Assalamu’alaikum wr.wb
Duhai Kak Echa yang bening
hatinya……
Ada nasihat yang ketika membaca ini, Ningsi ingat Kakak:
Kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Cinta laksana pohon yang tumbuh di
dalam hati, akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintainya,
dahaganya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah rasa takut kepada-Nya, daunnya
adalah rasa malu, buahnya adalah ketaaatan kepodanya dan air yang
menghidupinya adalah menyebut nama-Nya(dzikir), jika di dalam cinta ada satu
bagian yang kosong berati cinta itu tidak sempurna.”
Katanya, jika engkau mencintai
sahabat seiman mu. Ucapkanlah. Karena tidak tahu apakah besok masih bisa mengungkapkannya
dan apakah masih bisa menyampaikannya. Sungguh Ningsi tak pernah tahu apakah
besok masih bisa bicara, atau masih bisa menulis, atau masih disinggahi ruh
yang dengannnya bisa menyampaikan perasaan dalam hati ini. Mata pun tak dapat
dijahit untuk menghujani pipi saat ingin menyampaikan ini pada Kak Echa, “
Sungguh Ningsi mencintai Kak Echa dengan bongkahan keimanan di hati karena
Allah”. Sembari membayangkan wajah kakak yang dengan siluet yang tergambar
dalam teater pikiran itu menggugah diri untuk berbuat lebih baik, membuat
akhirat terbayang lebih dekat. Dengan mencintai orang yang mencintai Allah akan
menuntut hati untuk menghimpun cinta Allah. MasyaAllah…..
Duhai Kak Echa yang bening
hatinya……
Kemarin baca lagi surat cinta
dari kakak yang beberapa tahun lalu
kakak kirim ke email, tentang kisah Nabi Musa as dan Harun as. Ah…surat itu
sudah berkali-kali dibaca, kalau ada rindu pada kakak yang membelai hati maka
surat itu menjadi diri semakin yakin bahwa ningsi punya sahabat syurga di
dunia, Kak Echa. Karena kata sahabat itu tidak sekedar tertoreh di atas kertas
namun terlampir dalam do’a-do’a di waktu yang hening dan tempat yang sunyi. Karena
dalam keimanan tidak ada kepura-puraan, orientasi orang-orang yang beriman
hanyalah ridho Allah. Maka Ningsi dapat mengecup ukhuwah dalam telaga iman
bersama orang yang dipilih-Nya, Kak Echa. Sahabat yang baik adalah sahabat yang
selalu mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Begitulah jika bersama
kakak. Selalu berakhir dengan rasa iman yang kian menggebubu dan menuangkan air
semangat untuk menjalani kehidupan dengan gagah dan percaya diri.
“Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
(Al-‘Ashr : 3).
Duhai Kak Echa yang bening
hatinya…..
Ada titik dimana diri ini lemah, lalu
kakak kuatkan dengan taujih yang menyentuh. Jika sakit, kakak hibur dengan
cerita hikmah. Ada kalanya diri ini banyak mengeluh karena lelah oleh
aktifitas, lalu kakak ingatkan tentang makna sabar dan syukur. Begitulah
beruntungnya diri ini punya sahabat syurga, seorang yang dapat memberikan
kelapangan saat diri ini dalam himpitan, seorang yang dapat menjadi ruang untuk
saling bertukar pikiran. Seorang yang mampu dengan erat menggenggam tangan ini,
saat haluan mulai tak lagi pada arah kebenaran. Namun bukan hanya sebatas ini
arti sahabat kan kak ? Karena kakak pernah menyampaikan
“Duhai adikku ningsi yang lembut hatinya,
Persaudaraan itu bukan hanya karena sekedar selalu bersama dalam
menikmati hari-hari, bukan hanya sekedar
mengulurkan tangan dengan lembut ketika dibutuhkan, bukan hanya sekedar tertawa
riang atau mencurahkan hati dan perasaan pada apa yang sedang dirasakan. Bukan,
bukan hanya sekedari tu.
Tapi ada yang lebih agung dari itu
semua,yaitu ketika persaudaraan terjalin karena adanya satu misi dan tujuan
yang sama, yaitu menggapai Ridho Allah. Mereka yang bersaudara di jalan Allah,
akan saling melengkapi dan menguatkan untuk menjalani tantangan yang penuh terjal
dan duri untuk mencapai tujuan mereka.Satu hati, satu rasa, satu cita, dan satu
cinta.Mereka dipertemukan oleh_Nya karena kesamaan tujuan, mereka bermesra dijalan_Nya,
mereka bukan hanya memikirkan kebaikan mereka saja, tapi juga kebaikan untuk
orang banyak. Persaudaraan mereka terjalin karena cinta_Nya,ikatannya kokoh karena
tali iman, mereka saling menguatkan atas
berbagai kelemahan yang mereka miliki. Mereka bersama, selalu bersama dalam meraih
cinta_Nya.Niat mereka sama, Tujuan mereka sama, amunisi mereka sama, Allah,
Allah, dan Allah..hanya itu. Sehingganya mereka selalu bersama dan saling menguatkan, dan memang dalam perjalanan
panjang untuk mencapai tujuan yang suci dan mulia ini, kita butuh teman untuk saling
menguatkan.Yah butuh, karena itulah fitrahnya manusia.”
Terus Ningsi baca berulang-ulang kata-kata dari
kakak ini….Lalu hujan jadi pindah ke mata, kemudian terisak. Benar kak, sahabat
fillah itu tak mengharapkan sesuatu dari
diri kita selain kita menjadi orang yang baik dan mampu memberi kebaikan kepada
orang lain. Sahabat fillah itu hanya ingin
melihat senyum dari wajah kita, saat kita menghadap Allah dan tak ingin ada
kegelisahan dan kesedihan karena dunia tersirat di wajah kita. Tapi, ia
mengharapkan kesedihan dan kegelisahan kita dikarenakan ketakutan kita kepada
ALLAH! Sahabat fillah bukanlah orang
yang takut jika kita terasing pada kehidupan dunia. Namun, ia hanya takut, jika
pada hari kebangkitan nanti, kita termasuk orang-orang yang terusir dari rahmat-Nya!
Ia tak takut jika harus berpisah dengan kita pada kehidupan dunia. Namun, yang
Ia takutkan adalah ketika Ia harus dipisahkan dengan kita pada kehidupan
setelah kehidupan yang fana ini… yaitu kehidupan akhirat, tanpa bisa menolong
kita sedikit pun.
Semoga kita dikumpulkan dalam rahmat-Nya ya kak.
Mendapatkan keridhoan-Nya untuk melihat wajah-Nya di Yaumul Akhir. Semoga kita
tetap bisa saling menolong di yaumul akhir kak karena kita pun saling tolong- menolong untuk menegakkan panji-Nya.
Duhai Kak Echa yang bening hatinya….
Adakalanya kita sering menuntut orang lain
untuk sejalan dengan pikiran dan suasana hati kita. Adakalanya kita menuntut
takdir untuk sesuai dengan cerita yang ingin kita jalani. Namun , hidup ini
tidak seperti itu kan kak ?. Hidup ini seperti taman bermain anak-anak dalam
firman Allah. Penuh senda gurau lagi sebentar saja. Kita tidak dapat memastikan
dengan siapa kita cocok untuk bermain dan memainkan kehidupan ini. Kita tak
dapat mengetahui dengan tepat siapakah gerangan yang menjadi teman bersenda
gurau. Lantas Allah membisikkan dalam hati “Kakak mu itu (Kak Echa) ningsi
adalah salah satu solusi untuk sahabat
mu di dunia ini dalam menapaki jalan Tuhan Mu. Kelak cerita ini akan insyaAllah
menjadi cerita yang diwariskan tentang seorang sahabat syurga ningsi di dunia. MasyaAllah…..
Dunia ini memang sering membuat kita
jengah, membuat kita jauh dari esensi kita sebagai khalifatul fil ardh. Kakak bilang,
“dijalan ini, kita harus memiliki niat dan azzam yang kuat, kita harus memiliki
amunisi yang hebat dengan amalan sehari-hari kita,kita harus selalu ikhlas, sabar
dan semangat,sehingga kita bisa selalu berkarya dalam kerangka menggapai RidhoNya
dan mampu mempersembahkan yang terbaik dihadapan Allah dan Rasulnya, kelak.”
Iya kan kak ? Semoga kita bisa begitu dan dimudahkan untuk menjadi sesuai
dengan kehendak Allah.
Semoga Allah senantiasa melindungi
kita dalam jenak kasih sayang-Nya.
Semoga terhimpun penuh cinta di
ruang hati kita.
Cinta karena Rabbuna.
Pada akhirnya yang tersisa hanyalah
kejujuran dalam mencintai Allah dan hamba-hambaNya.
"Elsa & Ningsi "
Ah, nama itu sudah menjadi rangkaian kata yang satu, tak asing
lagi untuk di dengar. Indah dan mengindahkan. Damai dan mendamaikan, sejuk dan menyejukkan.S
empurna. ^_^
Penuh Doa dan Cinta selalu,
Adikmu, Ningsi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar