rasanya jua, hanya dengan hidup dalam sabar dan syukur yang bisa menghilangkan kekecewaan itu.

Hidup ini juga isinya keperihan. Kecuali diri itu pandai menjadikan hidup menjadi layak untuk dijalani. Bukankah perih salah satu efek dari ketidakpenerimaan? Maka menerima dan berdamai dengan diri sendiri setidaknya membuat diri itu dapat merasa lebih nyaman dan layak untuk kembali bergairah menjalani kehidupan.

Juga, sulit sekali untuk bahagia jika masih hidup dengan persepsi orang lain dan membanding-bandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Karena diri itu mungkin hanya menyimak  kamuflase bahagia yang tengah menutupi segenap sedihnya. Hingga lupa apa-apa yang sudah ada, tak sadar semua yang dimiliki adalah hal yang sangat diinginkan oleh yang lain.

Selama masih hidup  rasanya sulit sekali untuk mendapatkan perasaan yang utuh. Kecuali saat diri telah selesai dengan diri sendiri dan arah langkah telah bulat tertuju pada Allah.

Kamis, 13 September 2018

Tertuju pada Tuan

Tuan, maafkan jika kelak kau  mesti terbiasa saat aku bersikap manja padamu, dan kau juga harus terbiasa bila kelak aku akan memberikan perhatian yang kadang berlebihan untukmu. Sebagaimana perhatian penuh yang aku dapati dari keluargaku.

Tuan...insyaAllah aku ingin menjadi gardu terdepan yang mendukungmu, menemani berdiri di sampingmu, menggenggam tanganmu erat dalam segenap kalut yang mendera, aku tak mau membiarkanmu berjuang sendiri atas apa yang ingin kau gapai, aku tahu lelahnya berjuang sendiri itu.

Tuan, maafkan jika sifat manja dan kekanakan ku akan membuatmu menjadi risih. Aku berharap kau mampu meluruskan apa yang masih bengkok pada  diri ini dengan cara yang lembut dan tak menyisakan luka di hati. Sebab aku sangat halus perasannya. Semoga Allah kuatkan  Tuan tuk  menjadi imam yang baik bagiku dan bagi anak-anak kita nantinya.

Tuan, bila kelak semesta berkonspirasi untuk menjadikan aku adalah takdir mu, bolehkah aku  meminta izin padamu untuk menjadi  seorang pendidik?. Sebab apapun pilihan yang akan aku putuskan akan melibatkan ridha seorang suami, ridha lelaki yang menjadi imamku, betapa pentingnya. Bila kau dengan senang hati mengizinkan, aku harap kau tidak cemburu atau marah bila satu waktu aku harus berkutat dengan paper, berlama-lama duduk menghadap  layar laptop, menyelesaikan tumpukan tugas mahasiswa, riset, dan menghadiri pertemuan rutin dengan peneliti lain.
Maafkan bila kamu akan mendapati aku yang tengah memegang kepala dengan kedua tangan bertumpu diatas meja, sambil menunduk dengan jidat berkerut, lalu aku menghela nafas panjang sebagai tanda aku sedang butuh dikuatkan. Aku berharap kau memelukku ketika engkau melihatku tertekan. Mungkin saat itu aku baru saja mengalami hari yang dengan tugas yang berat. Namun Tuan, Aku ingin sekuat tenaga menjadikan peran istri dan ibu sebagai prioritas. Tentunya, aku juga manusia biasa yang bisa lelah, bisa sakit, bisa mengeluh, dan bisa terpuruk. Semoga keluasan sabar darimu menjadi pelipur bagiku untuk tetap menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sesama. Mohon maafkan lah kelak banyaknya kurangku dalam manajemen waktu.  Walau sebenarnya aku berharap dapat melaksanakan peranku sebagai istri dan ibu dengan baik.  Kelak waktu yang paling aku cintai adalah durasi jam yang aku habiskan bersamamu dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai istri. Tak dapat dipungkiri, aku lebih suka menjalani peranku sebagai istri dan ibu. Nanti bagiku, kau dan anak-anak akan menjadi taman syurga kecil di dunia ini. Kadang membayangkannya hal ini membuat aku senyum-senyum sendiri :)

Tuan, menjadi pendidik bagiku adalah tentang kontribusi atas pilihan lini ilmu yang telah aku tekuni selama ini. Tentu, aku sangat butuh kerjasama diantara kita untuk berjalan dalam ritme yang setara untuk membendung semua kesulitan kelak. Bila nanti ada kesempatan bagiku untuk melanjutkan studi, bolehkah aku meminta restu dan kelapangan hati darimu ? mungkin aku akan kembali menjadi istri yang tiap malam lembur dengan tugas riset dan tuntutan artikel dengan deadline yang sangat ketat. Maaf jika kau akan mendapatiku dengan mata sayu, berkantung, dan terlihat amat lelah. Semoga disaat kau terbangun dan mengajakku mendirikan sholat malam di tengah ketidaksadarannya, raut wajah lelahnya akan berubah menjadi rona berseri karena sangat bahagia manakala engkau menghiburku dengan bermesraan dengan Rabb kita.

Tuan, aku ingin menjadi  madrasah terbaik bagi anak-anak kita, mulai dari menemani dan membimbing mereka belajar pada setiap kegiatan di rumah. Membacakan pada mereka kisah heroik Sang Rasul SAW dan Sahabat ra sebelum mereka terpulas tidur. Kemudian belajar menjadi teman konseling bagi anak-anak, mendengarkan cerita mereka, memberikan nasihat, motivasi, dan murajaah  hafalan bersama sambil menggodanya dengan candaan ringan agar mereka tak bosan. Tentunya, Aku juga akan menjadi kepala kebersihan dan kesehatan. mengajarkan mereka dengan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan untuk belajar rapi, tertata, dan, bersih. Agar mereka hidup sehat aku agak cerewet agar kesehatanmu dan anak-anak kita terjaga dengan baik. Maaf, kalau nanti aku rada bawel yah.

Tuan, aku akan terus belajar memasak masakan yang kau suka dan sehat demi melihat senyummu, dan melihat kau sehat bugar. Maafkan aku yang rada protektif dengan MSG, sehingga rasa sajianku mungkin amat sederhana. Juga maaf bila setelah menghabiskan makan malam aku akan melarangmu tidur langsung. Aku akan memintamu untuk bersama denganku barang beberapa jam. Untuk murajaah hafalan atau yang lainnya seperti bercerita tentang kisah-kisah para ulama. Sengaja agar kau terhindar dari risiko penyakit yang tidak baik bagi kesehatan mu.

Tuan, jika kamu sepakat aku ingin setiap akhir pekan kita  menjadwalkan untuk traveling bersama. Ohya, Tidak  lupa, setiap sore hari ataupun malam hari sepulang kita dari kesibukan kita, kita aka berkumpul di ruang keluarga atau beranda rumah. Aku akan menyajika minuman kesukaanmu dan makanan cemilan untuk menemani  saat kita berbagi cerita, mendiskusikan ide dan ilmu, atau menghabiskannya dengan candaan gurih. Ya kita, aku, kamu, dan anak-anak kita. :)

Tuan, Jangan gusar anak kita akan kekurangan wawasan, sebagai ibu aku ingin menyerupai Bu gugle bagi mereka, untuk itu kamu mesti membantuku untuk meluaskan khazanah ilmu dan sudut pandang. Jangan pula gusar anak kita akan kekurangan perhatian, sebagai ibu aku akan belajar menjadi pemerhati terbaik bagi anak-anak layaknya pemerhati setiap detak-detik roda dunia yang memiliki sebab-akibat. Ohya, usah pula gusar aku akan melupakanmu dalam menjalani tanggung jawabku, sebab sekuat-kuatnya wanita, kamu yang telah aku tetapkan sebagai teman diskusi terbaik, selimut paling hangat, lengan paling kuat untuk melindungi, jari paling lembut untuk mengusap air mata, serta figur yang paling aku percayakan untuk memimpin bahtera kelurga kita.

Tuan...kelak aku takkan pernah mau berpaling darimu. Perjalanan menua bersamamu akan dipenuhi oleh serangkaian kisah yang tak terlupakan nantinya. Semoga kita dapat saling menemani dalam taat dan istiqamah dengan menyusuri garis usia kita bersama.
😊💝

*Inilah harapan seorang Nona yang masih akan diperjuangkan kelak..semoga bisa jadi remainder 😂

Mencapai Kebahagiaan

Apapun yang ingin kau capai satu paket dengan tantangan dalam menaklukkan kekhawatiran, kelelahan, kegundahan, kesedihan, hingga rasa getir yang mempelintir. Akan menguap oleh irisan waktu saat keberanian untuk mempertanggungjawabkan pencapaian itu hilang.
Hidup ini tidak lagi soal merayakan kebahagiaan diri sendiri, tapi tentang ketulusan untuk membahagiakan siapapun yang berada dalam kehidupan mu. Itulah capaian yang mesti kau sungguhkan dalam ikhtiar.

Perjalanan Bersama

Dahulunya, kita pernah berdiskusi perihal tujuan yang ingin kita capai bersama. Dalam perjalanan yang akan kita tempuh, disepakati tentang tata tertib dan nilai-nilai yang akan kita gunakan. Hingga di titik ini kita sadar bahwa perjalanan yang kita susuri ini bukanlah jalan yang mudah seperti euforia diawal kita akan melaluinya. Bahkan untuk mampu komitmen pada apa yang telah kita sepakati terasa semakin berat.

Memang hal yang terbaik untuk melalui adalah mempersiapkan bekal. Tentu berenang di laut lebih aman saat kita telah berlatih lebih awal sebelum menyelupkan diri dibandingkan dicelupkan mendadak lalu kita dipaksa keadaan untuk bisa berenang. Walau bekal-bekal seperti mempersiapkan mental terbaik untuk diuji berkali-kali telah rasanya dimapankan. Kita tak pernah menduga selalu saja ada hal yang mengharuskan kita untuk kembali menyamakan ritme untuk melangkah.

Inilah yang sebenarnya perjalanan itu. Maka kita jadi tahu hal yang terpenting bukanlah tentang atribut apa yang kita punya dan bawa, karena semua itu hanya titipan dari Tuhan yang sewaktu-waktu bisa direnggut kembali. Namun, kesamaan visi dan misi akan menjadi kekuatan untuk menghadapi banyak hal yang tak terduga sepanjang perjalanan yang dititi.

Hingga di titik inipun kita terus berjuang untuk meleburkan ego. Menahan lelahnya untuk saling meringankan beban. Belajar untuk lebih saling mengerti akan kegiatan yang kita tekuni masing-masing. Rasanya kadang tak kuat lagi, tapi kita selalu saling mengingatkan untuk mengadukan semua keluh kesah pada Rabb kita. Tuhan yang hanya untuk-Nya kebersamaan ini diupayakan.

Kini, kita sama-sama terdiam. Berjalan dalam hening dan pikiran masing-masing. Berjuang untuk bertahan pada apa yang telah kita sepakati untuk mencapai tujuan itu. Mencoba merenung dan menemukan kembali makna bersabar dan bersyukur akan kehadiran satu sama lain. Kita telah sangat jauh dari titik awal kita melangkah bersama. Tentu, akan terus bersama dengan segala kondisi hingga sampai pada tujuan yang ingin kita capai. Mudah-mudahan keberkahan melingkari setiap derap langkah yang kita ayunkan bersama itu.

Dekat

Mungkin kau mencari terlalu jauh. Hingga tak menyadari hal yang ingin kau temukan ada di depan matamu. Kau terlalu sibuk mengarahkan pandangan ke sekian penjuru arah. Padahal kini yang kau butuhkan ada dihadapanmu. Dunia membuat kau berpaling pada niat yang tulus. Kau semakin terpesona oleh kemolekan rupa dan keindahan nan fana. Hingga kau pun lupa tentang apa sebenarnya yang tengah kau cari?
Memang sangking dekatnya menjadikan pandangan buram untuk  memandang. Disaat itu kau tak perlu menggunakan mata tapi cukup   merasakannya dengan hati. Sebab telah banyak doa darinya untukmu agar kau bersedia membawa hatimu untuk menemukannya yang kini sangat dekat.

Rabu, 12 September 2018

Menduga

Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan bahwa apa yang kau duga hanya menjadi sebatas dugaan. Dahulunya, kau kira segenap ikhtiar sebagaimana yang kau rencanakan akan serangkai dengan realita. Kau menahan diri untuk tidak melakukan apapun kecuali yang mendekatkanmu pada apa yang kau harapkan. Kau masih beranggapan ukuran yang terbaik adalah serupa yang kau harapkan. Lalu, garis waktu semakin mempertegas kenyataan bahwa tidak ada satupun yang bisa melawan kehendak Tuhan dalam memutuskan pilihan bagi dirimu.
Lantas, apa kau mengira bila ikhtiarmu satu vibrasi dengan harapan semua akan menjadi baik-baik saja?
Apa kau mengira selepas semua yang kau inginkan terwujud kau tidak akan kembali di uji?
Tidak kan?
Cobalah memaknai hidup dalam arti yang dalam akan hakikat mengapa kita harus ada di muka bumi ini.
Sebab keangkuhan diri dalam menetapkan masa depan sebentuk keculasan pada iman.
Jika memang kau yakin pada Allah, maka kau tak pernah menakar dalam takaran akal manusia yang dangkal itu tapi mengukurnya dengan kekuatan iman.
Saat perjuangan tak dibalas oleh kemenangan bukan berarti kau hancur. Tapi, kau tengah dikuatkan untuk memperjuangkan yang lebih baik untuk kemenangan yang lebih besar. Berjuang lah...jangan berhenti, nanti tidak sampai.

Pernah

Pernah, ada hati nan tengah mekar merona lalu batangnya harus dipatahkan begitu saja berkali-kali. Disini kau akan belajar memaknai kasih sayang yang sebenarnya dengan penuh kesyukuran kelak.

Pernah, semua yang kau jalani terasa hambar. Tawa bersama teman, pencapaian, kemanapun kau kunjungi situs wisata semua seperti semu. Disini kau akan belajar memaknai kebahagiaan tidak tentang bagaimana tapi perihal dengan siapa kelak.

Pernah, kesendirian menjadi hal yang mengunjungi hari-hari. Meski dalam keramaian, walau memiliki banyak kawan, dan bersama keluarga tercinta. Disini kau akan belajar tentang bersabar  menemukan.

Pernah, kekecewaan tumbuh dari hasrat yang tak di'iya'kan takdir. Disini kau akan belajar menata iman. Keyakinan pada janji Allah tidak pernah menyisakan selain hati yang lapang, bukan?

Pada akhirnya, setelah sekian banyak pelajaran yang kau tekuni maka ia akan menyampaikanmu pada jawaban atas semua tanya. Sungguh, kau tertegun atas jawaban yang berhasil kau selesaikan sendiri.
Di titik itu kau akan kembali belajar tentang makna bersyukur.
Atas nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

Cerita Random


Roda kehidupan ini memang amat pelik. Kemudian,  banyak dari beban yang kita bawa dari kehidupan ini efek dari piranti yang bernama perasaan. Kita kadang, dipaksa takdir untuk belajar bersabar saat perasaan itu harus dititipi kesedihan, kecewa, luka, dan getir. Aku kembali mengingat cerita panjang yang dikisahkan seorang driver travel malam itu. Tentang titik balik kembalinya seorang hamba pada jalan yang terbimbing. Aku juga heran, siapa sangka seorang engineer di salah satu industri pesawat terbang kini harus menjalani profesi sebagai driver travel Bandung-Jakarta. Apakah profesi itu buruk? Tentu, jawabannya ‘tidak’ namun ada dari beberapa mereka yang kurang bisa menerima hal sedemikian. Selama perjalanan ke Jakarta, aku telan semua rinci perjalanan hidup yang Bapak driver itu sampaikan. Tentang penyesalannya atas keputusan yang pernah diambilnya kala melawan arus untuk pergi dari pekerjaannya yang bonafit. Konon ceritanya, si Bapak adalah mantan ‘preman’ yang tidak terbiasa dalam kekangan aturan. Sehingga, keluar seperti menjadi titik terang menurutnya waktu itu. Di potongan cerita ini, aku termangu dan berspekulasi bahwa hidup ini memang rumit jika jauh dari petunjuk Allah namun selalu ada solusi bagi orang yang kembali. Himpitan hidup dengan empat orang anak menyentak kesadaran si Bapak untuk meninggalkan ‘hidupnya yang gelap’ (karena memang beliau jam bangunnya saat malam hari dan sepanjang hari dihabiskan untuk tidur).  Lebih lagi saat mengetahui anaknya terlibat kasus narkoba. *pahit banget ini T.T* 

Dalam perasaan yang kalut si bapak menemukan jalan untuk kembali pada jalan yang terbimbing. Mulai menyicil tuk pergi dari ruang lingkup keberantakan hidup pada ritme kehidupan yang tertata. Di akhir keputusannya pada usia hampir lanjut (sekitar 40 tahunan) si Bapak sepakat dengan dirinya menjadi seorang driver. Aku mengulas banyak ilmu dari beliau tentang dunia teknik permesinan yang pernah beliau geluti. Tak ada yang bisa mengubah masa lalu. Kita hanya bisa menerima dan memperbaiki masa depan. Itulah sari pati yang saya peras dari hikmah kisah perjalan si Bapak itu. Aku juga jadi lebih tahu diri, bahwa Allah punya kuasa untuk memuliakan dan menghinakan seseorang. Namun saat dimuliakan jangan sampai lupa diri dan saat dihinakan jangan putus asa dari rahmat Allah. Selanjutnya,  saya jadi menemukan sudut pandang baru tentang menghargai siapapun orang yang kita temui untuk mendapat ridho Allah karena kita tidak pernah tahu dengan siapa kita sedang berhadapan dan akan menjadi apa dia di masa depan. Mana tahu, satu sikap yang melukai hati seseorang yang tengah bermuamalah dengan kita menjadi lubang kesusahan kita di hari mendatang dan bisa jadi satu akhlak mulia yang kita teladani menjadi buah kebaikan yang banyak bagi masa depan nanti. So, tetaplah berbaik sangka pada siapapun dan lebih banyaklah menginstropeksi diri. Perasaan yang telah penjadi perangkat permanen tidak lagi menjadi beban kehidupan bila setiap hari selalu dimulai dengan niat untuk mencari keridhoan Allah. Jangan takut akan masa depan tapi takutlah jika hati tidak bisa merasakan syahdu tuk bertemu dengan-Nya.

Bila Hari ini

Bila hari ini menjadikan diri lebih dekat dengan Allah itu adalah hari yang paling menyenangkan.
Bila hari ini bisa berlapang hati, dapat lebih menerima, dan mampu tulus dalam beramal itu adalah hari yang baik.
Bila hari ini dapat melepaskan ingin pada tawakal itulah fase pendewasaan diri.
Bila hari ini sejagad rindu ditutup oleh doa disanalah taman kedamaian.
Bila hari ini Tuan datang menjumpai ku rasanya entah gimana.
😂

Ingin

Berpihak pada pilihan-Nya lebih membuat sang hati lega.
namun, bila kau masih membatu tuk berpihak pada inginmu maka bisa jadi sang hati akan merasakan sakit.
Kau tahu?, bahwa ada hal yang akan melukaimu dari sekian ingin itu. Yakni takdir terbaik atas doa yang dipanjatkan kepada-Nya.
Benar, takdir terbaik kadang terasa luka diawal yang kau rasa.
Tanpa kau sadari, bahwa luka itu adalah keberpihakan kau pada ingin yang dulu. Lalu takdir terbaik akan disapu waktu tuk mengantikan kulit yang terluka dengan kulit baru yang lebih baik.
Pada akhirnya, setiap orang yang menginginkan akan pasrah pada pemberian yang terbaik bagi kebaikan dirinya.
Kau, masih pada ingin mu?

Random

Hai, apa kabarnya kamu malam ini ?
Barusan aku bercerita pada gemintang malam, ohya pernahkah kau tanya padanya tentang apa yang paling kerap aku utarakan pada gemerlapan bintang di langit itu?
Jika belum...
Mungkin nanti kau akan tahu, saat cahaya bintang yang kau tatap kian menderang dalam kerlipnya ada tersimpan jutaan rindu.
Jangan tanya rindu itu milik siapa.

Kala mentari esok masih ingin tuk menyapaku, ingin sekali aku sampaikan padamu satu hal bahwa kini aku tak lagi peduli tentang indahnya pagi saat mentari menanjaki langit. Namun, aku lebih tertarik dengan siapa aku akan menikmati pagi itu setiap hari.

Aku?
Ingin kamu segera menjadi puzzle cerita yang kurangkai dalam puisi-puisi ku.
Saat malam menyelimuti senja dan bila pagi membuka hari.

Kamu ?
Semoga baik-baik disana yah.
Jangan lupa minum air putih yang cukup.
^_^

Rabu, 05 September 2018

Hey

Hey, kamu...
Aku pamit ya !
Semoga selalu sehat dan bahagia di sana.
Akhirnya, ada yang lelah dalam berjuang dan memilih untuk berhenti.
Bukan karena tak mau lagi mengupayakan, melainkan ada hal yang tak perlu dipaksakan.
Kadang ada pergi yang takkan pernah lagi pulang.
Itu aku !
Aku pamit yah, kamu baik-baik disana.
Aku takkan lagi menjadi yang mengkhawatirkan banyak hal tentang kamu.
Sebab pergi telah menjadi cara terbaik untuk lepas dari keinginan tuk menjaga hari-hari bahagiamu.

Hey...
Kamu anak baik !
Makasih banyak untuk semua tawa dan ilmu yang secara tak sengaja dapat kunikmati.
Kamu, buat aku belajar bersabar menahan diri lebih lama.
Buat aku belajar berdoa lebih syahdu.
Pada ahirnya, aku juga sadar bahwa mencintai yang datang lebih dulu akan utama kebaikannya dari sekedar berjuang menunggu dalam remangnya harapan pada seseorang yang belum tentu menjadi takdir dan terbaik bagi kebaikan diri.

Kamu !!!
Jangan berhenti bermimpi untuk menjadi yang punya kualitas terbaik versi dirimu sendiri.
Aku pamit yah...

Senin, 03 September 2018

Q&A

Q: Nanti kalau abis nikah mau ngapain? (Nanya sama diri sendiri)

A:
1. Mau berhenti dari segala ke-alay-an 😂😂. Sebab, mau jadi ibu teladan bagi anak-anak. Mau jadi istri yang dewasa bagi suami.  (Niatnya sih gitu 😅) kita liat aja gimana nantinya.

2. Mau memperbaiki ngafalan Qur'an dan mengupayakan bisa mengamalkan. Sebab, mau jadi bunda para ulama. Huhu

3. Mau jadi istri sholiha yang membahagiakan suami seutuhnya dan selamanya lahir dan batin. Hehe😆 Sebab ridho Allah telah berpindah pada ridho suami. Membahagiakan jadi tools terbaik dalam menjalani ketaatan pada Allah.

4. Mau jadi Bunda yang sholihah buat anak-anak. Sebab peradaban akan dimulai dari madrasah seorang Ibu. Huhu 😥😫

5. Mau belajar terus dan bisa diberi kesempatan untuk mengajarkannya kembali alias jadi pendidik generasi ilmuan muslim peradaban emas. Eaaa😂😉

Masih banyak lagi maunya abis nikah mah😂. Yang jelas mau jadi lebih baik, lebih deket sama Allah dan lebih manfaat,  Ini hanya catatan penting sebagai pengingat jika doa terijabah  oleh takdir.

Sabtu, 01 September 2018

Kepada Tuan, disana

Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....

Kelak,  pagi yang menyemburkan mentari tak lagi menghangatkan diri sendiri tapi telah menjadi sinar benderang kita bersama. Maka  akan ada masa kita akan menghabiskan waktu tuk harapan-harapan baru. Mengabarkan pada langit tentang asa yang akan kita upayakan. Lalu, aku akan menghidangkan secangkir minuman kesukaanmu dengan senyum tulus berbalut cinta. Menemanimu menyelesaikan bacaan-bacaan yang menjadi ladang ilmu bagiku tuk bertumbuh menjadi lebih baik. Langit akan semakin sumringah menatap ikhtiar kita bersama untuk menjadi hamba yang diridhoi oleh Rabb kita.

Kepada Tuan, yang masih disimpan takdir....
Boleh jadi suatu hari, kudapati engkau dalam wajah yang penuh kejenuhan, lipatan pekerjaan yang menumpuk, kelelahan atas aktifitas seharian di kantor dan macet di jalan, atau gangguan dalam kesehatan suatu waktu nantinya. Aku berharap bisa menjadi tempatmu tuk melerai lelah, ruang bagimu mendapat tenang, pelipur semua resah dan penat,  menjadi teman diskusi terbaik bagimu dalam merumuskan solusi dari masalah yang kau hadapi, penopang bagimu untuk berkarya, dan menjadi penghebat bagimu untuk menjadi yang bermanfaat bagi sesama. Semoga kau mau membantuku untuk merealisasinya. Bila kelak masih banyak yang belum dapat kulakukan atas capaian itu, mohon bersabarlah. Aku akan berjuang sekuat imanku untuk bisa menjadi yang kau inginkan.

Catatan Pranikah 2

Pantaskan diri, bukan membuat kriteria level tinggi. Sekiranya ini adalah nasihat yang "ngejleb" banget bagi diri ini. Sebab tak perlu menuntut yang sempurna dan mempersulit keadaan dengan batasan kriteria yang diukur dalam kaca mata penilaian dunia dan makhluk. Bukan kah pada diri ini juga tak luput dari banyak kekurangan dan kelemahan?. Maka wahai diri, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar dalam memantaskan diri hingga waktu terbaik itu tiba. Apabila ridho Allah yang dituju maka awal dari kemuliaan menjadi manusia saat telah melalui pernikahan nan barakah. Maka bila telah datang pemuda Sholih dengan niat untuk memimpin mu menuju Allah dan syurga-Nya jangan lagi menunda untuk menyegerakan kebaikan bersamanya. Semakin banyak ingin, kriteria, dan syarat hanya ladang untuk memanen kekecewaan. Dalam rumah tangga bukan tentang senang-senang kan? Tapi tentang berjuang saling membahagiakan ditengah banyak kekurangan yang dimiliki.

Maka utamakanlah kebaikan agama dan keluhuran akhlak dalam memilih dan menaruhnya dalam kriteria. Kedua itu adalah muara dari keberkahan dalam pernikahan, sebab kebersamaan dalam bingkai ibadah yang berlandaskan visi pertemuan di Syurga akan membujuk cinta dari langit tuk bersemayam di rumah tangga yang dibina.

Sangat perhatikanlah dengan cermat terkait kebaikan agama calon pasangan, sehingga pernikahan yang dibina tidak sebatas mencapai impian di dunia tapi juga tentang harapan kebahagian sejati bersama hingga ke taman Syurga. Maka, prioritaskan  dia yang hatinya dekat dengan Allah. Dengan itulah dia akan menggenggam tanganmu menuju jalan cahaya dan ruang kedaiaman iman. Bukankan pernikahan adalah sarana untuk saling memperkokoh iman?. Bersama keimanan terbaik pasangan hidup itu kelak dia akan menggodamu untuk bersujud bersama dikeheningan malam dengan hati penuh ketundukan dan kerinduan tuk menjumpai Rabbnya.

Catatan Pranikah 1

Sepenuhnya aku menyadari bahwa bahtera rumah tangga adalah sebuah program kehidupan yang kompleks. Kita butuh pasangan jiwa yang akan menjadi partner terbaik, seorang yang berani tuk  saling membersamai melewati jejal proses yang memayahkan nantinya. Bukan hanya tentang membawa diri pada kesuksesan, melainkan tetap mennguatkan dalam perjalanan saat jatuh bangun dalam berjuang. Bukan hanya memberi dukungan materi, melainkan juga menumbuhkan diri dalam khazanah ilmu yang akan menuntun diri kepada kebenaran. Jelas pasangan hidup tidak tentang kesempurnaan, melainkan perihal saling menyempurnakan dengan penuh rasa cinta.

Menjadi genap adalah amanah untuk saling menjadi tempat bertenang  saat  gelisah,  bersinergi untuk saling menyabarkan bila dalam kesulitan, bersama belajar mensyukuri apa yang dimiliki dengan mengutamakan ketaatan pada Allah.

Belajar dari teladan Bunda Khadijah Ra yang menjadi pendukung kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw. Karakteristik yang membuat Khadijah Ra menjadi pasangan yang tak terlupakan bagi sang Nabi adalah karakter penuh kesadaran dari sang Istri untuk mendukung suaminya. Kesadaran untuk setia menyimak keluh kesah problem yang dihadapi suami, kesadaran untuk sabar dalam upaya menyelesaikan hal-hal domestik rumah tangga tanpa mengganggu ketenangan sang suami dalam menuntaskan pekerjaannya, serta kesadaran dalam menciptakan suasana yang hangat dan nyaman bagi suami untuk semakin bertumbuh menjadi lebih baik.

Kelak bila telah sepakat untuk menuntaskan impian bersama. Maka semua cerita getir akan muncul sebab perjalanan tuk mencapai impian bersama pasangan hidup adalah upaya keikhlasan saling memahami satu sama lain. Pengertian dari pasangan disaat berjuang merobohkan ego masing-masing karena perbedaan yang ada.  Belajar agar mampu mengalah dan berkompromi untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan damai. Serta pengertian tuk saling meruangkan tempat sendiri bagi pasangan untuk ia menemukan ketenangan jiwanya dan berkarya.

Kesamaan visi dan misi bersama pasangan hidup melumas licin jalan mereleasisikan impian bersama. Untuk visi yang dicapai maka akan tumbuh sikap rela berlelah-lelah tuk mendukung capaian cita dari pasangan jiwa dan rela memberikan segenap jiwa dan raga untuk menopang kehidupan yang terbaik bagi pasangan hidup. Pasangan terbaik adalah yang memberikan cinta terbaik, membawa pada sesuatu yang baik dan menjadikan diri lebih baik.