Oleh: Sulastriya
Ningsi
Mematri diKau
penuh seluruh
Kian menggeliat
tuk sentilkan tambur imijinasi
Mengembara di
arakan hati
Asa menyusup di
lubang tepas
Rasa tersita di
secarik kertas
Tinta keramat menjalar
di puing-puing helaian
Tertoreh
sebuncah harapan pujangga hina
Karena Dia yang
membumbung agung tuk bisa dicinta
Hanya dengan
seni aku bisa bercerita
Dalam teater
kata yang dilumat seadanya
Disebab kacung
masih terpancung
Menguras oase
kalbu pilu menahun
Meredam gesa
mendulang sabar
Mengubur nista
membongkar mulia
Menanam takwa
mencabut nestapa
Mengalirlah
damai di sungai tenang
Mengintai zamrud
syurga bisa dipulung
Taburkan benih
kebaikan kian subur
Menjaga bangsa
lewati gang genk takwa
Memintal murka
butuh budaya berpoles syari’ah
Bawa mereka ke gelanggang
Jannah
Kini silaku
terpahat meratap kuat
Lototan lautan
firman suci berkelabat.
Astaghfirullah…!
Dungu
memanjakanku
Hingga derita
terjulur bersemburan
Ragaku
terpental, sukmaku terjungkal
Ubun-ubun
terantuk tembok hambar
Akal terpasung
rentetan linier
Tuhan pun Maha
Cerdas, mengapa kita didongkrak kebodohan
Pengajaran pula
sarat artistik, menyeni, lembut, subtil, bertalenta, dan hebat
Tolok ukur
menyemai ilmu dan amal
Mensintesis
jelma menawan rupa negara
Mengaum,
mengguruh, menerpa tiap sudut kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar