Nafas yang mendengus kau hitung pun gila.
Suara yang simpang siur, teratur kau renung pun sadar.
Warna-warni nan hinggap di baju kupu-kupu kau lihat pun terpesona.
Bahwa Tuhan punya Kuasa.
Memberi..
Menunjukkan...
Dan Merangkul mu dengan seantero cinta.
Kamis, 30 Oktober 2014
Proses Hidayah
Rindu
Kerinduan ini menyakau.
Menyeka bahagia, menyemburkan pilu.
Di negri asing pengembaraan aku memohon kuyu.
Tuhan...bawa aku lagi pada Mu
Bersama gerimis ku antarkan berjuta rindu yang mendalam.
Bersama tetesannya membelai ranting-ranting yang rapuh.
Menyeruak menuju kalbu, menggetarkan dawai hati.
Menarik sedih seluruh aku.
Talu-bertalu harap tuk hidup penuh berlumur naungan cahaya Mu.
Untuk itu aku titip seonggok rindu.
Hingga senja menyulam jingga.
Di bibir pertemuan syurga.
Rindu terus bertapa.
Kamis, 09 Oktober 2014
Yang Lebih bagi Orang Tua
Ah, dulunya aku mengira dengan selalu jadi juara kelas orang tua akan bahagia. Memang...namun itu belum sempura.
Terus aku perjuangkan untuk mengejar segala prestasi kemana-mana dengan penuh pengharapan mereka akan tersenyum merekah penuh rasa bangga.
Memang...namun itu tidak seberapa.
Tak bosan aku berjuang agar dapat membalas segala ketulusannya walau tak seberapa.
Aku pun segera menyelesaikan kuliah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya agar segera bekerja mengirim uang untuk orang tua.
Karena aku pikir itu dapat membuat mereka lebih lega.
Memang...namun itu belum ada apa-apanya.
Maka aku pulang agar tak lagi jauh terpisah dan meneguk air mata rindu tuk bersua.
Aku berupaya sekuatnya untuk mampu berdikari lebih agar dapat penghasilan yang lebih sejahtera untuk orang tua.
Namun...aku benar-benar salah.
Semua kesibukan itu membuat aku tak sempat tuk bercengkrama, keseharian padat dengan kerja sampai hari libur pun tersita.
Sekarang aku lebih mengerti...
Yang lebih membahagiakan itu, saat seorang anak bertanya besok ayah dan amak mau makan apa ? Lalu kita yang memasaknya dengan penuh cinta.
Yang lebih membanggakan itu, saat seorang anak hadir di tengah masyarakat dan mampu menjadi penebar manfaat yang berlimpah.
Yang lebih melegakan itu, saat seorang anak selalu menjaga hati dan perasaannya.
Maka. Kini selalu kusempatkan untuk melakukan sesuatu yang membahagiaan hatinya. Sekalipun itu dengan menyuguhkan sarapan dan cemilan seadanya.
Ah...memang membahagiakan itu sederhana.
Hingga Gas menjadi Plasma
Layaknya gas yang menjadi plasma karena dilecut suhu yang panas hingga ia mampu berbinar lebih indah dari biasa, begitulah ujian mengindahkan kekokohan jiwa.
Meski panasnya ujian memerihkan, pun di ujung lebih memulihkan.
Sedang hadirnya iman kan menjelitakan derap perjalanan di naungan sayap kesabaran.
Aduhaiiii hidup...
Tak ada yang perlu diratapi,
Sudah jelas dan pasti manusia hanya si pengabdi.
Menjalankan agama yang lurus dengan sepenuh hati.
Serahkan segala kemelut pada Ilahi.
Kian taat dan patuh pada titah Pencipta Langit dan Bumi, semakin mantap menjalani hidup ini.
#perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Jumat, 03 Oktober 2014
Teman
TEMAN.....
Kau dan aku layaknya neutron dan proton yang berpadu kokoh dibawah energi ikat iman. Kita akrab menamakannya dengan ukhuwah.
Lalu menjadikan kita nukleus kebaikan dalam atom kehidupan.
Tentu saat energi ikat iman itu musnah, kau dan aku bukanlah lagi nukleus kebaikan. Karena kita hanya serpihan partikel bermuatan yang kelak melalang buana dalam semesta kesibukan dunia.
Ah ....itu akan terasa amat hambar dan hampa.
Kita tentu memiliki peran masing-masing bukan ? Namun satu tujuan yang mulia yakni Menuju Keridhoan Allah.
Yang menjadi esensinya teruslah membersamai hari dengan takwa.
Baik aku dan kau,,,
Agar energi ikat iman itu istiqamah selamanya menemani kita hingga bersua wajah Allah yang Maha Indah.
Amiiiiiin.
Sungguhpun aku menulis ini saat aku merasa bahwa aku harus terus melejitkan kapasitas ketakwaan yang selamanya ini kerap terlerai dan memudar dalam aktifitas kesibukan dunia.
Jangan sungkan kawan untuk menghadirkan namaku dalam secepis do'a.karna itu amat berarti dan sangat kubutuhkan.
Salam tali cinta diperaduan iman....TEMAN.
Be Fight Intifadhah 2009...!
Selasa, 23 September 2014
TuhanTahan Cinta
Jika hati ini menguapkan rona, tersimpul senyum jumawa menyambut jingga menyelang senja di kemegahan mega.Walau perjalanan akhir bukan titik akhir yang terukir.
Kini....
Ku dengar gemericik hatimu mengundang risau.Pahami dg sebenarnya bhw tetesan itu bukanlah aku melainkan lemahnya iman di dada.Tenangkan dengan kedekatan pd-Nya.
Kau pasti tau...
Saat bulan disimpan awan, langit menjadi suram kehilangan cahaya. Begitupun dengan hati yang terselimuti dosa menayangkan langit kehidupan yang nestapa.
Sayangnya..
Dikau yang tengah bergelut mesra di bawah bisikan setan, hingga tak ada celah cahaya tuk menerangi jiwa. perlahan terjungkir dalam kehinaan.
Wahai angin buatlah tarian2 ranting, agr smesta dan hati berpadu tuk menafsirkan dzikirmu dan mengerti betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai fajar, singsingkanlah mentari mekar nan menghangatkan kebekuan jiwa.
Agar sulaman lara kian terlerai.
Menjadi hati suci berbinar.
Merongrong hasrat duniawi, menenggelamkan ke lautan lepas.
Sampai Tuhan tak lagi tahan cinta.
Kau pun jumpalitan dalam bahagia
Bangko, 23_09_14
#AFJ_Syair_Jiwa
Senin, 15 September 2014
Simfoni Hati di Eter Kehidupan Fana
Hatiku gontai...
Jiwaku masai...
Akalku terberai...
Aku lemah dan terkulai...
Kehidupan ini mencercaku.
Karena apalah yang ku punya.
Hanya jasad yang berpadu dengan ruh.
Sedang itupun hanya pinjaman.
Lalu aku dihantam karena kepongahan.
Ditikam sebab ketak-syukuran.
Dilumat-lumat penyesalan.
Waktu geram bersama amarah yang kian memuncak.
Aku lalai dalam kefanaan dunia.
Astaghfirullah.....
Duhai waktu....
Aku tak pernah berniat untuk melukaimu karena kesia-siaan.
Jika itu telah terjadi, pada Tuhan, ku mohonkan ampunan.
Duhai nikmat...
Aku sering merenggutmu dalam kealpaan.
Tanpa berterima kasih pada-Nya.
Membuat malu itu hadir dalam hati yang insyaf.
Pada Mu, Tuhan...aku tunduk dan harapkan ampunan.
Duhai dosa...
Aku kerap mengecapmu..
Pada akhirnya qalbuku keruh, imanku runtuh,taatku lusuh,hari-hari yang terjadi kian ricuh, sedang Tuhanku jadi tak acuh.
Aduuuuuuh !
Racunmu menjalar ke seluruh sel-sel tubuh amalku.
Kini ia terbaring tak berdaya lagi.
Sebab kau ! DOSA....
Huuufffftttt...
Tuhanku, ALLAH....mohon obati diri dengan kasih sayang Mu bersama ampunan yang berlimpah.
Betapa kusadari, Tuhan...
Saat Engkau hidangkan ujian demi ujian.
Membuat lambung jiwaku semakin penuh.
Lalu aku menjadi bernutrisi untuk melangkah lebih kuat dalam menjalani kehidupan.
Terima kasih Allah. . .
Engkau masih memandangku.
Memenuhi cintaMu dalam ujian yang diberi.
Semua mampu ku raba dalam kebeningan hati.
Bahwa apapun ketetapan Mu adalah baik bagiku.
#perjalananuntuksebuahmimpi