Senin, 11 September 2017

Tanda Tanya

Banyak hal dari hidup ini yang masih tanda tanya. Bahkan untuk dapat tahu apakah esok mentari akan hadir kita harus bersepakat dengan malam untuk bersabar beberapa waktu hingga benar-benar ikhlas mencampakkan kelamnya tuk menyambut cahaya pagi.

Menjadi apa kita dikemudian hari, akan terjawab dengan tindakan apa yang kita lakukan hari ini. Begitu yang sering dibaca di buku-buku motivasi. Jika ingin menjadi penghafal Qur'an maka harus mencari lingkungan yang mensuport untuk betah dengan al-Qur'an, juga jika mesti menemukan pasangan hidup yang mengarahkan dan menemani untuk terjaga hafalan Qur'annya. Walau tak pernah mengerti tentang masa depan, setidaknya doa doa dan harapan baik bisa menguatkan diri pada prinsip bahwa sebagaimanapun harus tetap berjuang untuk menghafalnya. Begitu contoh sederhananya. Walau memang tetap hadir tanda tanya, apakah ada seseorang yang bisa memenuhi harapan baik itu? Kadang dangkalnya iman bisa membiarkan tanda tanya itu pada rasa khawatir yang semestinya tidak perlu ada.

Sebelumnya juga, bisa jadi ada impian-impian yang ingin diwujudkan. Semisal ingin menjadi penulis, ingin punya perpustakaan pribadi, ingin belajar ke belahan bumi lain. Kadang semua tanya akan kapan semua itu terealisasi harus bertoleransi dengan keadaan. Apalagi untuk seorang wanita, seusai melepaskan masa sendiri maka ia harus memulai vektor kehidupan yang lebih kompleks. Sehingga kewajiban-kewajiban yang mesti ditunaikan kerap membuat semua impian itu harus mengalah. Kecuali Allah menetapkan semua akan terealisasi dengan menganugerahkan baginya seseorang yang akan mendampingi hidupnya menuju impian yang didamba. Tapi yang sedemikian persentasinya sedikit.

Bisa jadi tanya-tanya yang diajukan tidak perlu untuk dijawab hanya butuh lebih memahami bahwa kehidupan itu bukan untuk banyak tanya namun untuk menjalani apa yang telah Allah tetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar