Senin, 31 Agustus 2015

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 15


Dari jarak, aku lebih belajar lagi dalam memaknai.

Bahwa rindu akan tetap tumbuh, walau terpisah oleh jauh yang ujungnya adalah entah.

Hal ini menjadi pameo bagiku, tergelitik oleh seni menyusun rindu-rindu yang tak kunjung usai.

Dalam segenap hari-hari yang terlewati, merasakan bahwa rindu terus memainkan perannya. 

Karenanya, menjulurkan untaian do’a-do’a hingga ke etala langit. 

Terus setia menanti waktu untuk menukar jarak agar tak serumit ini lagi. 

Kini aku lebih belajar dalam menikmati jarak. Mendewasa bersama jarak. 

Sebab sejauh apapun jarak yang memisahkan, do’a dari kerinduan akan menjadi penghubungnya.

Semoga Allah tetap menjadi yang pertama dalam apapun do’a yang diminta.

Ayah semoga kerinduan ini berputikkan segala do'a-do'a kebaikan untuk Ayah.

Dengan itu, Semoga disana Ayah selalu disayang Allah.

Hingga kini aku belum menemukan cara, bagamana cara merindu tanpa mengeluarkan air mata.
Ayah....

Rabu, 26 Agustus 2015

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 14

Keluarga adalah hal yang selalu ingin dimenangkan Ayah.
Itu sebabnya, untuk kami... Ayah tidak pernah menyerah untuk memperjuangkan banyak hal.

Duhai matahari yang terbenam di senja hari. Kiranya kau bawa pula lah kesedihan ini bersamamu. Agar kuat bagiku membesarkan semangat kembali. Sesekali ingin ku belajar dari awan. Bagaimana caranya mengikhlaskan hujan jatuh ke bumi, seikhlas apa awan melepasnya.

Rinduku yang meradang berkepanjangan. Menggaunglah lewat tulisan-tulisan. Jadikanlah aku kian  garang untuk berkarya. Agar kisah Ayah menjadi amal jariyah penabur suka citanya didalam syurga.

Ayah.....
Semoga disana ayah selalu disayang Allah.
Salam rindu sepenuh jagad dari anak Ayah.

#bait_bait_rindu_anak_ayah

Minggu, 23 Agustus 2015

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 13

Ayah....
Dinding kamar ini mendifraksikan bayangan ayah.
Karna empat warna di kamar ini kan ayah yang desain dan ayah yang menyelesaikannya sampai tuntas.
Anak ayah ini banyak maunya ya yah ?
Maaf yah.....

Ayah....
Baru-baru ini terdengar berita gempa.
Dulu sekali tahun 2009 saat tahun pertama kuliah kan di padang di goncang gempa hebat yah.
Aduuuuuh, anak ayah gusar tak menentu kala itu.
Tetiba ayah datang menjemput, anak ayah baru tau ternyata ayah tak naik kendaraan sejauh puluhan kilometer untuk memastikan kondisi anak ayah baik-baik saja saat itu.
Apa ayah tak lelah ya berjalan sejauh itu ?
Ingatkan anak ayah menghambur girang sejurus mendekap ayah dengan air mata haru.
Kata Ayah, tak peduli ancaman yang akan datang, ayah akan tetap menjemput anak ayah.
Anak ayah kagum sekali.....
Ayah sangat tangguh, memang ayah pernah bilang bahwa untuk anak-anaknya segala sesuatu akan terasa ringan. Tentu saja yah, karna ayah berbuat dengan ketulusan hati dan cinta.
Untuk jasa yang tak terbalaskan...
Izinkan tulisan- tulisan ini melukiskan sebentuk penuh perjuangan ayah...
Semoga menjadi wasilah ayah untuk dimuliakan Allah.
Amiiin

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 11

Ayah....
Kemarin baru saja ayah membelai kepala ini.
Sekarang ayah sudah tak bisa lagi untuk itu.
Kemarin baru saja ayah memegang erat tangan ini untuk menyebrangi anak ayah.
Kini ayah sudah tak bisa lagi untuk itu.
Baru kemarin kan Yah semua kejadian kita itu.
Lalu ayah pergi saja.
Meninggalkan kami.
Tak apa-apa yah.
Perlahan Kami mulai memahami semua hikmah kepergian ayah.
Dan ayah tak perlu lagi khawatir disana.

Ayah....
Kemarin ayah masih pakai baju yang anak ayah setrika bukan ?
Masih menikmati hidangan yang anak ayah sajikan.
Masih bersenda gurau,'berbincang ini dan itu.
Masih melantunkan senandung dzikir bersama.
Masih mendengarkan anak ayah membaca Qur'an.
Masih mendengarkan ceramah syekh Ali Jaber, kesukaan ayah.
Masih merancang impian untuk anak ayah kedepan.
Masih melihat anak ayah pergi ke kantor.
Ah semua itu masih hangat dirasakan.
Kini ayah tidak bisa lagi untuk itu.
Karena Allah sayang dengan Ayah dan sayang dengan kita semua.
Ayah cukup melihat dari sana saja.
Melihat anak ayah terus tumbuh dalam kebaikan.
Melihat anak terus berjuang untuk mewujudkan impian ayah.
Terus bersemangat untuk membanggakan ayah.

Ayah...
Anak ayah sedang meminta kepada Allah.
Meminta dan memohon sambil berusaha agar Allah ridho.
Meminta mahkota dari dari cahaya untuk ayah nanti juga untuk mamak.
Semoga ayah senang dengan permintaan ini.
Kini anak ayah tengah berupaya untuk mewujudkan permintaannya itu.

*Salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah.....

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 11

Ayah....
Bangun pagi tadi tersentak, rasanya mau mempersiapkan sarapan untuk Ayah.
Ternyata ayah mungkin sarapan dengan cara yang lebih baik di sana, atau disana tidak ada siang dan malam ya yah ?
Menuju keluar kamar biasanya ayah sudah panasin motor pagi-pagi kan yah ?
Pagi-pagi belakangan tak terdengar lagi.
Ayah tenang saja anak ayah bisa melakukannya sendiri kok.
Lalu tidak ada lagi salam mau pergi ke kantor dan klakson dari motor ayah.
Hanya lalu lalang lalu lintas saja yang membisingkan telinga.
Lihat yang pakai baju dinas hijau itu bukan ayah ya ?
Semoga baju ayah disana dari sutra hijau ya yah. Amiiin.
Siangnya istirahat kantor, suara ayah tidak ada juga mengajak makan siang.
Entah makan apa ayah disana, semoga kesejahteraan selalu tercurahkan untuk ayah disana ya yah. Amiiin...

Ayah .....tadi sore anak ayah pulang kantor, hari pertama ke kantor yah.
Tidak lihat ayah keluar menyambut anak ayah.
Tidak menyentuh tangan ayah lagi untuk bersalam.
Ayah lihat dari sana kan, anak ayah pulang.
Ayah lihat dari sana kan yah ?
Anak ayah akan mempersiapkan hari-harinya kedepan tanpa seorang ayah lagi.
Ayah tak usah pula khawatir.
Anak ayah sudah bisa memasukkan dan mengeluarkan motor sendiri.
Sudah bisa kok yah. Sudah lebih kuat.
Ayah pasti senang dengan semua ini yah.
Jika ayah tahu anak ayah sudah bisa melakukan banyak hal yang dulu hanya ayah yang mengerjakan tanpa mengizinkan anak ayah menyentuh pekerjaan-pekerjaan itu.
Dengan sekejap, anak ayah menjadi gadis yang tegar dan kuat.
Seperti ayah dulu juga pernah ditinggalkan orang tua dalam usia yang masih belia.

Ayah bercerita panjang dulu tentang perjuangan ayah menaklukkan hidup ini, bagaimana menjinakkan perasaan agar bersahabat dengan kesabaran dan kesungguhan dalam meyakini janji Allah.
Bahwa kita harus bersemangat terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan jangan merasa lemah.
Begitu kan yah ?
Ah rindu, dengar cerita ayah.
Anak ayah pernah berencana untuk mengumpulkan kepingan-kepingan sejarah ayah dalam sebuah buku.
Semoga Allah bantu anak ayah untuk melakukannya yah.
Amiiin.

Yah...
Besok anak ayah akan lanjutkan lagi tentang perjalanan hari-harinya tanpa ayah.
Ayah, semoga selalu dalam ampunan, kesejahteraan, rahmat, dan kedamaian di sisi Allah.
Amiiin Ya Allah, ya Rabb al-'Amin.

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah...

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 9

Ayah...
Kita kini berpisah, seharusnya dulu anak ayah telah persiapkan hati untuk kehilangan.
Sehingga tak menggoncang hebat perasaan saat hal itu benar-benar terjadi.
Namun anak ayah yakin, kita akan bertemu selepas kehidupan ini, karena perpisahan saat ini, hanya menjadi jeda untuk mempersiapkan pertemuan selanjutnya.
Mungkin anak ayah akan mendaki gunung-gunung yang tinggi dari perjalanan hidupnya.
Karena di tempat-tempat tinggi ada kebahagiaan yang selama ini dijanjikan Allah.
Anak ayah akan mempersiapkan segala sesuatunya, agar kuat mendaki hingga batas tertinggi, karena ayah telah menunggu di puncak kebahagiaan 'disana'.
Iya kan yah ?

Sungguh perjuangan yang ayah bentangkan untuk anak ayah.
Meng-akar-kan nama ayah hingga ke tulang-tulang.
Bertaut erat dengan jiwa sampai relung nurani.
Hingga anak ayah tanpa sengaja menjadi peniru ulung kegigihan yang dulu pernah ayah teladankan.
Ayah tentu akan tau ceritanya nanti, setelah kita bertemu kembali.
Akan anak ayah sampaikan semua cerita perjalanan semasa kita dalam jeda perpisahan sekarang.
Cerita itu telah anak rancang alurnya sampai kita bertemu kembali, semoga Allah mengamini dan menaungi selalu dalam segala ekspektasi anak ayah yang baik-baik.
Semoga....

Ayah.....
Semoga pula Allah tak henti-henti melimpahkan segala kebaikan untuk ayah disana.
Amiiiin

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 10

Duhai langit izinkan rindu ini menjadi rasi bintang yang dapat terlihat diseluruh penduduk bumi.
Gradasi emas senja tadi sudah di jemput malam, dan ia tak lagi bisa mewakili cahaya rindu ini.
Bila mentari telah mengetuk pintu hari, biarkan saja terangnya melukiskan dengan jelas sinar kerinduan dalam dada.
Sebab rindu ini sulit didefenisikan dalam kata atau aksara.
ku harap alam mau mengejanya.
Sebab kerinduan ini adalah rasa rindu untuk mu AYAH....
Untuk ayah yang telah menyelesaikan amanahnya di dunia ini.
Rindu yang tak mau usai sedari ayah menghilang dari penglihatan kami.
Rindu yang terus berdansa mesra bersama seluruh kenangan dengan ayah.
Ini terus menjadi-jadi...

Ayah...
Anak ayah menyadari bahwa Allah memberikan kita kesukaran pada suatu hal, tetapi juga kemudahan pada hal lain. Allah Mahatahu mana yang kita mampu, mana yang kita tak mampu, sehingga kesukaran datang dalam takaran, begitu pula kemudahan.
InsyaAllah....anak ayah akan terus belajar dari sekian ujian yang dihadirkan.
Waktu yang senggang di malam ini memutar kembali rekaman masa lalu.
Tentang ayah...

Ayah....
Ada sesuatu yang menggoreskan pilu dalam rasa anak ayah.
Mengenai rencana mulia kita, insyaAllah.
Lebih tepatnya janji anak ayah untuk ayah.
Janji anak ayah untuk umroh bersama ayah.
Rencananya tahun ini atau tahun depan kan yah ?
Entah apa rencana Allah yah, merubah rencana kita itu.
Yang pasti rencana Allah tak pernah cacat dan ada hal yang sedemikian rupa kelak membuat kita tercengang-cengang dengan hikmah-Nya.
Benar kan yah ?
Anak ayah akan berusaha yah untuk merealisasikannya , namun kita takkan pernah bisa pergi bersama kesana, ke Baitullah.
Saat anak ayah berada di tanah suci pada waktu yang ditentukan Allah.
Akan anak ayah katakan pada ka'bah bahwa ayah telah lama menanggung rindu tuk bersua.
Akan anak ayah sampaikan bahwa setiap perbincangan kita acapkali menjurus pada ikhtiar untuk sujud di depan ka'bah.
Akan anak ayah ungkapkan semuanya bersama sajian do'a-do'a untuk kita semua, untuk saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan.
Akan ada waktunya yah...
Anak ayah telah mengatur caranya, namun biarkan Allah yang menentukan waktu yang terbaik dari sisi-Nya.
Ayah disana semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah ya yah.
Amiiin.

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 9

Ayah...
Kita kini berpisah, seharusnya dulu anak ayah telah persiapkan hati untuk kehilangan.
Sehingga tak menggoncang hebat perasaan saat hal itu benar-benar terjadi.
Namun anak ayah yakin, kita akan bertemu selepas kehidupan ini, karena perpisahan saat ini, hanya menjadi jeda untuk mempersiapkan pertemuan selanjutnya.
Mungkin anak ayah akan mendaki gunung-gunung yang tinggi dari perjalanan hidupnya.
Karena di tempat-tempat tinggi ada kebahagiaan yang selama ini dijanjikan Allah.
Anak ayah akan mempersiapkan segala sesuatunya, agar kuat mendaki hingga batas tertinggi, karena ayah telah menunggu di puncak kebahagiaan 'disana'.
Iya kan yah ?

Sungguh perjuangan yang ayah bentangkan untuk anak ayah.
Meng-akar-kan nama ayah hingga ke tulang-tulang.
Bertaut erat dengan jiwa sampai relung nurani.
Hingga anak ayah tanpa sengaja menjadi peniru ulung kegigihan yang dulu pernah ayah teladankan.
Ayah tentu akan tau ceritanya nanti, setelah kita bertemu kembali.
Akan anak ayah sampaikan semua cerita perjalanan semasa kita dalam jeda perpisahan sekarang.
Cerita itu telah anak rancang alurnya sampai kita bertemu kembali, semoga Allah mengamini dan menaungi selalu dalam segala ekspektasi anak ayah yang baik-baik.
Semoga....

Ayah.....
Semoga pula Allah tak henti-henti melimpahkan segala kebaikan untuk ayah disana.
Amiiiin

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 8

Seperti malam-malam kemarin, gadis itu duduk dimalam sunyi, di lantai atas, depan teras rumahnya.
Memandang rembulan sayu-sayu dan mengajaknya bicara.
Berbincang tentang sepi.
Dari pada itu.....
Tak satu manusia pun mendengar.
Bahkan oleh tanaman dan segala binatang.
Mungkin malaikat pun bingung akan mencatat apa, sebab tak ada yang terungkap.
Tidak bisa di rekam dalam pita kaset karena tidak ada suara.
Terus bercengkrama sepi.
Antara pikiran dan keyakinan.
Pembicaraan yang lebih mirip sebagai ayat-ayat panjang.
Berisi tentang kesunyiannya selama ini, senandung tentang harapannya selama ini, penyesalan atas maksiat-maksiatnya selama hidup.
Gadis sepi itu duduk sendiri.
Masih menatap rembulan.
Mengajaknya bercanda.
Tentang kesendiriannya.
Tentang hidupnya.
Tentang harapannya yang tinggi menjulang.
Rembulan itu menanyakan bagaimana rasanya sepi.
Karena rembulan tidak pernah kesepian, di langit banyak bintang.
Gadis sepi kesulitan menjelaskan.
Sampai pada suatu hari rembulan sengaja pergi, padam.
Tak bersinar padahal rembulan tidak kemana-mana.
Gadis sepi itu mencarinya.
Rembulan menatapnya dan tetap bersembunyi.
Rembulan ingin tahu apa itu sepi.
Ia menyaksikan gadis sepi itu mencarinya, melihat matanya yang kehilangan, melihat cahaya matanya yang memudar.
Gadis sepi itu duduk sendiri, di malam kelam, tanpa rembulan.
Tidak ada teman bicara, kecuali dirinya sendiri.
Jika rembulan itu ayah, maka tak perlu dijawab siapa gadis sepi itu....

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 7

Ayah...
Kini anak ayah berjalan.
Menyusuri banyak jalan dalam hidupnya.
Melalui izin Allah, Dia melihatkan jalan yang lurus membentang untuk anak ayah.
Dalam perjalanan itu tanpa ayah.
Karena ayah sudah terlebih dulu sampai pada akhir dari perjalanan tujuan kita.
Anak ayah akan menjadi manusia yang senantiasa tumbuh dan berkembang dalam perjalanan hidupnya . . .insyaAllah.
Tumbuh menjadi lebih baik, karena tak lagi manja seperti dulu.
Tumbuh menjadi lebih mandiri, karena semakin banyak pemahaman yang didapatkannya.
Tumbuh menjadi lebih tegar, karena telah melalui banyak hal yang mengokohkan jiwanya.
Lalu berkembang dalam segenap ilmu-ilmu yang bermekaran di cakrawalanya selama ini.
Berkembang untuk mencari makna sebaik-baiknya manusia.
Walau ayah pura-pura tak melihat, karena bersembunyi dibelakang seliput dimensi lain.

Ayah....
Kelak kita akan sama-sama tersenyum.
Karena kita sangat percaya kan yah, bahwa perjalanan ini nantinya akan selesai di surga.
Amiiin

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 6

Ayah...
Sejak ayah meninggalkan kami.
Anak ayah banyak belajar dan kini anak ayah memaknai kesedihan sebagai sebuah perasaan yang istimewa.
Kesedihan tidak lagi sebagai sebuah perasaan negatif yang seolah-olah membuat hidup ini hancur berantakan, membuat harapan hancur menjadi kepingan.
Anak ayah akan melihat sesuatu dari sudut pandang yang baru.
Berbahagia ketika mengalami kesedihan.
Karena perasaan itu telah mendekatkan anak ayah kepada Allah.
Sehingga kesedihan telah menjadi sebuah nikmat yang luar biasa dari Allah.
Rasa sedih itu membuat anak ayah menjadi seorang hamba yang lebih bersungguh-sungguh membenahi diri.
Jadi..... anak ayah akan menyandarkan segala beban-beban hidup ini hanya kepada-Nya.
Meminta pertolongan dan mohon ampun terus tak berbatas waktu dan kondisi.
Sebab kesedihan itu membuat anak ayah merasa sabagai hamba sejati yang tak mampu bertahan tanpa pertolongan Allah.
Perasaan sedih atas kekhawatiran sejak ayah pergi membuat anak ayah bersujud lebih lama dari biasanya.
Bagaimana kesedihan ketika merindu mampu membuat anak ayah meneteskan air mata ketika memohon pengampunan-Nya.
Hal ini amat berharga yah.
Semoga Ayah selalu bahagia 'disana' ya yah...
Karena tak ada lagi yang membuat ayah sedih, disini anak ayah akan bahagia jika kesedihan itu hadir, karena kesedihan itu bukan lagi karena dunia.
Karena kesedihan itu adalah kesedihan seorang hamba kepada Rabb-nya untuk bisa selalu dekat.
Jadilah ia energi baru untuk menyambut kebahagian.
Semoga Ayah selalu dirahmati Allah dan dinaungi dalam kasih sayang-Nya.
Amiin

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 5

Rindu dalam keingingan melupakan.
Melupakan dalam kerinduan.
Hingga rindu dan melupakan setipis membran.
Ayah.....

Sebab sudah terlanjur mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang sewaktu-waktu diambil.
Kini belajar bagaimana caranya melepaskan.
belajar bagaimana menyikapi kepergian.
Sulit sekali....
Adakala perasaan itu mampu dibendung, adakalanya membuncah sepenuh rongga dada.
Jika merindu pada mu.... Ayah.
Sebab sudah terlanjur mencintai yang sewaktu-waktu mati, yang sewaktu-waktu harus hilang.
Kini dipaksa takdir untuk belajar tentang kesendirian.
Kini belajar bagaimana membuat hari-hari terasa lebih lapang.
Ingin sangat, mampu mengosongkan diri dari apapun yang memenuhi. Hingga setiap ruang dalam hati terasa lebih lapang dan melegakan.
Lalu Ia dapat terisi dengan rasa lebih tertata dan bijaksana.
Selalu siap dengan kehilangan.
Selalu siap dengan kepergian.
Sungguhpun diri ini tidak pernah memiliki apa-apa.
Tuhan hanya menitipkan Ayah untuk dicintai.

*semoga Ayah disayang Allah

Perjalanan yang Jauhnya Masih Entah

Masalah adalah keadaan sementara, namun kebahagiaan mu mesti berlanjut hingga ke surga. Karena menuju-Nya sudah pasti dijanjikan kebahagiaan. Teruslah belajar untuk membuat Tuhan tersenyum dengan keputusan-keputusan kita. Ketidaksanggupan kita akan disanggupkan oleh Tuhan selagi kita meyakini Dia adalah Maha Segalanya.

Semesta terus mengirimkan pesan-pesan sensorik pada kita. Sayangnya abai sering kita mengenali hal ini.  Kini masih dapat kita lakukan perjalanan rasa di atas bumi bersama semesta. Pada akhirnya kita  akan mengerti, skenario-Nya menyelamatkan kita dari keburukan. Disaat Tuhan memberikan kemudahan.  Sebuah pertanda kita sedang memilih untuk bersyukur atau ingkar. Semoga Tuhan tetap menjadi yang pertama.

Percaya saja, akan ada saatnya kita terlatih melukis senyuman atas segala hal . Menertawakan hati yang sempat sesak atas ketidak-penerimaan. Mungkin saat itu kita belum memiliki pengetahuan yang cukup. Akhirnya, kita akan temukan jalan-jalan kebaikan yang lebih luas. Selama ada rasa syukur yang selalu dibawa, kemanapun dan sebagaimanapun. Menapaki perjalanan yang ujungnya masih  entah dengan  berserah seluruh diri pada-Nya. Membuat kita dapat menikmati perjalanan lebih tentram  dan ditenggarai hati nan lapang. Semoga Tuhan tetap yang digaris depan tujuan.

Semoga Tuhan menjaga kita dari kesia-siaan. Karena melakukan banyak hal yang tidak memberi kemanfaatan lebih buruk dari kematian. Sebab kematian hanya memisahkan kita dari dunia. Sedang melakukan hal sia-sia memisahkan kita dari Allah . Dan kita meski mengingat bahwa tanda berpalingnya Tuhan dari seorang hamba. Apabila Tuhan menjadikan ia sibuk pada hal-hal yang tak bermanfaat baginya. Keterlenaan kita saat berlama-lamaan dalam perkara sia-sia memperlebar jarak kita pada Tuhan. Semoga ketaatan menjadi kesibukan diri hingga akhir perjalanan yang jauhnya masih entah ini.

*nasihati diri sendiri
23-08-15@home| ©Ningsi_afj

#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi

Jumat, 21 Agustus 2015

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 4

Dengan kebal hati, ku tangkap tiap benih rindu yang enggan untuk di sapu. Aku selalu membiarkannya bersemayam, bebas menari sesukanya saja di dalam ruang hati yang telah kusediakan. Kini hanya Membatu bersama waktu. Menata rindu yang menghunjam dalam jantungku. Andai jarak mampu diajak bercengkrama. Mungkin saja yang kurindu telah duduk di tempat kesukaannya kini, meski hanya menjelma dalam bayangan. Nampaknya jarak tengah menampakkan kekejamannya. Biarlah, tetap ku percaya ada waktunya antara aku dan yang kurindu hanya sebatas pandangan mata saja. Tentu itulah waktunya kita sudah sudah berada di tempat yang abadi.
Ayah.....

Saat ini ku kunjungi sejenak jejak yang telah terlewatkan. Walau harus melihat ke belakang, masa lalu kadang memanggil tuk disapa kembali.
Tentang Ayah masih kuat membekas. Menyisakan suatu pijakan dalam hati, lantas pikiran melukiskan beribu kenangan. Meninggalkan kesan hebat yang tak kunjung mampu dilepas. Itulah yang menjadikan rindu tak pernah jera mengunjungi.
Ayah...

Semoga disana Ayah selalu disayang Allah.

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 3

Lelaki dengan sejuta ide kreatif dan ketangkasan, tersenyum jumawa bila melihat ku bercerita tentang harapan kedepan.
Ayah dengan segala kelebihan dan kekurangan selalu menyimpan banyak memori tersendiri.
Hatiku pun rindu bertalu-talu.
Terkenang slogannya, "Alam Takambang Jadikan  Guru". Ah, itu semacam sindiran halus agar aku tidak menjadi manusia kaku yang teoritis.
Bahwa ada yang megah telah digelar Tuhan untuk ku dapat sulap menjadi kehidupan yang lebih menghidupkan. Belajarlah.....! Jangan berhenti belajar !

Sudah puluhan tahun lalu, semasa kecil Ayah banyak menciptakan hal-hal menarik untuk membuat ku selalu merasa seolah menjadi  seorang putri raja. Pondok kayu yang ku sebut istana. Dimana banyak waktu-waktu gembira dihabiskan diatasnya. Sengaja dibuat Ayah, untuk aku lebih banyak mengamati alam. Sesekali ayah menunjuk satu hal dan menjelaskannya. Sesekali aku dengan banyak tanya manarik-narik baju ayah untuk  meminta Ayah menjelaskan sesuatu. Benar-benar  serasa seorang putri raja kala itu. Tentu kamu bingung bagaimana menempatkan rasa untuk mengecup apa yang pernah kulewati bersama Ayah bukan ?. hatiku pun rindu menggebu-gebu.

Karena manja seorang putri raja. Ayah kala ku kecil hanya menyuruh ku melakukan hal-hal yang kusenangi. Seperti memanjat pohon, membuat layang-layang dan menerbangkannya (ah ini yang paling aku suka), menyeret mobilan kayu yang Ayah buat dari triplek, berpuisi sambil nyengir lihat ayah, dan hal konyol lainnya. Hatiku pun rindu menggaung-gaung.

Teringat suatu hari. Setelah aku pandai bersepeda. Kedua abangku mengajak main play station (waktu itu games yang paling kece lah dizamannya) sampai malam. Pulang kerumah Ayah langsung kempesin ban sepeda (nangis sambil jerit-jerit, hhehe). Kesalnya kok sepeda abang gak di kempesin. Kata Ayah anak wanita mainnya beda dengan laki-laki. Akhirnya Ayah pun membelikan kami PS 2. Bukan main senangnya, setidaknya aku tidak perlu lagi murung setiap lihat abang main PS keluar dengan temannya. Aku  malah bisa main sendiri sepuasnya sampai jari pegal-pegal menggenggam stik. Dudududu. Rindu ku jadi bertaut-taut pada  segala hal yang di dalamnya ada Ayah.

Nantilah akan ku ceritakan lagi. Tentang laki-laki yang paling kucintai, Ayah.

Semoga disana Ayah selalu disayang Allah.

*salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah

21-08-15@home|©ningsi_afj

Kamis, 20 Agustus 2015

Ibu pada Banyak Hal Anaknya

Semua hal kini telah berubah. Ayah mu tidak akan pernah lagi duduk bersamamu, apakah sekedar berbincang santai maupun memberi wejangan untuk kamu kedepan. Kemarilah. Mendekat duduknya . Ada hal yang perlu kamu tahu.

Dinding kamarmu penuh dengan tulisan. Tentang ini dan itu. Sampai pintu lemari juga ada. Hanya bisa tersenyum simpul saat membacanya. Kelak andai kamu sudah menjadi pasangan seseorang katakan padanya bahwa dia bersedia untuk mengizinkan mu menjadi apapun yang kamu mau bila perlu mintalah dia untuk berjanji menyetujuinya. Dia semestinya mengerti bahwa menjadi seorang istri tidak serta merta menguburkan mimpi-mimpi. Tentu kamu harus lebih bijaksana dan buktikan padanya bahwa kamu adalah istri yang sangat bisa diandalkan dalam peran sebagai seorang pendamping hidup. Agar ia lebih leluasa dalam menemanimu mencapai apa yang kamu impikan.

Kelak bila kamu sudah menjadi pasangan seseorang. Ceritakanlah tentang Ayah mu padanya. Perihal banyak hal yang membantunya memainkan peran sebagai seorang Ayah yang baik. Bahwa dia dapat memimpinmu tapi tidak untuk menguasaimu. Sebab hidupmu tidak untuk dalam kuasa tangan manusia. Jika Ayah mu melihat 'disana', akan merasa tenang bahwa kamu telah dijaga oleh sosok yang mampu menggantikan tanggung jawabnya dengan penuh kesungguhan.

Kelak bila kamu sudah menjadi pasangan seseorang. Pastikan bahwa dia adalah laki-laki yang berlapang dada untuk diajak berdiskusi. Sebab kamu tetap memiliki pendapat, memiliki perasaan yang halus, hal ini perlu dikompromikan bersama-sama. merajut rumah tangga terkadang akan diuji yang pada akhirnya hanya sekedar membuktikan komitmen satu sama lain. Yang akan menjadi pendampingmu sebaiknya laki-laki yang dapat melihat masalah dari sudut pandang yang luas. Bagaimana kamu dapat mengenalinya. Kamu dapat melihat dari kata-kata yang dipilih dalam berbicara, dari segala keputusan yang dia pilih untuk hidupnya sebelum dipertemukan dengan mu.

Kelak bila kamu telah menjadi pasangan seseorang. bicaralah baik-baik. Hargai dia sebagai seorang imam dalam keluarga. Turutilah kebaikannya, nasihatnya, dan katakankan padanya bahwa dia telah menjadi sebabmu masuk syurga. Lalu syurga dia ada pada ridho orang tuanya. Yakini hatinya bahwa kamu mampu membantunya berbakti pada orang tua. Disamping itu dia juga harus mengerti bahwa Ibumu telah menjadi ibunya juga.

Kamu jangan khawatir dengan semua ini. Nanti akan ada lagi yang ingin disampaikan. Sekarang ini saja. Sengaja Ibu luangkan waktu untukmu. Karena anak perempuan Ibu ini adalah bidadari semesta. Ibu tidak rela jika pendamping mu adalah laki-laki biasa. Laki-laki itu adalah yang kelak menjadi pengganti peran Ayahmu, maka dia harus laki-laki yang luar biasa. Minimal luar biasa dalam pandangan Ibu. Sudah larut. Tidurlah nak, jangan lupa berdo'a agar tidur mu selalu dalam penjagaan Allah. Sebab Dialah sebaik-baiknya Penjaga setiap hamba-Nya.

20-08-15@ home| ©ningsi_afj

Rabu, 19 Agustus 2015

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 2

Ayah...
Sejatinya kakimu tak kuat, hanya otot yang membalut bersama tulang.
Namun, azam mu yang kuat terus mendorong hati untuk berjuang agar keluarga bahagia agar anak-anak tumbuh dalam kesejahteraan.
Maka... selain bait-bait do'a untuk mu.
Izinkan ku ucapkan terima kasih melalui sajak rindu ini.

Ayah...
Sungguh pun pedihnya hidup yang ayah telusuri, meski harus memeras keringat, terluka berat , berjalan berkilo-kilo, bahkan terjatuh parah.
Ayah tak pernah pulang dalam keluhan dan wajah kuyu.
Hingga aku tak pernah tahu semua pengorbanan itu selama ini, segala terungkap setelah ayah pergi.
Maka... selain bait-bait do'a untuk mu.
Izinkan ku ucapkan terima kasih melalui sajak rindu ini.

Ayah...
Duluuuuu sekali, ayah adalah orang yang paling setia membimbing tangan ini, terakhir kemarin saat sudah kerja di Padang. Ayah masih pegang kuat tangan ini saat menyebrang jalan.
Ayah teramat menjaga anak-anaknya dalam hal apapun.
Allah telah mempercayakan penjagaan-Nya untuk ku kepada ayah.
Maka... selain bait-bait do'a untuk mu.
Izinkan ku ucapkan terima kasih melalui sajak rindu ini.

Ayah...
Hampir setiap malam selalu ada pembicaraan yang kita buka, entah tentang politik, agama, sosial, bahkan filsafat atau cerita ini itu.
Lalu ayah akan meminta secangkir kopi dan sepiring gorengan hangat.
Sambil menyeruput minuman ayah memejamkan mata dan berkata,"mantap kopi ini!". Aku tersenyum dan menderu bahagia karenanya.
Sambil bercerita ayah menyelipkan nasihat kehidupan dan pesan-pesan untuk ku. Nasihat itu menjadi suara ayah yang hidup dalam jiwa ini.
Maka... selain bait-bait do'a untuk mu.
Izinkan ku ucapkan terima kasih melalui sajak rindu ini.

Ayah...
Kita akan bertemu selepas kehidupan ini, karena perpisahan saat ini, hanya menjadi jeda untuk mempersiapkan pertemuan selanjutnya.
Kita datang untuk pergi bukan ?
Dunia bukan tempat tinggal.
Tapi tempat meninggal
Kini Tuhan tengah menguji dengan waktu, semoga kesabaran ini memiliki batas yang lebih panjang dari waktu yang Tuhan serahkan.

'Disana' Semoga Ayah disayang Allah.....!

Selasa, 18 Agustus 2015

Ayah, Selamat Hari yang Katanya 'merdeka'

Harapan pada hari yang katanya 'merdeka'.
Semoga memang begitu.
Terbentang pemandangan indah...
Lukisan yang bersih dari warna anak-anak pengemis, dari coretan para koruptor, dari pesona hiruk pikuk aksi ganas membara, dari siluet wajah busung lapar, dari titik-titik perbudakan, dari garis antrian beras miskin, dari coreng pertikaian antar suku, dari grafik angka kriminalitas dan kenakalan remaja .

Harapan pada hari yang katanya 'merdeka'.
Semoga memang begitu.
Terbentang pesonanya ibu pertiwi ini...
Dalam lukisan itu semoga pulau-pulaunya masih utuh dan tidak ada lagi yang hilang. Sebab telah berpuluh tahun lalu darah pejuang tangguh negri mengkanfas pulau-pulau pembebasannya. Ceceran darah pejuang seakan kian menyeruakkan indahnya alam Indonesia.

Aku.....
Berharap tak banyak di hari ini. sebab Hari perdana memperingati yang katanya hari 'merdeka' tanpa Ayah.
Bagi anak yang lain mungkin biasa. Tapi aku tidak.
Kami memiliki ritual rutin dalam mempersiapkan 17 Agustus, bukan untuk makan kerupuk, bukan untuk lompat karung, bukan untuk panjat pinang, bukan ....bukan untuk hal sepele itu. Karena para Pahlawan kita memperjuangkan Indonesia bukan dengan hura-hura dan banyak bersenda gurau. Tapi dengan selogan "Merdeka atau Mati". Taruhan mereka nyawa bukan hadiah-hadiah harta semata.

Izinkan aku menguraikan ritual itu dalam sebisanya aku bercerita.
Almarhum kakek ku hidup di zaman pergulatan kebengisan belanda.
Ayah terkadang, saat malam hari mengisahkan kehidupan kakek di zaman belanda. Aku lebih banyak diam jika ayah bercerita. Sudah tabiat Ayah bahwa membawakan kisah-kisah dengan mimik dan intonasi yang seolah kita terseret dalam dunia imijinasi cerita itu. Hal yang kutangkap bahwa hidup di zaman yang katanya 'merdeka' kita mesti bersyukur. Para pemuda yang tak bersyukur itu dapat dilihat kuantitasnya di negri ini kini. Hal ini, tercitra dari data-data kenakalan remaja. Ah aku tak perlu kupas dalam cerita ini lah. Karena bukan inti cerita.

Ayah dulunya pemuda yang berbeda. Aku dapat mengatakan Ayah dulunya pemuda yang bersyukur. Buktinya terakhir 17 Agustus 2014 kemarin Ayah masih menggelar karyanya. Walau kulit tlah keriput di sedot waktu, walau telah legam di panggang sang mentari. Walau telah rapuh tulang belulang Digerogoti kerasnya perjalanan hidup , tapi Ayah tak henti mempersembahkan yang terbaik untuk memperingati jasa para pahlawan. Oh ya ? Kedengarannya hiperbol bingitz...
Aku suka bilangnya begitu. Ayah memperingati jasa pejuang negri ini dengan mempersembahkan karyanya. Karya yang dikontruksi dari besi-besi perjuangan seminggu begadang. Yakni membuat mobil hias.
Ayah selalu membuat mobil hias untuk pawai 17 Agus ditambah mendesain stand pameran. Tahun ini tentu bukan hanya aku yang kehilangan Ayah bukan ? Mereka juga kehilangan karya ayah.
Inilah ritualnya.

Jika dulu para pahlawan bergerilya. Kami pun seolah-olah sekeluarga bergerilya dengan ritual membuat mobil hias sampai pagi. Mobil hias untuk peringatan 17 Agustus. Biasanya aku hanya sanggup dekor sampai jam 01.00 wib dan ayah tak tidur sepicing pun. beberapa bulan sebelumnya Ayah sering diskusi dengan anak-anak nya dulu tentang desain mobil yang akan di rancang (Ah rindu...!). Tahu kan betapa ngantuk nya kalau pagi jika semalaman gak tidur. Mungkin ayah mengantuk. Entah kenapa tetap saja Ayah ke lokasi pawai untuk memastikan karya nya dalam kondisi baik dan aman sampai selesai acara. Subhanallah... Ayah tu mah gitu orangnya. Hehehe. Unlimited deh kobar semangatnya. Alhamdulillah karya Ayah selalu menang. Pernah juara 1 bahkan. "Cieeee Ayah, Selamat ya juara. Keren Ayah ini lah hah",kata ku dulu. Ayah Jawab, "Nah kalau anak Ayah bisa apa ?"(gigit jari waktu itu, sambil cengengesan ).

Jika aku tanya untuk apalah Yah mati-matian buat mobil hias toh yang dapat nama kan provinsi atau kabupaten. Nama Ayah tidak pernah disebut kan ?. Tahu Ayah jawab apa ?. "Nak, Ayah tidak pernah berkarya untuk menang, semua dilakukan hanya untuk menyalurkan bakat. Jika ada orang yang senang dengan kebaikan yang kita lakukan mengapa mesti berhenti berbuat. Orang ikhlas itu kan tidak perlu mengharap namanya disebut-sebut. Namun orang akan merasa kehilangan saat Ia telah tiada". (Aduh jadi mewek neh nulis nasihat Ayah, lap ingus dulu). Ayah mah gitu orang nya. Sekarang apa yang Ayah ucapkan terbukti. Mereka kehilangan karya Ayah, dan mereka akan kenal nama Ayah setelah Ayah beranjak ke 'dimensi' lain. Sebab tak ada lagi bertengger karya secetar yang Ayah buat. Dan kami disini tak lagi melakukan ritual perjuang itu.

Menjelang subuh hari yang katanya 'merdeka' aku sendiri.
Jauh dari tumpah ruah canda tawa merayakan kepenatan berjuang tuk sambut raja siang datang.
Sebab hari ini, katanya hari 'merdeka'.
Semoga memang begitu adanya.

Kata Ayah, "Nak, untuk kita merdeka itu sebentuk perjuangan membebaskan diri dari kemalasan lalu beranjak untuk lebih menghargai hidup".
Nasihat yang hidup lantas sejati bersenandung dalam jiwa anak ayah.
Ayah disana tengah berjuang apa ?
Kami disini....
Berjuang tak henti mendoakan agar Ayah 'disana' disayang Allah selalu.

Selamat hari yang katanya 'merdeka' Ayah.....!

*salam rindu sepenuh jagad dari anak Ayah

©ningsi_afj

#bait_bait_rindu_anak_ayah

17 Agustus 2015 @home

Bait-Bait Rindu Anak Ayah

Pulang kantor lihat motor Ayah terparkir  di teras rumah. Serasa Ayah akan menyambut keluar dengan seulas senyuman. Maka kepenatan selama 8 jam kerja itu rontok sedikit demi sedikit. Ternyata Ayah tidak ada.  Ayah tidak lagi berdiri di tempat yang biasanya berdiri.

Segala yang nanti adalah entah,  maka yang terbaik adalah mencintai yang saat ini. Mengerti bahwa tidak semua hal bisa diperbaiki. Ada kalanya itu hanya dapat diterima, lantas dijadikan pelajaran serta pembenahan.Karena masa lalu tlah jadi jarak yang terjauh dan kita tak pernah mampu lagi menempuhnya.

Masa lalu itu ..
Masa Ayah masih ada, tempat aku diizinkan Tuhan untuk memandangnya dengan utuh. Lalu ku baca dari tubuhnya  sikap kelembutan namun tetap perkasa. Aku jadi belajar dari Ayah tentang banyak hal . Teladan kebaikan yang disisihkan Tuhan untukku melalui Ayah.

Di dunia ini memang tidak sedikit hal yang menjadikan kita bersedih, disamping itu kita juga perlu tahu bahwa banyak hal yang menunggu di hari esok  untuk kita rayakan kebahagiaan.

Tuhan  Semesta kini menyembunyikan Ayah dengan sedemikian cara.
Hingga aku mencari sedemikian hingga tak kunjung bersua.
Sebab Alam telah bersekongkol memecahkan dimensi.
Aku disini dan Ayah 'disana '.

Tuhan Semesta...
Kiranya jangan bosan mendengar  pintaku.
Aku yang acap salah menafsirkan rencana Mu.
Sesesal mungkin mengupayakan Kau tatap kembali.
Untuk permintaan sakral bagi anak manusia yang  kehilangan.
Sayangi ayah 'disana' yang dulu Engkau percaya untuk kubaktikan sedebu jasa.

Disana ....semoga Ayah tengah merayakan kebahagian.
Disana..... semoga Ayah disayang Allah.

©ningsi_afj

#bait_bait_rindu_anak_ayah

18 Agustus 2015 @home