Kamis, 08 Oktober 2015

Jika kita Bersua Kembali

Ada masanya mungkin kita akan  bersua kembali. Pada waktu yang masih entah. Kita yang sempat menyimpan perasaan satu sama lain, saat  kita  masih remaja. Kita yang dulunya berada dalam  tahap menuju dan dituju. Dipenuhi spekulasi yang berkicau, tentang rasa dihati yang sedang tumbuh. Ingin sekali mekar, namun saat itu kita sama-sama mengerti untuk menjadi yang indah kita butuh waktu. Belum begitu banyak mengerti tentang hal yang sekarang sama-sama kita jalani. Sebab kini kita bukan lagi yang melulu dihantui rasa penasaran tentang siapa dan kapan. Waktu telah menindaklanjuti kita menjadi yang lebih berkomitmen, kini kita telah jadi orang tua. Guliran detik pun sudah disibukkan dengan mengurusi keluarga. 

Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Meskipun kita masih terus belajar dari hikmah, perihal mengapa dulu hal itu pernah terjadi pada prosesi kehidupan kita. Lantas mengapa juga kita yang dipilih. Apakah kehadiran  kita memang sengaja menjadi ujian. Agar kita lebih mengerti bahwa orang yang baik itu banyak, namun yang tepat hanya satu, selebihnya hanya ujian. Terkadang urusan pasangan hidup tidak hanya persoalan hati namun juga melibatkan pikiran.Kita butuh tahu siapa yang tepat untuk saling menyempurnakan rencana satu sama lain. Begitulah yang kita mengerti kini. 

Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Harapannya kita tidak menyesali hal ini, mengenai keputusan yang telah kita tetapkan. Di masa ini sudah selayaknya kita menguatkan komitmen masing-masing menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak.  Walau dulu kita sempat mengupayakan untuk disatukan. Namun Keputusan Langit berbeda, inilah pilihan yang terbaik untuk kita. Sekarang hari-hari kita pun dibuat lebih bahagia dengan keputusan Tuhan. Tentang pendamping hidup kita beserta malaikat-malaikat mungil ini. Ah, kita tetap bisa tersenyum kan ?, saat memperkenalkan anak-anak kita. Kita baru paham tentang pembelajaran  ketika telah berada di saat ini, bukan pada bertahun-tahun yang lalu itu.
Ada masanya mungkin kita akan bersua kembali. Tidak perlu sungkan untuk menyapa. Nanti kita akan saling memperkenalkan diri kepada anak-anak bahwa dulunya kita adalah teman yang saling memotivasi untuk masa depan yang hebat. Yaitu masa ini. Masa kita bertemu kembali, dengan pasangan yang terbaik dan anak-anak yang terdidik dengan baik. Kita yang sudah bisa melumat habis perasaan masa dulu. Tetap lah menganggap ku sebagai seorang teman lama. Semoga kita, dapat sama-sama menjadi pemenang yang hebat untuk melabuhkan keluarga masing-masing ke syurga.

Terlepas dari apapun yang kita lalui dimasa muda. Kita tetap bisa bersyukur. Bahwa kita dibuat paham  tentang perasaan. Memang tak ada guna membubazirkan jam demi jam yang berlalu untuk memanjakan kegalauan tentang pasangan hidup. Sebab yang terbaik versi Tuhan  telah disepadankan dengan nama kita, pada waktu yang pasti dan tempat yang jelas. Hal itulah yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita. Agar mereka nantinya bisa lebih bersabar dan istiqamah untuk berjuang menjadi yang lebih baik saja bukan menjadi yang memantaskan untuk seseorang.

Jika memang kita benar-benar bertemu kelak. Tak usah lagi mengkhawatirkan deguban jantung. Semua sudah bisa kembali normal. Tersenyumlah dan tetaplah menyapaku. Kita sudah lebih baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar