Senin, 02 Juni 2014

Kematian Edisi 4

    Saya selalu menjadikan agenda mengingat kematian sebagai jadwal wajib pada malam hari sebelum tidur. Makanya, saya sempatkan untuk membaca nasihat seputar kematian dan menulisnya kembali. Karena ini salah satu metode
Saya untuk bisa mensuplai kembali iman yang terluka-luka akibat sayatan kegiatan dari pagi hingga malam. Berikut nasihat pelembut hati edisi kali ini.

Umur di dunia bersifat faniyah (berakhir). Kehidupan di dunia, seperti diriwayatkan Imam Ahmad, bagaikan seorang pengendara berjalan pada suatu hari yang panas. Ia berlindung di bawah sebatang pohon sesaat, kemudian berjalan lagi dan meninggalkannya. Dunia ini timbul, tenggelam, dan tidak muncul lagi.

Sedangkan usia di akhirat bersifat baqiyah (kekal abadi). Orang yang selalu beramal shalih di dunia dengan niat ikhlas, umurnya akan berlanjut sampai ke akhirat dengan kebahagiaan. Tapi, siapa yang mati tanpa amal, maka ia bagaikan naik kapal tanpa membawa bekal. Ia akan menderita.

Sesungguhnya kenikmatan surga, yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, tidak terbersit di dalam hati, bisa melupakan segala keletihan dan kepahitan dunia. Sebaliknya, siksa neraka itu melupakan setiap kelapangan, kenikmatan, dan kemanisan dunia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) berfirman:

Bagaimana pendapatmu, kalau Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka siksa yang dijanjikan kepada mereka? Niscaya tiada berguna untuk melindungi mereka, kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka itu. (Asy Syuara [26]: 205-207)

Dua Nasehat

Ada dua nasihat yang sangat berharga bagi manusia: nasihat berbicara, yaitu al-Qu`ran; dan nasihat diam, yakni kematian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar