Rabu, 28 Mei 2014

MEMBENTUK KEPEMIMPINAN YANG BERKUALITAS, BERINTEGRITAS, DAN BERAKHLAK KARIMAH BERASASKAN Q.S. AL-AHZAB [33]: 21 MELALUI PENDEKATAN SPIRITUAL




Oleh: Sulastriya Ningsi, S.Si
(Juara Harapan MMQ tingkat Prov.Jambi)
 

Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk berkembang menjadi negara maju. Hal ini ditunjukkan oleh sumber daya alam yang melimpah seperti tambang, perikanan, pertanian, kehutanan, dan sebagainya. Banyaknya jumlah penduduk yang merupakan potensi sumber daya manusia. Namun kenyataannya, bangsa Indonesia masih mengalami banyak masalah. Kinerja ekonomi yang bagus lebih banyak dinikmati bangsa asing. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti oleh peningkatan kesejahteraan rakyat. Belum lagi masalah pendidikan, korupsi, kekerasan, tawuran, kerusuhan, merosotnya moral bangsa, kekayaan sumber daya alam dan berbagai masalah lainnya. Berbagai masalah yang tengah menghantam  dewasa ini tentu sangat berkorelasi dengan kepemimpinan di negeri ini (Triatmodjo, 2013).
Terbukti di Indonesia masih banyak praktek KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang di temukan, mulai dari daerah sampai pusat. Sebagaimana  dilansir oleh sebuah lembaga penelitian ekonomi independen yang berasal dari Hongkong, Independent Comitte Anti Korupsi (ICAC), Indonesia termasuk kedalam 10 nominasi negara terkorup di dunia (www.kpk.go.id, 2008). Sebuah potret yang menunjukkan maraknya abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) yang dilakukan para pejabat (pemimpin) bermental korup.  Selain KKN, krisis kepemimpinan pun telah  menyergap ke berbagai juru kehidupan seperti semakin tinggi gaung kemaksiatan, kemiskinan terus bertumbuhan, rendahnya kualitas SDM, kerusuhan, pertikaian, kekerasan dan problematika lainnya.
            Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.  Asas kepemimpinan dalam Islam disampaikan dalam Q.S al-Ahdzab [33]: 21 sebagai berikut:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”

Kepemimpinan dalam Islam mengacu pada kepemimpinan Rasulullah  Muhammad saw. Dalam masa 22 tahun Beliau saw sanggup mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa jahiliyah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa di dunia.  Dalam kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw telah ditetapkan empat sifat yang menjadi tolok ukur seorang pemimpin yakni: shiddiq, amanah, tabligh, fathanah.
Sifat dasar pemimpin yang telah terpatri dalam diri Rasul saw akan menghasilkan formasi kepemimpinan yang berkualitas, beintegritas, dan berakhlaqul karimah. Agar terbentuknya karakter kepemimpinan yang berkualitas, berintegritas, dan berakhlak karimah maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan spiritual. Kepemimpinan yang berbasis spiritual menstimulus seorang pemimpin dengan kesadaran penuh dan keikhlasan berpikir untuk memberikan kontribusi besar bagi sustainabilitas bangsa serta bagaimana seorang pemimpin seharusnya mendahulukan kepentingan bersama  daripada kepentingan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar