Jumat, 29 Januari 2016

Sahabat

Tahu betapa beruntungnya aku memiliki sahabat cahaya.
Mereka yang tetap terang sekalipun aku meredup.
Karenanya aku masih bisa berjalan.
Tahu betapa bersyukurnya aku memiliki sahabat kasturi.
Mereka yang tetap mewangi sekalipun aku lagi apek.
Karenanya aku masih bisa terbau harum.

Tahu betapa senangnya aku memiliki sahabat pelangi.
Mereka yang tetap indah sekalipun aku hanya jingga.
Karenanya aku masih bertemankan warna-warna megah.
Tahu betapa bahagianya aku memiliki sahabat syurga.
Mereka yang tetap istiqamah sekalipun aku sedang futur.
Karenanya aku masih bisa di bawa ke jannah.

Penulis yang Berkah

Aku ingin menulis dengan kesantunan.
Tutur yang menyucur dari kebeningan hati.
Menyentuh jiwa dan menggoreskan kebajikan.
Agar Allah tak menilai sia-sia.
Aku ingin menulis dengan kewaspadaan.
Penyampaian yang tak sekedar bahasa saja.
Membersitkan khazanah, inspirasi, dan hikmah.
Agar Allah melimpahkan berkah.
Aku ingin menulis dengan keanggunan.
Melukis kata-kata pada kanvas ilmu.
Mennyusun warna dengan diksi-diksi beraneka.
Walau tak seindah sabda Rasul, tak sefaqih penyampaian ulama, tak semenawan ucapan orang-orang bijak.
Tetap akan diupayakan agar hati yang temaram kembali bercahaya kala membaca.
Agar Allah memandang dalam keridhoan-Nya.
Semoga aku bisa

apapun deritanya, saya akan terus menulis....!
walau dihimpit aktifitas yang sesak.
meski melawan arus kemalasan.
semua harus diterjang, demi sebuah impian.
sejarah harus mencatat sebuah nama
dan di langit harus bertahta amal jariyyah.
menjadilah saya ! "Sang Penggenggam Dunia"
impian besar ini terus menggaduh rehatnya tubuh agar bergerak.
hasrat tuk merealisasikannnya terus menari-nari di teater khayalan, sampai terbawa mimpi.
begitu motivasi memicu dan memacu saya agar bisa istiqamah untuk menyantap buku dan menuangkannya dalam rentetan kata-kata.
apakah saya seideal tulisan-tulisan yang tertoreh itu.
bukan, menulis itu hanya bagian dari usaha saya untuk merekam waktu dalam memori yang bermanfaat, hanya segenap langkah saya untuk melejitkan upaya ke arah lebih baik, hanya tidak ingin menjadi orang yang rugi makanya saya menasihati diri sendiri sembari berbagi.
karenanya apapun kendalanya saya harus menulis, seberat apapun kondisinya saya tetap harus berkarya. Usia tidak akan pernah melayukan semangat itu. Sampai kapanpun harus terus belajar untuk mampu mengajarkannya.
semoga Allah ridho, menatap dengan cinta, dan melindungi dengan rahmat-Nya.
amiiin


Menulis adalah mendokumentasikan waktu, suatu masa, suatu hal pada zamannya, yang kelak akan berguna bagi beberapa generasi di depannya.
Kerjakan apa yang sobat tulis, dan tulislah apa yang telah sobat kerjakan. 

Hidup Dunia Sekedar Bercanda

"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Q.S Muhammad:36)
Kita yang terlahir di atas tilam zaman yang memukau. Zaman yang di genggam tangan-tangan yang kelewat tega dan mati rasa. Tangan-tangan yang digerakkan oleh otak, saraf, dan hati terbuat dati beton dusta dan batu karang keangkuhan.
Lalu Allah meminta kita kita untuk meninggalkan orang-orang yang terpedaya oleh dunia. Semoga kita dikuatkan.

Semangat Dinda

Saat futurisasi menjangkit-jangkit, saya coba buka blog sendiri, wordpress sendiri, insta sendiri, tumbrl sendiri, dan SU catatan di FB. Akhirnya, diri saya yang dulu kembali menasihati diri saya sendiri yang sekarang, melalui tulisan-tulisan yang sempat dicoret pada layar LCD.
Maka saya pun berucap, 'Terima kasih masa lalu !'.
Lantas saya pun kian jatuh cinta untuk lebih banyak lagi menulis kebaikan-kebaikan yang tercecer dimana pun,termasuk dari seorang peminta-minta sekalipun.
Saat futurisasi menjingkrak-jingkrak, saya coba menguhubungi sahabat-sahabat lawas. Akhirnya, apa yang pernah saya ucapkan dulu pada mereka kembali lagi untuk saya yang sekarang.
Maka saya pun berucap,"Terima kasih masa lalu !'.
Lantas saya pun kian semangat untuk terus mengobarkan impian-impian pada mereka kembali. Sekiranya esok saat semangat itu kembali lesu, mereka mampu mengingatkan kembali.
Selalu ada cara untuk membuat kita bangkit selagi kita berkehendak untuk bangkit.
Syurga tidak dipersembahkan untuk orang yang bermalas-malasan.
Kita mesti diuji berkali-kali untuk memastikan bahwa nama kita berhak menjadi list penghuninya.
Berjuanglah, jika futur jangan lama-lama, kasihan dengan dirimu sendiri.

Dunia ini fasilitas bukan prioritas.
Jiwa yang lelah dalam kebaikan bernilai mulia.
Sedang jiwa yang lelah untuk dunia adalah sia-sia.

Tekad telah dibulatkan.
Ikhtiar telah digelarkan.
Do'a-do'a telah dilangitkan.
Tinggal menanti hasil sesuai kehendak terbaik di sisi Allah.
Memungut hasil dari jerih yang telah tersita.

Menanti saat menjadi nyata, menyibak mujahadah hati, dan keteguhan sabar, ku lukis rindu di etala langit jingga. Apapun yang sudah kita mulai, sejelek dan sesalah apapun harus tetap diselesaikan. Itu harga mati.

Lestarikan mimpi-mimpi
Agar jadi saksi
Tiada yang mustahil
Dengan izin Ilahi Rabbi

Kesuksesan sejati adalah apabila anda dihantam hingga sampai bertekuk lutut, tetapi mampu bangkit kembali. Orang-orang besar mampu mewujudkan kesuksesan besar karena mampu menaklukkan diri mereka.Sekali kita mencoba sesuatu dan bergerak kesempatan-kesempatan lain akan bermunculan mengiringi gerak kita

Selagi ada nyawa
Mumpung sehat bugar raga
Karena masih muda
Kerahkan potensi
Singsingkan lengan tekad
Atur strategi tepat
Reduksi energi Iman
Libatkan Allah pada setiap harapan dan tujuan
Tebas kemalasan
Melajulah di jalan "Cinta Para Pejuang"
Mengukir indahnya seni dalam beramal
Mencetak karya suci yang akbar
Mengumpul puing material istana di Syurga nan aduhai....

InsyaAllah BISA !!!


Kau harus menggesa diri untuk terus berkarya raya
KAu harus mendesak diri untuk terus menebas rasa malas
KAu harus membunuh waktu dengan pedang amal hingga menetes darah pahala
Kau harus menggilas waktu dengan hantaman kesibukan hingga semua jadi kebaikan.

Berani Hidup Berani Berkarya !
Berani bangun berani beramal
Berani bicara berani berdakwah
berani membuka mata berani menantang dunia
Semua fasilitas ada dari-Nya hanya tinggal mengaktifkan saklar nyali.
Kita memiliki kekuatan tersembunyi yang bersemayam di dalam diri  dan menanti kita bangunkan.
Bergerak Terus !
Berjuang Terus !
Mencoba Terus !

Cantik itu...
Sesuatu yang bening di hatimu, cemerlang di pikiranmu, dan terpancar dalam tindakanmu

Kita Sama-Sama

Kita sama-sama tahu, hasrat kita seperti selalu
Selalu berujung pada harap-harap malu
Kita hanya malas mengurusinya, dan memang rasa malas itu adalah perihal terbaik untuk masalah ini.
Semestinya rasa malas untuk mengurusi perasaan tak tahu diri itu abadi saja.
Kita jadi lebih mementingkan pada yang patut untuk dipentingkan.
Mengenai kontribusi kita, peran kita, amal kita, bekal kita, dan sudah sejauh mana kita menjadi sebaik-baiknya manusia.

Kita sama-sama rasa, mungkin tak tahu dengan siapa.
Jika pada akhirnya menjadi penyakit hati.
Kita hanya menjadi perugi.
Sebab hampir disetiap larik do'a yang dipinta adalah syurga, namun dalam hati bertumbuhan bibit-bibit yang Allah murka.
Apa bisa kita kembali dalam kenikmatan syurga atas ridho-Nya?
Minta lah fatwa pada hati.
Sedang hati tak mau mengindahkan perintah-Nya.
Coba periksa kembali hati !
Na'udzubillah.
Semoga kita akhirnya berhenti menzalimi diri sendiri.
Kita sama-sama mengerti.
Pernah ada perasaan yang tumbuh pada waktu yang tak terprediksi.
Mari koreksi hati, ada perbedaan yang kentara antara perasaan suci dan perasaan yang ternodai.
Yang suci itu menjaga, perlahan, dan menimbulkan rasa tenang .
Yang ternodai itu merusak, tergesa, dan menyulam rasa resah dan gundah gulana.
Semoga kita memantapkan hati dalam kesucian yang Allah kehendaki.
Kita sama-sama berdo'a.
Melangitkan nama yang sebutannya adalah entah.
Tidak ada yang perlu dicela dari sebuah jawaban do'a.
Apakah lama atau sangat lama, atau tidak di ijabah-Nya, atau berbeda dengan yang diminta.
Mungkin kita pernah merintangi jalan do'a dengan dosa-dosa.
Semoga kita kembali tersungkur pada helaan istighfar yang tak henti-henti.
Karena kita bukanlah orang yang berputus asa dari rahmat Allah.
Jika kita kembali ingat bahwa kita dihidupkan untuk dimatikan lagi, dengan itu kita pun enggan mentenggarai hati dengan rutinitas tidak penting.
Kita pun jadi tak larut dalam apa pun persepsi orang.
Kita tetaplah menjadi apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Mempersiapkan diri bukan untuk sesiapa pun , namun untuk menjadi sebaik-baik hamba-Nya yang diridhoi untuk menatap wajah-Nya.
Itu saja...!

Kamis, 28 Januari 2016

Bait-Bait RIndu Anak Ayah 22

Apa ayah tahu, tiap bulir hujan yang menyerak di pelataran bumi terus menciptakan nada elegi yang disesapi sepi.
Apa ayah tahu, rumah tanpa ayah mencabik-cabik ketahanan hingga tak mampu membendung ancaman cuaca yang menghantam.
Apa ayah tahu, tak pernah henti ingatan tentang ayah memeluk erat hari-hari.
Apa ayah tahu, sebegini hebatnya rasa rindu menderu-deru, tak tahu diri bahwa yang dirindu tak mau lagi bertamu.
Apa ayah tahu, ada dada yang bergemuruh jika ada yang bertanya, "Apa kabar Ayah ".
Apa ayah tahu, untuk menyelamkan pilu kehilangan ini membuat nafas menjadi sesak akhirnya terisak.
Apa ayah tahu, ada seorang anak yang melulu dalam hari-harinya adalah kerinduan untuk sosok yang tak pernah lagi hadir untuknya.
Apa ayah tahu, kini anak itu belajar mencintai kehilangan, mencoba walau akhirnya terpana dengan kondisi yang melankolis.
Apa ayah tahu ?
Ayah.... anak mu tak tahu cara menjahit mata ini untuk tidak menangis saat rasa rindu untuk bertemu hinggap tetiba di hati.
Di tiap cairan bening yang jatuh ada do'a-do'a yang terkonsentrasi penuh.
Semoga Allah selalu menyayangi Ayah 'disana' dengan segenap rahmat, pengampunan, dan ridho-Nya.
Ada hal yang melipur kesedihan atas kehilangan orang yang paling berharga, bahwa: "Orang yang ridho atas ketetapan Allah yang tidak menyenangkan adalah sebentuk keyakinan yang telah matang". Semoga begitu. Semoga dikuatkan...
Salam rindu seantaro jagad dari anak Ayah...

‪#‎bait_bait_rindu_anak_ayah‬

BAit-Bait Rindu Anak Ayah 21

Ditenggari dinginnnya malam bersama tarian hujan.
Izin aku bercerita tentang rindu.

Karena orang yang paling berharga itu, kini telah tiada
Kerinduan yang menyelubungi pori-pori kesenyapan hati.
Lagi-lagi mengenai seseorang yang sejak sekian bulan kemarin tak lagi disini bersama kami.
yang di waktu ini, kami hanya bisa memeluk bayangannya.
Mengecup manisnya kenangan dalam pahit.
Saat menyapa hanya mampu lewat do’a.
Kala mendekap hanya mampu sebatas hasrat.
Sedang jarak tak pernah peduli dengan rintihan keberpisahan.

Sesal melumat sesal terus menyemburkan api kemarahan.
Sebab tidak mampu membalas jasa cinta yang agung.
Sebab tak mampu membayar pengorbanan yang begitu dahsyat.
Sebab tak bisa memberikan yang terbaik semasa orang yang paling berharga itu ada.
Sebab dalam helaan nafasnya yang terakhir, aku tak dapat melepas kepergian itu.
Bahkan tak sempat meminta keikhlasannya dalam segenap salah dan khilaf semasa perjalanan hidup bersama, tak sempat meminta maaf.
Pedih rasanya !

Bahkan kini musim hujan telah berpindah ke mataku.
Sejak Ayah pergi, sejak ayah tiada lagi, sejak semua menjadi begitu berubah.

Ayaaaaah…
Atas punggung mu yang terbakar terik matahari demi mencukupi nafkah keluarga, semoga menjadi pahala terbalaskan syurga.
Atas keringat mu yang menyucur deras untuk membahagiakan keluarga, semoga memudahkan hisab pada yaumul akhir.
Atas peluh, letih, dan pengorbanan tulus mu untuk membesarkan anak-anak dalam kesejahteraan, semoga terlimpahkan pengampunan hingga Allah tak menyisihkan satupun selain rahmat dan kasih sayang-Nya.
Atas cinta mu dalam diam semoga Allah ridho dan mengizinkan Ayah untuk melihat wajah-Nya.
Ayah….




Dalam hening sepi, tersemai rindu dari anak mu, sepenuh jagad.
Merindu Ayah, anaknya hanya dapat terus belajar menegarkan hati.
Karena harapan tak bisa lebih selain mengulum kehampaan.
Mantra yang terampuh mengeringkan air mata hanya do'a.
Semoga, 'disana' Ayah tenang dan selalu disayang Allah.

‪#‎bait_bait_rindu_anak_ayah‬