Sabtu, 20 Januari 2018

Karya



Karya menjadi bukti kontribusi diri bagi negri dan kemuliaan agama. Segera gesakan mimpi itu dalam kemah cita-cita yang teramat hebat untuk diupayakan. Jika seorang Theodore Hertzl  dalam mimpi busuk dapat ia rekam dalam cita-cita agungnya, yakni 50 tahun sejak ia mendeklarasaikan mimpi itu maka Israel pada tahun 1948 berdiri secara resmi dan penguasaan Yahudi terhadap Palestina menjadi realita atas izin Allah. Karya kejahatan yang dihembuskan oleh semangat juang, totalitas dan kedisiplinan untuk menuju keinginan terlaknat itu telah membuat seorang Theodore Hertzl  lega dan tersenyum pulas.  Lantas sebagai seorang Muslim yang Allah adalah penolongnya dan sumber energi paling massif yang mampu menguatkannya, mesti memiliki mimpi yang lebih agung, lebih besar, lebih fantastis untuk kemuliaan Agama ini. Sebagai Muslim yang memiliki amanah untuk mengelola bumi ini menjadi bagian dari semesta yang berkesimbangan dan harmonis, maka tidak ada waktu rehat selama di dunia ini. Diri itu tidak boleh hanya sebagai penonton tapi mesti menjadi aktor utama yang memobilisasi penegakan kebenaran dan pemberangus kebatilan. Memang bukan jalan yang mudah untuk ditempuh, tapi jalan ini menjanjikan kehidupan yang lebih layak di yaumul akhir. Segenap gangguan adalah pemandangan indah yang harus dinikmati, setiap aral adalah teman terhebat untuk menguatkan jiwa dan menumbuhkan kebijaksanaan diri. 

Jadikan hadirnya diri sebagai makna bagi kehidupan orang lain, mampu memotivasi dan memberikan inspirasi bagi penduduk semesta. Mulai lah dari hal paling sederhana, langkah kecil yang terus menerus digontaikan pada jalan-jalan kebaikan dan perbaikan. Dengan harapan baik dan demi keridhoan Allah bahwa satu masa kelak diri itu menjadi bagian dari catatan sejarah yang diwariskan, termasuk pada kisah-kisah hebat yang dapat mengubah dan menggubah suatu peradaban dunia Islam yang lebih indah dan suci. 

Sepucuk tekad yang terus bertumbuhan dalam bara semangat akan menelan rasa letih dan payah dalam perjuangan mencapai cita-cita yang baik itu. Untuk itu, lakukanlah urusan-urusan besar, pikirkanlah hal-hal besar, dan ukirlah  karya besar yang bermakna. Meski lelah, panat, dan dalam keadaan yang serba terbatas. Meski memanfaatkan peluang waktu istirahat yang sejenak, teruslah berjalan dalam langkah pencapaian cita-cita baik itu. Melahirkan karya yang dimahkotai oleh gesakan cita yang baik dan cahaya iman yang terang benderang.  Jika bukan diri kita, siapa lagi? Jika bukan sekrang, kapan lagi?. Segera gesakan cita baik itu, wujudkan karya terbaik untuk persembahan bangsa, Negara, dan agama.

Memahami Makna




Bukan sedikit dari sekian makna yang tersembunyi dari kata. Terkadang asosiasi sederetan kata itu menghadirkan  pemehaman baru bagi yang menyelaminya. Walau adakalanya, kata itu tidak dapat menjamin ekspresi dari perasaan yang sesungguhnya. Berapa banyak orang yang  berkicau perihal kebahagiaannya melalui social media, padahal realita yang dialami tidak sseindah apa yang dimunculkan ke dunia maya. Sehingga kita menjadi tahu, bahwa untuk memahami seseorang bukan dari sekedar yang diucapkannya, disampaikannya melalui kata-kata. Butuh pendalaman makna dan pendekatan yang intensif agar lebih kenal perihal kejadian yang dikecup oleh hatinya, oleh rasanya, oleh jiwanya, pada dirinya. 

Memang tidak baik menjastifikasi seseorang dari sekedar melihat atau selintas membaca keadaan yang ada pada dirinya. Kita bisa lebih bijaksana untuk bertolerasni jika kita telah memahami, dan dari sekian kerumitan pun terlerai menjadi sederhana dari sebuah pemahaman yang baik pada diri seseorang. Seperti halnya, pernah didapati seseorang yang telat dating dalam kegiatan rapat nan urgen di sebuah organisasi. Jelas sangat kesal kan? Bila kehadirannya yang ditunggu-tunggu malah menghancurkan sekian agenda kita yang lain sebab molornya rapat. Namun, jika diri itu bersedia membaca keadaan seseorang jauh dari apa yang terlihat mungkin dapat meredamkan didihan emosi itu. Ada sekian prasangka positif yang sebaiknya ditanamkan untuk membantu hati selalu dalam keadaan tenang. Mengapa tidak memilih untuk tenang? Kan? Bukankah itu lebih membantu diri mendapatan kebahagiaan? Belajar berbaik sangka merupakan latihan mengkondisikan hati untuk konsistem dalam kebaikan. Sehingga, sebagaimanapun ombak yang menerjang, kita dapat membalikkannya fungsinya menjadi sumber energy yang bermanfaat untuk menguatkan diri menjalani kehidupan kedepan. Begitulah efek dahsyat dari memaknai, akan menunbuhkan kebijaksanaan hati, akan menanamkan prasangka baik, akan memudahkan pikiran untuk mendapatkan solusi, akan lebih menentramkan hati.

Memaafkan

"Sebagaimana harapnya diri untuk dimaafkan, maka seluas itu pulalah hati untuk mudah memaafkan"

Setiap orang berpotensi untuk berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang segera meminta maaf. Karena itu, setiap diri dituntut pula untuk mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain sebagaimana ia pun pernah berbuat salah.

“Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda; Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat dzalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR. Thabrani)

Memang memaafkan bukanlah perkara sepele. Namun, bagi mukmin yang hatinya  telah tertaut di syurga maka memaafkan adalah keharusan.

"Pintu-pintu surga akan dibukakan pada hari Senin dan Kamis, lalu Allah akan memberi ampunan kepada siapapun yang tidak menyekutukan-Nya kecuali seorang laki-laki yang berpisah dengan saudaranya. Maka Allah berkata: tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga ia berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai.” (HR. Muslim)
.
.
Terkadang, kita tidak pernah dapat menguatkan kesabaran jika kita tidak pernah diuji. Sebagaimana saat Allah menguji diri dengan menghadirkan seseorang yang dengan ucapan, sikap dan tindakannya melukai hati dan menyoalkan emosi. Maka disaat itulah, kredibilitas keimanan seorang hamba di asessmen oleh-Nya. Menjadi mulia lah diri itu atas kebijaksanaan hatinya untuk memaafkan walau bisa-bisa saja saat itu untuk meluapkan emosi.Tapi keridhoan Allah dan siluet syurga telah meredam emosinya.

Indahnya mukmin itu.

Jumat, 19 Januari 2018

Hari ini

Dear nona
Bagaimana hari ini? ^_^

Tentu selalu ada cerita tentang kesabaran dalam hari yang ditapaki itu. Sebab kesabaran adalah pokok keutamaan untuk menjadi yang beruntung. Maka dari itu, Nona. Bila ada satu hal yang membuat amarah mu mendidih, peluk erat jiwamu dengan ucapan "Bahwa balasan di syurga itu lebih menakjubkan maka bersabarlah sejenak".

Rabu, 17 Januari 2018

Ayah

Lain nian perihnya kala disuntik rindu ini.
Tak tahu hari, tak kenal waktu rindu itu menusuk ulu hati hingga ke relungnya.
Ayah...
Terusnya rindu itu hanya bisa ditukar oleh air mata dan doa.
Semoga bisa membantu Ayah yang tengah berjuang di ruang dimensi lain itu.

Ayah....
Semoga di syurga bisa kembali tangan ini Ayah genggam erat, lalu kita akan bahagia dan tertawa beriringan bahwa semua lelah kita telah berakhir disana.

Senin, 15 Januari 2018

Skip Add ajah

          Nona...yang datang hanya buat basa-basi soal rasa, udah skip add aja.  Karena hati terlalu berharga untuk dihiasi dengan hal-hal yang tak membuatnya makin indah. Betapa rapuh hati bila ditawar oleh rasa yang sekedar ada untuk ditiadakan. Yang begini ini nih kerap menghadirkan sedih, galau, pilu, dan sewajat yang sejenis. Telah menjadi konsekuensi jika terlampau berharap ke makhluk pasti kecewa. Tapi mukmin tidak begitu...karena Allah terhadap mukmin tak pernah mempermainkan rasa. Allah tak rela bila hamba yang serius pada-Nya dibuat sedih dan meneteskan air mata  kecuali sedih jauh dari-Nya dan air mata taubat. Allah gak tega banget bikin hamba-Nya patah dan luka...gak, gak akan ada hati yang remuk bila ke Allah diikat hatinya. Jelas gak bakalan ada hati yang babak belur karena rasa yang menggebubu ke Allah.


Jika dunia datang hanya untuk menggaduh iman, udah skip add aja. Sebab seluruh nikmatnya dunia ini jika dikalkulasikan hanya 1% dari kenikmatan di syurga kelak. Jadi jangan memburu yang cuma sedikit dan mengabaikan yang besar untuk waktu yang lebih abadi. Dunia sementara dan sebatas ruang ujian komitmen cinta pada-Nya adalah keniscayaan. Jangan bergeming, bila dunia melenggelok datang tuk menggoda mu padanya. Karena ia amat hina untuk bersanding dengan diri yang patut dirindukan syurga.
Kalau hatinya udah full ke Allah pasti makin utuh keindahan hatinya. Nah, ini nih yang keren. Coba deh, Allah itu romantis banget. Saat butuh selalu ada, didatengin malah makin deket dan buat bahagia di hati jadi berlipat ganda. Bahkan yang gak dimintapun Allah kasih. Duuh, kurang apa lagi kan? Kenapa harus mencari yang lain selain Dia jika dengan-Nya telah mencukupi bahagia yang sejati.
Yang lain-lain kecuali Allah...udah skip add ajah !

Untitled

Jauh mengenalmu, membawa diri lebih dalam mengenal Allah.

Semua kebaikan semoga terus tercurah bagimu, disana.