Kamis, 28 Januari 2016

Bait-Bait Rindu Anak Ayah 20

Ada seraut wajah sungkan memburam.
tergambar kian menjelas dan kian mengitari hasrat berjumpa.
Untuk kesekian kalinya, gagal membendung air mata.
Entah di belahan bumi yang mana dapat ku sembunyikan rasa.
Rindu atas sosok seorang Ayah yang telah pergi ke dunia abadi.
Ayah yang selama ini paling setia menjaga kepeduliannya dalam sembunyi-sembunyi.
Ayah yang tak pernah mau mengungkapkan kata sayang melalui kata-kata, cukup tindakannya menjelaskan semua itu.
Ayah yang amat enggan mengutarakan cinta tulusnya melalui sajak-sajak berkalimat, sebab pengorbanan sudah lebih untuk menjadi aksara cinta itu.
Ayah yang selalu ingin anak nya menjadi orang yang berguna, anak yang sukses di masa depannya.
Ayah yang menyekolahkan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya pendidikan . Walau kadang harus memaksa diri agar anaknya bisa tetap sekolah, agar anaknya dapat mengecap pendidikan terbaik.
Ayah yang selalu pandai menyimpan rasa sakit dan lelah di depan anak-anak dan keluarga. Sehingga yang kami tahu, ayah selalu baik-baik saja.
Ayah yang paling tahu cara untuk menasihati anak-anaknya.
Ayah yang sangat sabar, sangat cerdas, sangat ikhlas, sangat ingin terus belajar menjadi ayah yang baik dan sangat teliti menjaga keluarga.
Ayah yang tidak bosan mendengarkan keluh kesah anaknya ini, mendengar banyak cerita dari anaknya ini, mendengar banyak hal dari anaknya ini. Menyimak dengan baik dan menanggapi dengan bijaksana.
Ayah terus membuat aku jatuh cinta setiap hari padanya. Hingga kini Ayah tiada, rasa cinta itu terpelihara dengan anggun di selaksar hati, bertumbuhan indah dan menjadi energi yang menghidupkan.
Yah...rindu ini mendorong diri untuk menyiapkan sebaik-baiknya pertemuan dengan Ayah pada yaumul akhir.
Semoga kita berjumpa di sebaik-baiknya tempat kembali.
Kelak anak mu akan tak henti-henti lagi bercerita.
Bagaimana tiap harinya harus mengadu kepada Allah tentang rasa rindu untuk bersua.
Salam rindu sepenuh jagad dari anak Ayah.
Semoga Ayah 'disana' selalu disayang Allah

‪#‎bait_bait_rindu_anak_ayah‬

Nasihat untuk Pecinta Al-Qur'an

Orang yang yang menjadikan al-Qur'an paling utama dalam detik, menit, jam, dan sehari-harinya. Maka ialah orang yang dijadikan Allah utama atas hamba-hamba-Nya.
Orang yang selalu bersama Al-Qur'an, Untuk itu Allah pun selalu bersamanya. Maka baginya kemudahan dunia dan akhirat, ridho Allah atasnya, dan untuknya pulalah kemuliaan di sisi Allah.

-Syekh Ali Jaber-

Minggu, 08 November 2015

Bait-Bait RIndu Anak Ayah 19

Walau langit malam ini tak berbintang.
Walau lukisan langit malam ini tanpa rembulan.
Walau malam ini tanpa Ayah.
Masih ada temaram cahaya yang kemarin ku simpan di kantung hati.
Terus menerangi ruang rindu.
Bintang tak perlu terlihat, karena rasinya telah ku ukir dalam ingatan jiwa.
Pun rembulan tak perlu tersingsing, karena polanya telah jelas dalam ingatan.
Ayah… meskipun tak lagi disini menemani anak gadisnya bercerita tentang malam, sang anak akan terus mengabadikan kisah rindunya dalam bait-bait puisi dan jalinan do’a-do’a


Ayah ?
Sudahlah….
Semoga ‘disana Ayah selalu disayang Allah….Aamiin
dari dinda mu Yah, yang terus mengirim rindu sepenuh jagad
mampukah Ayah menampung rindu itu ‘disana’ ?

Bahagia dan Sedih

Duhai, seseorang yang sedang bergembira. Tetaplah taat.....! Bersyukurlah, kamu masih dianugrahi sejumput rasa bahagia. Semoga bisa lebih sederhana lagi dalam merayakan kegembiraan, agar ketika sedih menjenguk tak terlalu berpesta pora bersama gundah gulana.

Duhai, seseorang yang sedang bersedih. tetaplah taat...! Bersabarlah, kamu tengah menjalani prosesi ujian untuk naik level di sisi Allah. Semoga bisa lebih sederhana lagi dalam menikmati kesedihan, agar ketika gembira berkunjung tak menjadi lupa diri.

Bahagia seperlunya, sedih secukupnya...Semua sederhana-sederhana sajalah. Sebab yang seimbang lebih sempurna dan Allah lebih suka. Dunia yang hanya sekedar sandiwara mengapa mesti serius benar melakoni perasaan dalam perannya. Cukup serius perasaan untuk 'kehidupan yang nyata' kelak saja. Kini bukanlah kehidupan yang sebenarnya. Jangan tertipu dayalah. Bahagia dan sedih ayolah segitu-gitu aja....

-AFJ

Sabtu, 24 Oktober 2015

Hingga Senja Meramu Jingga dengan Pesona Syurga

Perasaan ku pada mu begitu sederhana.
Sesederhana simpul senyum menyambut jingga kala senja.
Sesederhana embun pagi yang melembabkan udara.
Sesederhana rajutan do'a yang kujalinkan ditubuh sepertiga malam.
Sesederhana upayaku dengan bait, amiin..amiinn.amiin.

Begitu lah cara sederhana ku menyembunyikan nama mu tanpa ada yang tahu selain Dia.
Kesederhanaan ini membuat aku cukup untuk menikmati segala upaya.
Tanpa getir yang mempelintir  dan gelisah yang membuncah.
Semua telah kusederhanakan , karena melibatkan Dia sebagai perantara.

Kamis, 08 Oktober 2015

Jika kita Bersua Kembali

Ada masanya mungkin kita akan  bersua kembali. Pada waktu yang masih entah. Kita yang sempat menyimpan perasaan satu sama lain, saat  kita  masih remaja. Kita yang dulunya berada dalam  tahap menuju dan dituju. Dipenuhi spekulasi yang berkicau, tentang rasa dihati yang sedang tumbuh. Ingin sekali mekar, namun saat itu kita sama-sama mengerti untuk menjadi yang indah kita butuh waktu. Belum begitu banyak mengerti tentang hal yang sekarang sama-sama kita jalani. Sebab kini kita bukan lagi yang melulu dihantui rasa penasaran tentang siapa dan kapan. Waktu telah menindaklanjuti kita menjadi yang lebih berkomitmen, kini kita telah jadi orang tua. Guliran detik pun sudah disibukkan dengan mengurusi keluarga. 

Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Meskipun kita masih terus belajar dari hikmah, perihal mengapa dulu hal itu pernah terjadi pada prosesi kehidupan kita. Lantas mengapa juga kita yang dipilih. Apakah kehadiran  kita memang sengaja menjadi ujian. Agar kita lebih mengerti bahwa orang yang baik itu banyak, namun yang tepat hanya satu, selebihnya hanya ujian. Terkadang urusan pasangan hidup tidak hanya persoalan hati namun juga melibatkan pikiran.Kita butuh tahu siapa yang tepat untuk saling menyempurnakan rencana satu sama lain. Begitulah yang kita mengerti kini. 

Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Harapannya kita tidak menyesali hal ini, mengenai keputusan yang telah kita tetapkan. Di masa ini sudah selayaknya kita menguatkan komitmen masing-masing menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak.  Walau dulu kita sempat mengupayakan untuk disatukan. Namun Keputusan Langit berbeda, inilah pilihan yang terbaik untuk kita. Sekarang hari-hari kita pun dibuat lebih bahagia dengan keputusan Tuhan. Tentang pendamping hidup kita beserta malaikat-malaikat mungil ini. Ah, kita tetap bisa tersenyum kan ?, saat memperkenalkan anak-anak kita. Kita baru paham tentang pembelajaran  ketika telah berada di saat ini, bukan pada bertahun-tahun yang lalu itu.
Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Tidak perlu sungkan untuk menyapa. Nanti kita akan saling memperkenalkan diri kepada anak-anak bahwa dulunya kita adalah teman yang saling memotivasi untuk masa depan yang hebat. Yaitu masa ini. Masa kita bertemu kembali, dengan pasangan yang terbaik dan anak-anak yang terdidik dengan baik. Kita yang sudah bisa melumat habis perasaan masa dulu. Tetap lah menganggap ku sebagai seorang teman lama. Semoga kita, dapat sama-sama menjadi pemenang yang hebat untuk melabuhkan keluarga masing-masing ke syurga.

Terlepas dari apapun yang kita lalui dimasa muda. Kita tetap bisa bersyukur. Bahwa kita dibuat paham  tentang perasaan. Memang tak ada guna membubazirkan jam demi jam yang berlalu untuk memanjakan kegalauan tentang pasangan hidup. Sebab yang terbaik versi Tuhan  telah disepadankan dengan nama kita, pada waktu yang pasti dan tempat yang jelas. Hal itulah yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita. Agar mereka nantinya bisa lebih bersabar dan istiqamah untuk berjuang menjadi yang lebih baik saja bukan menjadi yang memantaskan untuk seseorang.

Jika memang kita benar-benar bertemu kelak. Tak usah lagi mengkhawatirkan deguban jantung. Semua sudah bisa kembali normal. Tersenyumlah dan tetaplah menyapaku. Kita sudah lebih baik-baik saja.