Jumat, 27 September 2013

Cerita Hari ini

      Pagi ini matahari kembali menyapa ku dengan kehangatannya yang menyela di kisi-kisi kaca jendela kamar. Ada fluktuasi yang berbeda dengan hari yang lumrah berlalu. Sudah dua hari aku masuk kerja. Sontak kebiasaan semasa kuliah yang nyantai, gontai,aduhai semua tugas pun dilabrak dengan lalai. Mhhhh, agaknya kini sebuah bukit tuntutan mulai menghimpun di dataran kehidupanku, seolah fajar benar-benar memuntahkah amarahnya karena aku tidak rutin menemani ia menyingsingkan sinar. kini dengan segenap usaha aku tidak boleh lagi tidur setelah shalat subuh. Sebenarnya aku sudah sangat lama tahu ini banyak mudharatnya. Dari segi kesehatan, tidur setelah shalat tubuh dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit seperti pelupa, penurunan imun tubuh, dan penyakit persendian. Disamping itu dari segi agama, Rasul saw sangat tidak menyukai kebiasaan tidur setelah shalat tubuh. Nah, kalau dari sisi rezeki, hehehe ntar bisa di patok ayam duluan tuh. Sudahlah, kini juga aku tobat kok. Tobat karena keterpaksaan, tidak apa juga di awali dengan keterpaksaan sebagai latihan awal menjelang terciptanya kebiasaan kan ?.   
     Setelah mempersiapkan semuanya aku beringsut menyesuri jalan ke kantor. Ada juga rasa ini diselipi kecanggungan.  aku merasa terlalu dini untuk mengarungi aroma kerja yang teramat menjenuhkan. Apalagi sebenarnya aku wanita yang tidak dituntut lebih untuk mengais rizki, itu kan kerja laki-laki. bukanlah aku bisa pulang kampung dan bantu-bantu kedua orang tua ku dirumah. nyuci piring, nyapu, ngepel, dan menggarap segenap perkerjaan rumah. Loh ! ini tidak sesuai denga tuntunan zaman neng,,,, membahagiakan orang tua tidak hanya dengan kita selalu berada disisi mereka untuk melayani apa-apa yang dibutuhkannya. Namun ketika kita dapat menjadi orang lebih bermanfaat bagi umat itu jauh akan lebih membanggakan orang tua. semua azam inilah yang menjadikan langkahku semakin tegap dan derapnya kian pasti untuk mencari ridho-NYa melalui menjemput rizki yang halal. Iya sih ini agak berlebihan, tapi ngak juga kok, biasa aja tuh bagi  aku. hehehe.  kalau dipikir kedinian dalam bekerja, maka jauhlah lebih belia para anak gelandangan itu. yakni mereka juga udah kerja untuk mendapatkan sesuap nasi dengan apapun profesi yang mereka sanggupi, ngamen, mulung, bahkan nyopet (ini janga ditiru !).  Jadi usia itu tidak membatasi kemandirian hidup.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar