Saat ini dakwah memiliki ruang yang semakin lapang untuk berkiprah. Era reformasi telah memberikan kesempatan yang luas bagi dakwah untuk melakukan mobilitas vertikal dalam wujud semakin signifikannya pengaruh dakwah di tataran politik dan kekuasaan negara. Mobilitas hirizontal dalam wujud semakin menyebarnya fikrah dakwah di kalangat umat.
Peluang yang besar ini tentu perlu disikapi secara sigap oleh para aktivis dakwah agar tidak mubazir dan sia-sia. Tugas kita sebagai aktivis dakwah adalah merancang agenda dakwah ke depan sambil tidak lupa untuk berbuat bagi kemajuan dakwah di masa kini.
Imam asy-Syahid Hasan al-Banna menyampaikan:"Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah swt akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban dakwah ini". Nasihat ini seyogyanya mampu membius seluruh sel di tubuh untuk kembali bangkit dari kefuthuran dan menyirami kembali hati dengan ghiroh fastabiqul khairat di jalan dakwah.
Untuk ikhwah fillah yang ingin meningkatkan kontribusinya demi mencari ridho Allah. Jihad adalah bagian dari dinamika hidup yang menyenangkan. Saat kita menjadikan jihad sebagai hobi/kesukaan yang ditekuni maka ia takkan lagi dipandang sebagai sesuatu yang menjemukan melainkan telah menjadi kebutuhan. Jika jihad menjadi bagian perjalanan hidup yang menyenangkan, otomatis pikiran, hati, dan amal kita selalu berbakti pada jihad. Kita akan selalu mempelajari masa lampau, berbuat untuk masa kini, dan berfikir untuk masa depan bagi jihad sehingga agenda hidup kita adalah jihad.
Jihad memiliki banyak lahan salah satunya adalah dakwah. Bahkan dakwah lahan jihad permanen karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dalam dakwah sikap yang perlu ditonjolkan adalah keikhlasan, perhatikan ucapan Imam Hasan al-Banna, " Kami tidak mengharapkan sesuatu dari manusia; tidak mengharapkan harta, tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih. Yang kami harapkan hanyalah pahala dari Allah, Dzat yang telah menciptakan kami." Baik itu ujian maupun cobaan yang melanda harus disikapi dengan kelapangan hati dan ikhlas dalam menerima ketetapan Allah. Begitu pula dalam dakwah ikhlas adalah komponen utama yang menjadi pendorong amal kita sampai ke sisi Allah.
Sesungguhnya kekuatan dakwah kita ada dalam tarbiyah. Tarbiyah merupakan ruh dan energi kita. Sekali saja kita menggeser tarbiyah menjadi kegiatan sekunder, saat itu juga dakwah kehilangan kekuatannya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mutu gerakan Islam sejajar dengan mutu tarbiyah yang dilakukannya. Tarbiyah individual (Dzatiyah) menduduki rating tertinggi yang harus terus diperhatikan bagi segenap aktifis dakwah disamping tarbiyah komunal.
Semoga Allah terus menjaga kita dalam tarbiyah, dalam dakwah, dan terus berkiprah sebagai agen penegak panji Allah, aktivis dakwah. Serta menguatkan jalan dakwah dan segenap pemangku dakwah agar terus istiqamah hingga menggapai kemenangan sejati yakni melihat wajah Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar