Sabtu, 04 Juni 2016

Memaafkan itu Membahagiakan

      Setiap dari kita tidak perah luput dari masalah, tidak pernah lepas dari salah, tidak sekalipun benar selalu. Ada suatu waktu kita akan diuji Allah dengan kehadiran seseorang. Awalnya mungkin biasanya, lalu saat hati mulai diganggu kenyamananya maka emosi akan mulai mengambil andil, kan ? Misalnya kita sempat menjadi pergunjingan seorang teman yang selama ini kita yakini kebaikkannya. Tentu akan sangat sulit hati menerima. Betapa berat untuk seketika itu juga mengikhlaskan kesalahannya. Yah, karena kita memang manusia dhoif, yang tak seindah akhlak Rasulullah SAW. Kita kita bayangkan, fitnah apa yang belum sempat dikecamkan pada Manusia Teragung ini SAW. Dengan kebesaran jiwa Rasulullah SAW selalu mengikhlaskan kesalahan orang yang mendzalimi, bahkan mendoakannya. MasyaAllah.

      Tapi tidak menutup kemungkinan jiwa pemaaf itu bisa kita miliki. Memang butuh latihan. Kita harus menyadari bahwa menjadi pemaaf tidak akan mengurangi kadar kemuliaan kita di hadapan Allah, bahkan membuat derajat kita semakin menjulang di sisi-Nya. Jangan lupa pula untuk melapangkan hati untuk segera meminta maaf jika memang kita terindikasi salah. Sebab memita maaf bukan berarti kita salah dan mereka benar. Perbuatan tersebut menunjukkan kita mampu mendewasakan diri dengan menaklukkan ego.

Semoga Allah menjaga kita untuk berjiwa pemaaf dan selalu peka jika berbuat salah, terutama jika berbuat salah pada Allah Yang Maha Baik. Sungguh memaafkan itu membahagiakan...!

Lebih Bijaksana

Salah satu sifat Allah SWT adalah Maha Bijaksana. Dari 99 nama-nama-Nya yang indah dan agung. Maha Bijaksana adalah  nama yang menjadi sifat baik dan banyak dikagumi orang. Bagaimana tidak dengan kebijaksaannya seseorang menjadi lebih rendah hati dengan keluasan ilmunya. Kebijaksaan telah membuat orang yang berwawasan luas lebih suka mendengar, orang yang pandai kian giat menuntut ilmu, orang yang terdidik bertambah membumi.


Mensyukuri Waktu

 Mari kita belajar memaknai waktu, Kita mulai dari waktu di lapisan teratas dalam firman-Nya:

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong". (Q.S. al-Baqarah: 123).

Ini sangatlah peringatan yang sangat maha dahsyat. Menguliti qalbu-qalbu orang yang beriman untuk kembali mentafakuri nikmat waktu selama ini. Sebab di waktu nantinya kita tidak dapat menebus diri kita selain yang menebusnya adalah amal kebaikan kita di waktu kini. Lalu tidak ada yang dapat memberi manfaat selain poin-poin amal kebaikan yang kita tabung sejak kini.

Kini kita tafakuri kembali lapisan waktu yang dibawah. Tentang waktu kita di dunia ini. Betapa luasnya nikmat dan keadilan Allah,bukan ?Sungguh Allah telah  memberikan nikmat waktu kepada semua manusia secara merata, tak ada yang dilebihkan, tak ada yang dikurangkan. Kita mempunyai waktu yang sama, 24 jam sehari, 86.400 detik setiap harinya. Lantas mengapa ada orang yang memiliki kapasitas dan pencapaian lebih besar dari kita. Ada orang yang mendapatkan ilmu lebih banyak dari kita dengan waktu yang persis sama.  Ada orang yang bisa menebarkan banyak manfaat yang lebih hebat dari kita pada waktu yang sangat serupa. 

Kita perhatikan, dengan 24 jam sehari ada pemuda yang menghabiskannya dengan kerja keras, banyak belajar, hingga 365 hari berlalu ia mampu melahirkan banyak karya besar yang mengagumkan, bukan hanya memberhasilkan dirinya, namun untuk mengembangkan sayap kontribusi pada orang banyak.  Sayangnya, dikebanyakan fenomena, kita menyaksikan ada pemuda yang 365 hari dilaluinya tanpa sejengkalpun keberhasilan rela mendekat padanya, bagaimana tidak ia habiskan 24 jam sehari dengan hura-hura tanpa usaha lebih yang penuh arti, terus menyita waktu pada ruang yang tak menyukseskanya. Semoga kita bukan pemuda yang begitu.

Sekiranya sangat perlu kita tumbuhkan rasa bersalah tatkala waktu yang Allah karuniakan kita lalaikan untuk sesuatu yang tidak menghebatkan masa depan kita, terlebih tidak menghebatkan masa depan akhirat kita.

Kebaikan

Teruslah melakukan kebaikan.
Teruslah dalam kebaikan.
Kita tidak tahu entah kebaikan yang mana akan melahirkan kebaikan kembali.
Kita tidak tahu kebaikan yang mana yang ikhlas.
Kita tidak tahu kebaikan yang mana yang lenyap.
Kita tidak tahu kebaikan mana yang akan memberatkan timbangan penghakiman-Nya.
Yang kita tahu kebaikan satu akan memanggil sohib-sohibnya, kabaikan lagi.

Barangkali kebaikan yang kita lakukan tak seberapa, Namun Allah dengan Maha Baiknya menjadikan kebaikan itu menjadi raksasa sebab ketulusan yang dijaga.
Barangkali juga, kita harus memberi nafas bagi kebaikan itu agar mampu bertahan lama, yakni kesabaran.
Jika tidak mampu untuk bersabar, bisa jadi kebaikan itu mati tak bernyawa.

Jangan

Jangan mencari bahagia telalu jauh.
Sebab bahagia ada di rumah mu.
Jangan mencari sukses gterlalu jauh.
Bahagiakan dulu orang tua mu.
Jangan mencari cinta terlalu jauh.
Cintai dulu Tuhan mu.
Jangan mencari uang terlalu jauh.
Sedekahkan dulu hartamu.

Teruslah Berkarya

Lalu aku menjadi tidak peduli setelah menyadari bahwa "

"Allah akan menurunkan rahmat kepada seseorang yang menyadari kemampuan dirinya dan mengamalkannya" dr.Gamal Albinsaid

Aku ingin terus menulis, ingin terus berupaya mengamalkan apa yang aku tulis. Ingin meresapi banyak dari ilmu para ulama dan ingin berupaya mengamalkannya selalu..selalu...selalu. Sebab waktu muda ini akan berakhir, masa muda akan pergi, masa muda akan berlalu. Harus ada karya sebentuk kesyukuran atas masa muda ini.  Orang yang tidak percaya diri adalah orang yang tidak bersyukur dan orang yang berputus asa akan binasa.

Jika kelak Allah bertanya akan masa mudaku, aku ingin ada bekal untuk menjawabnya. Jawabannya adalah saat ini, jawabannya adalah apa yang kulakukan saat ini, jawabannya adalah apa saja yang telah kuperjuangkan saat ini untuk memantik cinta-Nya atas impian-impian itu.

Kita harus meyakini sepenuh jiwa; pemuda itu ibarat matahari pukul 12.00, saat bersinar paling terang, paling panas, dan membara! Saatnya berlari lebih kencang pake gas 120 km/jam, melaju dengan karya yang berkah.

Mulailah dari yang sederhana, mulailah dari sekarang ! Sungguh jika impianku ini tidak aku tuntaskan maka kelak aku akan menuntaskan mimpi-mimpi mereka. Semoga tidak begitu !


Jangan lupa untuk mensyukuri rasa lelah, barangkali apa yang kau keluhkan ini adalah harapan-harapan orang di belahan bumi lain. Bersyukurlah dan bersabarlah ! Sukses mu sebentar lagi datang.  Mari diri, teruslah bergerak, terus...terus.. pada akhirnya nanti kau akan menjadi pusat gravitasi dari impian-impian mu.

Namun ingat bahwa dalam segala upaya pencapaian itu, mesti ada keikhlasan, ketabahan, pengorbanan, dan kebaktian pada orang tua. Disanalah kau akan dapatkan rasa nikmat dalam memperjuangkan impian itu.

Selamat sukses hai diri !

Bait-Bait Rindu Anak Ayah

Kepada hujan aku ingin bercerita.
penuh harap hujan kan mendermakan telinga.
Bahwa anak-anak rinduku lahir kembali.
Rindu untuknya, untuk seseorang yang telah dulu beranjak dariku, dari kami, dari bumi.
Kepada dinginnya malam aku ingin bercerita.
penuh harap ia pun mau mendermakan telinga untuk menyimakku.
bahwa anak-anak rinduku menghangatkan suhu dalam beku.
Menemaniku dalam ketiadaannya.
Ayah… semoga disana selalu dalam rahmat dan ampunan Allah Yang Maha Baik
Salam rindu sepenuh jagad dari anak ayah.
Disini, ditempat yang lagi hujan.
Disini, disuhu yang lagi mendingin.
Ayah takkan lagi merasakan ini, Semoga Ayah selalu dalam lindungan-Nya dan kehangatan kasih sayang-Nya.
Yaaaah….anakmu RINDU