Allah tidak pernah menyiksa hatimu, tapi kamu sendirilah yang menyiksanya. Bila kamu tidak pandai menjaga hati maka terima lah gelisah dalam berharap pada makhluk.
Begitu quote yang dapat saya hikmahi dari taujih Aa Gym. Ngejleb banget. Memang benar, tidak pandainya diri menjaga hati berakibat fatal terhadap adanya noktah di hati yang mematikan kerja neokorteks. Hhhmmm banyak yang membenarkan katanya jatuh hati itu adalah suatu anugrah, namun setelah tahu hakikat saya jadi menyadari bahwa jatuh hati pada seseorang yang belum diridhoi Allah itu bentuk kedzaliman pada diri sendiri. Sebab kadar perhatian hati lebih cendrung pada hal hal yang lalai terhadap Allah. Bila hati fokusnya tidak lagi pada Allah, pasti lebih tidak produktif hidupnya untuk akhirat. Karena kesibukan hati yang lari dari Allah akan mensintesis hal hal yang tidak ada kaitannya dengan sesuatu yang Allah sukai.
Clear kan? Jatuh hatilah pada kebaikan Allah dan mengapa juga jatuh hati pada makhluk yang tidak akan memberikan kebaikan padamu, sebab Allah belum meridhoinya.
Periksa hati itu...! Jika masih ada makhluk, cepet bunuh. Sebelum ia yang membunuh kerja neokorteks mu.
Bentuk kerja neokorteks terganggu, kerjanya mau nulis yang baperan mulu...Nah -_-
Karena logika hatinya sedang di ambang sinusoidal yang acak. Sebentar bentar berpuisi, trus bersajak tentang senja dan angin. Ah...kacau dah. *lagi nunjuk diri sendiri*
Rajin baca baca jurnal sains ya atau baca buku sejarah Islam aja. Kurangi bacaan yang menularkan frekuensi limbik. Bahaya...biar hatinya terjaga aman, maka padatkan waktu dengan al-Qur'an mulai dari membaca, mentadabburi, menghafal, murajaah, mengamalkan, dan mengajarkan.
Jangan jatuh hati jika Allah tidak ridho. Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Jangan kagumi seseorang yang dhoif tapi kagumlah pada Pencipta-Nya. Mengapa kamu mesti hiasi hati pada seseorang belum tentu jadi takdir yang Allah tetapkan? Padahal Allah lebih wajib tuk selalu ada di tahta tertinggi dan terindah di hatimu.
Mohonlah ampunan pada Allah...biarkan hati kecilmu memberi fatwa.
*maaf kadang ber 'saya' dan kadang ber 'kamu' . Karena saya lagi menasihati kamu wahai diri sendiri !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar