Rabu, 24 Desember 2014

Hanya untuk Berbagi Intuisi

Assalamualaikum sobat blog Aisyla yang lembut hatinya...\

sudah lama tidak menulis dengan bahasa yang gamblang. Hari ini sangat pas dengan momen liburan, sehingga ada jeda waktu untuk banyak membaca dan merenungi buat persiapan strategi masa depan. Nah,  dari pagi tadi saya sudah dibuat cukup lelah karena mencari obeng buat bongkar tablet. Untuk melepaskan penat itu saya duduk sejenalk dan otak-atik laptop buat menjejali tut-tut keyboard. Sembari itu saya baca terjemahan al-Qur'an dan terinspirasilah untuk menyampaikan ide tersebut.

Entahlah setiap lagi belajar, selalu intuisi lain menari-nari dalam teater pikiran. Ia adalah inspirasi dari QS.al-Insan 

Syukur dan kufur itu seperti alur arus dan elektron yang tak akan pernah seiring dan seirama, mutlak berlawanan arah sampai kiamat menjelang.

Yang paham materi Listrik Statis lebih mengangguk dalam terhadap realita tersebut. 

         Semakin banyak bergulat dengan persamaan-persamaan fisika semakin paham saya bahwa alam dan manusia itu satu padu yang bersinergi satu sama lain. Pada akhirnya kelak akan pada pengertian makna bahwa semua semesta ini adalah lautan energi,lautan gelombang elektron dan partikel lepas. Mereka membentuk simpul-simpul sebab akibat satu sama lain yang disebut KEHIDUPAN FANA.

Baiklah, jika ada tambahan nanti akan saya tulis lagi ya.....

Kecelakaan Bagi Pendusta


(Inspirasi Q.S.al.Mursalat)

Malaikat terbang dengan kencang.
Menebar rahmat seluas jagad.
Dengan patuh pada titah Tuhan.
Padanya sumpah dipatri dalam Wahyu.
Apa yang dijanjikan padamu PASTI terjadi.
Kala bintang terhapus, langit membelah.
Gunung yang bosan menumpuk kelak jadi abu.
Baaaah ! Hari keputusan telah tiba.
Yang mendustakan kebenaran celaka.
Padahal ia dari air hina.
Ditempatkan,ditentukan, dan dibentuk dengan sebaiknya karya.
Lalu Tuhan sejahterakan di bumi, lindungi dan bahagiakan.
Maka kini, pergilah pada azab yang kamu dustakan.
Jumpalitan lah dalam penderitaan. Tak laku lagi tipu daya.
Kasihan... . .
Daripadanya Tuhan....
Jadikan daku ciptaan yang berbekal takwa.
Pekerjaan yang ridho Mu mendapat balasan.
Yang rukuk sujud sembari menggedong al-Qur'an dipangkuan hati dan pikiran.
Gravitasikan seluruh aku menuju Mu.
Hingga pendustaan sirna tertelan keyakinan.

Selasa, 16 Desember 2014

Segenggam Rindu di Qalbu


Betapa pun rasa kegundahan mencekam dirimu, tebuslah ia dengan istighfar. Meranggaskan noktah-noktah murka tuk mengundang rahmat-Nya.

Betapa pun beratnya urusan yang kamu hadapi,
tegar dan tawakallah kamu kepada Tuhan Yang Hidup lagi tidak mati.
Serta ingatlah  akan tali pertolongan Allah yang selalu terjulur.
Dia Tuhan yang Maha Lembut atas segala kehendak-Nya.

Betapa pun beratnya cobaan yang menimpa dirimu,
Bersabarlah dengan sebaiknya kesabaran.
Pada masa mendatang akan kamu kecap manisnya kemuliaan, setelah melaluinya dengan kendaraan iman.

Wahai Tuhanku, Allah....
Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia
Yang Maha Mendengar suara langkah semut dalam kegelapan malam yang pekat.
Jadikan maghfirah Mu, pintaku yang terlerai di tubuh-tubuh do'a.
Jadikan takwaku, tuk mengokohkan jiwaku mencapai ridhoMu.
Jadikan taatku tuk mendekatkan seluruh aku padaMu.
Jadikan ujian Mu, tapakan kemuliaanku di sisi Mu.
hingga semua itu membangunkan untukku rumah ditaman syurga yang dekat denganMu.
Allah....

#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi

Sabtu, 06 Desember 2014

Kala Rindu dengan Sang Pencipta

Hanya sekedar kertas tau bahwa tinta butuh ia, agar semua mampu memahami kata.
Aku juga ingin kata memahamiku, agar semua yang ku ungkap menjadi renyah di santap siapapun yang membacanya.
Tengah mengeja aroma yang tepat untuk ku deraikan satu rasa.
Sepi senyap, menyelusup ke ulu panorama kehidupan.
Namun, pelitaku redup.... kini tak begitu kecapaian untuk mampuku deraikan nya.
Padahal ia hal yang sepele.
Yakni tentang jalan menuju wajah Sang Penciptanya.
Perihal hati nan lemah, akal yang dangkal, ilmu begitu terbatas, apalagi iman tak layaknya para Nabi.
sesering mungkin jatuh itu merayap-rayap dinding untuk bangkit.
Harap-harap dapat jua tiba di puncak syurga.

Untuk Sebuah Nama

Tak perlu desah ombak terdengar dengan pantai.
Agar ia tak pernah bising dengan kehadirannya.
Seolahkan saja ia kicauan cinta yang bernari lepas menghiasi denting-denting irama.

Begitupun jiwa, hati, dan rasa.
Tak usah ricuh dengan kenangan yang hampa.
Cinta akan mengunjungi mu pada tempat yang termulia.
Waktu yang Tuhan rencanakan dengan kelembutan-Nya.
Memadukan segala kekuatan semesta
membentang sabda kesucian dua hati dalam ikatan utuh,
Yang terukir pada lauh mahfudz.
bisikkan iman dalam dada.
Agar elok sabar menunggu kehadiran Pangeran Syurga.
Di Istana hati nan bersemayam nama Allah.

Untuk mu sebuah nama.....

Senin, 17 November 2014

Torehan Hati Harian II

Hatiku takut.
Nafasku tersengal-sengal.
Jiwa bergemuruh.
Rasa yang tak menentu menghantui segala logika.
Aku takut rahmat Allah tak lagi turun, hingga aku sungkan lagi diberi kebaikan oleh Yang Maha Baik dan tak dimampukan untuk melakukan kebaikan.
Dengan merangkak-rangkak ku datangilah Sang Maha Agung melalui tilawah Qur'an. Harap cemas dengan ini iman pun mampu mensucikan kembali hari yang terkeruhkan oleh aktifitas.
Getir amat perasaanku jika kerinduan tuk melihat wajah Nya menyublim ke rona dosa.
Maunya tetap terus terjaga dalam kesadaran akan pengabdian yang sungguh-sungguh.
bahwa diri ini hanya hamba yang dicipta untuk mengabdi, menjalankan agama yang lurus dengan tulus.

Jumat, 14 November 2014

Goresan Suara Hati

Allah....
Di atas bumi mu yang bernyawa ini aku titipkan hatiku pada Mu.
Untuk kau pegang semau Mu diatas segala kebaikan dan pengabdian yang tulus.
Sungguh sedu sedan rasaku tuk menggapai wajah Mu.
kala kerinduan itu terasa hampa, aku pun kecapaian sendiri mencari makna hidup.

Jelita dalam kesengsaraan yang membuat Kau memandangku dalam cinta.
Tapi seorang hamba yang dhaif ini penuh keluh kesah.
Aku pinta Kau maafkan jiwa yang nestapa. Karena ia memang lemah tanpa Kau kuatkan.

Yang Kau janjikan begitu menggiurkan ku. Capaiku tak seberapa Allah.
Aku tak sekuat Umar, tak pula selembut Abu Bakar, apalagi sepemalu Utsman dan secerdas Ali.
aku ini hanya gadis akhir zaman...yang slalu menangis memohon untuk Kau muliakan. Ampunkanlah jika aku tak tau cara memintanya...ya Rabb.

Air yang mengalir teramat mendamaikan, layaknya khusuk dalam penghayatan shalat. Ia pun menghanyutkan hidup pada kebahagiaan dunia dan keberuntungan akhirat.
Ini pun aku kerap alpa, menghantarkanku dalam labirin duka.

Terlalu ku perturutkan seruan 'yang terlaknat'. Akupun mabuk kepayang berkesimbah dosa.
Aku ingin pulang tak kembali lagi padanya.
Allah....Kau kenal segala isi dalam dada.
Bahwa aku hanya ingin menjadi pengabdi saja.
Dan itu sangat sederhana.
Betapa berharga.

Nikmatnya taat saat Allah menjadikan ku kuat.
Kuat mengelola seni berbahagia dan berduka.
Sampai musibah menjadi mahabbah.
Malas berganti kerja keras.
Dungu melaju ke pecinta ilmu.
Keluh menghilang menjelmalah pribadi tangguh.

Semua berkat ikhlas, taat, takwa, dan khusuk.

#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi