Minggu, 26 Januari 2014

The Power of Hope

-The Power of Hope-

Nabi NUH blm tahu banjir akan dtg ketika ia membuat kapal & ditertawai kaumnya.

Nabi IBRAHIM blm tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.

Nabi MUSA belum tahu laut akan terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.

Nabi MUHAMMAD SAW pun belum tahu kalau Madinah adalah Kota Tersebarnya Ajaran yg dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah..

Yang Mereka tahu adalah bahwa Mereka harus Patuh pada perintah اَللّهُ dan tanpa berhenti berharap yg Terbaik..

Ternyata dibalik ketidaktahuan kita, اَللّهُ telah menyiapkan kejutan saat kita menunaikan perintahNYA..

Yakinlah bantuan اَللّهُ akn datang walaupun sampai di detik2 terakhir usaha Hamba-Nya..
So, jgn pernah berputus asa utk terus berharap hanya pada اَللّهُ semata...

Kalaupun hasil yg kita usahakan jauh dari Harapan bahkan menyakitkan, tak usah kita berkecil hati...

Karena اَللّهُ mencintai kita dengan cara2 yg belum tentu kita sukai... Namun akan kita daptkan hikmah yg sgt luar biasa suatu saat nanti... Tetaplah bersabar dn isqomah, berikhtiar utk mmperjuangkn sesuatu yg baik...

Tetap berbaik sangka pd اَللّهُ (husnudzon) dlm setiap nafas kehidupan kita
#Copas dari Grup WA

Renungan

Just Renungan :

"APA yg kau Cari...??? "
Kita di gunung rindukan pantai;
Kita di pantai rindukan gunung;

Kalau kemarau kita tanya,, kapan hujan?
Di musim hujan,,,kutanya kapan kemarau;

Diam di rumah pengennya pergi ....
Setelah pergi pengen pulang ke rumah;

Waktu tenang cari keramaian;
Waktu ramai cari ketenangan;

Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan;

Ternyata sesuatu tampak indah karena belum kita miliki :'(

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki;

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR... dengan berkat yang sudah kita miliki"...

" mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?., menutupi telapak tangan saja sulit.

Tapi kl daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah bumi!"

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di-mana2.
Bumi inipun akan tampak buruk;

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil;

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk. walau cm seujung kuku

Bila hati kita tertutup,
tertutuplah semua.

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA.

Karena hidup adalah: "waktu yang dipinjamkan & Harta adalah: "ANUGERAH yang dipercayakan"

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki.

Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita...@>-- mari kita banyak2 berSyukur di hari yg indah ini atas Apapun yg sudah di Beri..

#Copas dari grup WA

Politik dan Cinta

1- Apakah mungkin dua kata ini bisa bertemu: politik dan cinta.

2- Politik punya defenisinya sendiri, sebagaimana dengan cinta dia juga punya maknanya sendiri

3- Politik identik dengan kekuasaan Lahiriah, namun Cinta adalah kekayaan batiniah

4- Saat Politik bertemu dgn cinta maka dia akan menjadi memelihara setiap kehidupan in

5- Saat Cinta bertemu dgn politik, akan menumbuhkembangkan kehidupan ini

6- Politik itu memelihara, namun cinta itu menumbuhkembangkan

7- Politik itu kendaraannya, namun cinta itu yang mengendalikannya

8- Politik itu busurnya, namun cinta itu membimbing anak panahnya

9- Politik tanpa cinta menjadikannya beringas, namun cinta tanpa politik membuatnya tak bertenaga

10- Politik itu kerja berbasis akal, namun Cinta bekerja berbasis hati

11- Kerja Politik tanpa Cinta hanya bermuara kepada kelelahan, kerja Cinta tanpa Politik hanya mengantarkan kita pada fantasi impian

12- Politik dan Cinta akan mengubah kerja yang LELAH menjadi LILLAH

13- Politik bisa memaksa semua jadi Lawan, namun Cinta akan membuatnya jadi Kawan

14- Jika banyak yang antipati dari pengamat tentang kita, Partai kok bawa-bawa Cinta dan hati...

15- .Sampai ada yang mengatakan, dari semua literatur politik yg mereka baca, tak satupun yg mengatakan ada teori Politik & dakwah Cinta

16- ..Jika kalian telah membaca literatur politik dari halaman 1 sd 100 tidak ada cinta didalamnya, maka kami adalah halaman ke-101nya...


Katakan pada mereka yg memusuhimu, "Kalian salah memusuhiku, hati ini datang dgn penuh cinta saat hatimu berisi curiga”


*by ustadz Syukri Wahid Balikpapan
(@Syukri_W on twitter)

Sabtu, 25 Januari 2014

Kejamnya Waktu Subuh

Kebanyakan kita tentu sudah mengetahui tentang keistimewaan waktu Subuh. Maka, untuk melengkapi pengetahuan kita, hari ini ada baiknya kita melihat waktu Subuh dengan kacamata yang lain, yaitu dari bahayanya waktu Subuh apabila kita tidak dapat memanfaatkannya.


IstimewaAllah bersumpah dalam Al Fajr : “Demi fajar (waktu Subuh)”. Kemudian dalam Al Falaq Allah mengingatkan: “Katakanlah! aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”.

Ada apa sebenarnya di balik waktu Subuh? Mengapa Allah sampai bersumpah demi waktu Subuh? Dan mengapa pula kita harus berlindung kepada yang menguasai waktu Subuh? Apakah waktu Subuh sangat berbahaya?

Ya, ternyata waktu Subuh memang benar-benar sangat berbahaya! Waktu Subuh itu lebih kejam dari sekawanan perampok bersenjata api. Waktu Subuh bisa lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan. Waktu Subuh bahkan lebih berbahaya dari kobaran api yang disiram bensin!


IstimewaJika ada sekawanan perampok menyatroni rumah kita, dan mengambil paksa semua barang yang kita miliki. Emas dan semua perhiasan dirampas. Uang cash puluhan juta dirampas. Laptop yang berisi data-data penting dirampas. Mobil yang belum lunas dicicilannya juga dirampas. Nah, bisa dibayangkan bagaimana pedihnya hati kita menerima kenyataan itu?

Tapi ketahuilah, sebenarnya waktu Subuh lebih kejam dari perampok itu. Sebab jika kita ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga melalaikan sholat fajar, maka kita akan menderita kerugian yang jauh lebih besar dari sekadar kehilangan laptop dan mobil. Kita bahkan akan kehilangan dunia dan segala isinya. Ingat, “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya,” (HR Muslim).


IstimewaWaktu Subuh juga bisa lebih menyengsarakan dari sekadar kemiskinan di dunia. Sebab bagi orang-orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga mengabaikan sholat Subuh berjamaah di masjid, maka pada hakikatnya, merekalah orang-orang miskin sejati yang hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja dari pahala sholatnya.

“… dan barangsiapa yang sholat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan sholat semalam suntuk” (HR Muslim). Sholat semalam suntuk adalah sholat yang dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Fantastis! Sholat selama sepuluh jam, atau kurang lebih, sama dengan 150 kali sholat! Jadi, betapa agungnya fadilah sholat Subuh berjamaah ini. Dan betapa malangnya orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, orang-orang yang mengabaikan shalat subuh berjamaah di masjid.


IstimewaWaktu Subuh juga lebih berbahaya dari kobaran api yang disiram bensin. Mengapa demikian? Karena Rasulullah telah bersabda, bahwa orang yang tidak mampu melaksanakan sholat Subuh berjamaah, kedudukannya setara dengan orang munafik.

“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan sholat Isya dan sholat Subuh. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak” (HR Bukhari Muslim).

Orang yang ‘tergilas waktu Subuh’ sehingga tak mampu mendatangi masjid untuk shalat berjamaah, sesungguhnya adalah orang yang dalam keadaan terancam bahaya, karena dirinya disetarakan dengan orang munafik. Sebab, ancaman bagi orang munafik adalah Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (An Nisa:140).


IstimewaBukankah Jahanam lebih berbahaya dari sekadar kobaran api yang disiram bensin?

Nah, agar kita tidak merasakan ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih kejam dari perampokan, agar kita tidak terkena ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan, dan agar kita tidak terkapar ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih berbahaya dari kobaran api, maka: “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu Subuh” (Al Falaq:1). Yaitu dengan memanfaatkan waktu Subuh sebaik-baiknya. Lakukan sholat sunnah (sholat fajar) dan sholat berjamaah di masjid.

Tapi ada satu pertanyaan yang tersisa, yaitu mengapa waktu Subuh bisa menggilas kita? Sebab, kalau kita mau memperhatikan, sesungguhnya waktu Subuh adalah waktu yang paling berat buat kita yang ingin beribadah. Mengapa? Karena waktu Subuh adalah saat paling tenang, sehingga sangat pas buat menenggelamkan diri dalam tidur nyenyak dan bermimpi indah. Ditambah lagi, umumnya, suhu udara waktu Subuh lebih dingin dibanding waktu lainnya – sehingga membuat yang sedang tidur jadi makin merapatkan selimutnya.


IstimewaTapi yang paling berbahaya ialah, kalau kita sampai kena kepung pasukan iblis – yang akan mengencingi telinga kita, agar tak bisa mendengar panggilan “Sholat itu lebih baik daripada tiduuurrr!” dari speaker masjid, dan meniup-niup mata kita – sehingga mata kita serasa dilem atau kelopaknya bagaikan dibanduli dengan beban jutaan ton, sehingga “susaaaahhhh betul buat dibuka”.

Nah, suasana waktu Subuh dan hasil daya upaya pasukan iblis itulah yang akan “menggilas” niat kita, tekad kita, buat bangun dan mendirikan sholat. Sehingga kita terus terkapar tanpa daya di atas buaian tidur lelap dan mimpi indah, dan melalaikan sholat fajar serta sholat Subuh berjamaah di masjid. Jadi, jangan anggap remeh kekuatan waktu Subuh dalam mematahkan atau menggilas iman kita, sehingga iman kita tidak bisa bertumbuh dengan subur oleh siraman fadilah sholat fajar dan sholat berjamaah. Oleh karena itu, jangan tidur tanpa wudhu dan doa meminta perlindungan kepada Allah. (Thamrin Mahesarani)


Galau Karena Bahagia yang Berlebihan

Ada satu bahasan yang menarik dalam acara Mozaik Islam yang ditayangkan Trans TV pagi hari yang lalu. Dalam salah satu segmennya, disampaikan bahwa Rasulullah saw tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan. Contoh yang diberikan adalah tertawa berlebihan dan makan yang berlebihan.
Kedua hal itu, sejatinya dapat melemahkan iman, namun seringkali terabaikan.

Yang menarik untuk dicermati adalah bahwa Rasulullah saw sangat menganjurkan untuk memperbanyak senyum -bahkan senyum kita dapat bernilai sedekah-.
Lain halnya dengan tertawa. Jangan berlebihan.

Dari Abu Hurairah r.a,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ﻟَﺎ ﺗُﻜْﺜِﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚَ ﻓَﺈِﻥَّ ﻛَﺜْﺮَﺓَ ﺍﻟﻀَّﺤِﻚِ ﺗُﻤِﻴﺖُ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐَ
“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.”
(HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7435)

"mematikan hati", munhkin bahasa yg terlalu melangit dan sulit dijadikan parameter apakah selama ini kita telah terlalu banyak bersenda gurau dan tertawa yang berlebihan atau tidak.

Nah, dalam tayangan tersebut dijelaskan sisi ilmiah yang bisa menambah hikmah tentang anjuran untuk tak tertawa berlebihan.

Tertawa boleh jadi merupakan bentuk refleksi kebahagiaan. Yang dalam tubuh kita dipemgaruhi oleh keberadaan endorfin.
Di sisi lain, ada hormon serotonin yang memberi efek ketenangan tetapi dalam jumlah rendah dapat menimbulkan kesedihan, keresahan, dan perasaan semacamnya yang di zaman sekarang dikenal dengan sebutan galau.
Kedua hormon ini bekerja simultan, seiring sejalan.
Jika endorfin naik, maka serotonin ikut naik. Begitupun sebalikmya.

Namun, ternyata kedua hormon tersebut dapat pula mengalami ketidakstabilan. Kadar endorfin yang terlalu tinggi justru dapat menekan produksi serotonin.

Pemicu tingginya kadar endorfin salah satunya adalah tetawa yang berlebihan. Di satu sisi kita mungkin akan tampak sangat bahagia. Hanya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kadar serotonin justru ada di titik terendah dan mengakibatkan kita mudah merasa gelisah serta cemas. Dalam hal beribadah, kita jadi sulit khusyuk. Sedangkan dalam bermuamalah, kita akan menjadi pribadi yang kurang peka dengan lingkungan sekitar karena sibuk dengan kegalauan diri sendiri.

Menonton tayangan Mozaik Islam itu membuat saya sejenak berpikir. Jangan-jangan ketidakpedulian terhadap musibah yang terjadi di sekitar kita disebabkan karena diri yang kerap tertawa hingga terbahak-bahak.
Tak perlu jauh-jauh memikirkan saudara kita di Palestina, Suriah, atau Mesir yang hingga kini masih bergejolak. Memikirkan nasib korban gempa di Aceh & Lombok pun kita enggan. Ah, apalagi jika ditanya seberapa sesat ajaran Syiah. Mungkin kita menggeleng tak tahu.

Mungkin satu hal yang perlu menjadi sorotan adalah tayangan di televisi yang seringkali memicu tawa penontonnya. Bukan hanya dalam acara komedi, tetapi juga acara musik di pagi hari. Maka, lihatlah, kini kegalauan itu menjamur. kita lebih asyik update status atau ngetweet yang isinya melulu tentang diri. Sibuk mengatasi kegelisahan dan kecemasan sendiri.

Dan ketika nanti di bulan Ramadhan tayangan yang menemani waktu sahurpun tak lepas dari gelak tawa pengisi acaranya, mungkin memang sudah saatnya kita mematikan TV alihalih mematikan hati kita.

***

Referensi tambahan:
* al-atsariyyah.com/banyak-tertawa-mematikan-hati.html
* ronymedia.wordpress.com/2010/08/01/banyak-ketawa-mematikan-hati/

Penulis Sari Yulianti
@muhajirinanshor 5 dengan perubahan seperlunya.
Subhanallah, keren.benar banget.