Minggu, 31 Januari 2016

Untuk Kak Echa yang Bening Hatinya

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb

Duhai Kak Echa yang bening hatinya……

Ada nasihat yang  ketika membaca ini, Ningsi ingat Kakak:
Kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Cinta laksana pohon yang tumbuh di dalam hati, akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintainya, dahaganya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah rasa takut kepada-Nya, daunnya adalah rasa  malu, buahnya adalah ketaaatan kepodanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut nama-Nya(dzikir), jika di dalam cinta ada satu bagian yang kosong berati cinta itu tidak sempurna.”




Katanya, jika engkau mencintai sahabat seiman mu. Ucapkanlah. Karena tidak tahu apakah besok masih bisa mengungkapkannya dan apakah masih bisa menyampaikannya. Sungguh Ningsi tak pernah tahu apakah besok masih bisa bicara, atau masih bisa menulis, atau masih disinggahi ruh yang dengannnya bisa menyampaikan perasaan dalam hati ini. Mata pun tak dapat dijahit untuk menghujani pipi saat ingin menyampaikan ini pada Kak Echa, “ Sungguh Ningsi mencintai Kak Echa dengan bongkahan keimanan di hati karena Allah”. Sembari membayangkan wajah kakak yang dengan siluet yang tergambar dalam teater pikiran itu menggugah diri untuk berbuat lebih baik, membuat akhirat terbayang lebih dekat. Dengan mencintai orang yang mencintai Allah akan menuntut hati untuk menghimpun cinta Allah.  MasyaAllah…..

Duhai Kak Echa yang bening hatinya……

Kemarin baca lagi surat cinta dari kakak yang beberapa tahun  lalu kakak kirim ke email, tentang kisah Nabi Musa as dan Harun as. Ah…surat itu sudah berkali-kali dibaca, kalau ada rindu pada kakak yang membelai hati maka surat itu menjadi diri semakin yakin bahwa ningsi punya sahabat syurga di dunia, Kak Echa. Karena kata sahabat itu tidak sekedar tertoreh di atas kertas namun terlampir dalam do’a-do’a di waktu yang hening dan tempat yang sunyi. Karena dalam keimanan tidak ada kepura-puraan, orientasi orang-orang yang beriman hanyalah ridho Allah. Maka Ningsi dapat mengecup ukhuwah dalam telaga iman bersama orang yang dipilih-Nya, Kak Echa. Sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Begitulah jika bersama kakak. Selalu berakhir dengan rasa iman yang kian menggebubu dan menuangkan air semangat untuk menjalani kehidupan dengan gagah dan percaya diri.
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Al-‘Ashr : 3).
Duhai Kak Echa yang bening hatinya…..

Ada titik dimana diri ini lemah, lalu kakak kuatkan dengan taujih yang menyentuh. Jika sakit, kakak hibur dengan cerita hikmah. Ada kalanya diri ini banyak mengeluh karena lelah oleh aktifitas, lalu kakak ingatkan tentang makna sabar dan syukur. Begitulah beruntungnya diri ini punya sahabat syurga, seorang yang dapat memberikan kelapangan saat diri ini dalam himpitan, seorang yang dapat menjadi ruang untuk saling bertukar pikiran. Seorang yang mampu dengan erat menggenggam tangan ini, saat haluan mulai tak lagi pada arah kebenaran. Namun bukan hanya sebatas ini arti sahabat kan kak ? Karena kakak pernah menyampaikan

Duhai adikku ningsi yang lembut hatinya,

Persaudaraan itu bukan hanya karena sekedar selalu bersama dalam menikmati hari-hari,  bukan hanya sekedar mengulurkan tangan dengan lembut ketika dibutuhkan, bukan hanya sekedar tertawa riang atau mencurahkan hati dan perasaan pada apa yang sedang dirasakan. Bukan, bukan hanya sekedari tu.

Tapi ada yang lebih agung dari itu semua,yaitu ketika persaudaraan terjalin karena adanya satu misi dan tujuan yang sama, yaitu menggapai Ridho Allah. Mereka yang bersaudara di jalan Allah, akan saling melengkapi dan menguatkan untuk menjalani tantangan yang penuh terjal dan duri untuk mencapai tujuan mereka.Satu hati, satu rasa, satu cita, dan satu cinta.Mereka dipertemukan oleh_Nya karena kesamaan tujuan, mereka bermesra dijalan_Nya, mereka bukan hanya memikirkan kebaikan mereka saja, tapi juga kebaikan untuk orang banyak. Persaudaraan mereka terjalin karena cinta_Nya,ikatannya kokoh karena tali iman,   mereka saling menguatkan atas berbagai kelemahan yang mereka miliki. Mereka bersama, selalu bersama dalam meraih cinta_Nya.Niat mereka sama, Tujuan mereka sama, amunisi mereka sama, Allah, Allah, dan Allah..hanya itu. Sehingganya mereka selalu bersama dan  saling menguatkan, dan memang dalam perjalanan panjang untuk mencapai tujuan yang suci dan mulia ini, kita butuh teman untuk saling menguatkan.Yah butuh, karena itulah fitrahnya manusia.”

Terus Ningsi baca berulang-ulang kata-kata dari kakak ini….Lalu hujan jadi pindah ke mata, kemudian terisak. Benar kak, sahabat fillah itu  tak mengharapkan sesuatu dari diri kita selain kita menjadi orang yang baik dan mampu memberi kebaikan kepada orang lain. Sahabat fillah itu  hanya ingin melihat senyum dari wajah kita, saat kita menghadap Allah dan tak ingin ada kegelisahan dan kesedihan karena dunia tersirat di wajah kita. Tapi, ia mengharapkan kesedihan dan kegelisahan kita dikarenakan ketakutan kita kepada ALLAH! Sahabat fillah  bukanlah orang yang takut jika kita terasing pada kehidupan dunia. Namun, ia hanya takut, jika pada hari kebangkitan nanti, kita termasuk orang-orang yang terusir dari rahmat-Nya! Ia tak takut jika harus berpisah dengan kita pada kehidupan dunia. Namun, yang Ia takutkan adalah ketika Ia harus dipisahkan dengan kita pada kehidupan setelah kehidupan yang fana ini… yaitu kehidupan akhirat, tanpa bisa menolong kita sedikit pun. 

Semoga kita dikumpulkan dalam rahmat-Nya ya kak. Mendapatkan keridhoan-Nya untuk melihat wajah-Nya di Yaumul Akhir. Semoga kita tetap bisa saling menolong di yaumul akhir kak karena kita pun saling  tolong- menolong untuk menegakkan panji-Nya.

Duhai Kak Echa yang bening hatinya….

Adakalanya kita sering  menuntut orang lain untuk sejalan dengan pikiran dan suasana hati kita. Adakalanya kita menuntut takdir untuk sesuai dengan cerita yang ingin kita jalani. Namun , hidup ini tidak seperti itu kan kak ?. Hidup ini seperti taman bermain anak-anak dalam firman Allah. Penuh senda gurau lagi sebentar saja. Kita tidak dapat memastikan dengan siapa kita cocok untuk bermain dan memainkan kehidupan ini. Kita tak dapat mengetahui dengan tepat siapakah gerangan yang menjadi teman bersenda gurau. Lantas Allah membisikkan dalam hati “Kakak mu itu (Kak Echa) ningsi adalah salah satu solusi  untuk sahabat mu di dunia ini dalam menapaki jalan Tuhan Mu. Kelak cerita ini akan insyaAllah menjadi cerita yang diwariskan tentang seorang sahabat syurga ningsi di dunia. MasyaAllah…..

Dunia ini memang sering membuat kita jengah, membuat kita jauh dari esensi kita sebagai khalifatul fil ardh. Kakak bilang, “dijalan ini, kita harus memiliki niat dan azzam yang kuat, kita harus memiliki amunisi yang hebat dengan amalan sehari-hari kita,kita harus selalu ikhlas, sabar dan semangat,sehingga kita bisa selalu berkarya dalam kerangka menggapai RidhoNya dan mampu mempersembahkan yang terbaik dihadapan Allah dan Rasulnya, kelak.” Iya kan kak ? Semoga kita bisa begitu dan dimudahkan untuk menjadi sesuai dengan kehendak Allah. 

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dalam jenak kasih sayang-Nya.
Semoga terhimpun penuh cinta di ruang hati kita.
Cinta karena Rabbuna.
Pada akhirnya yang tersisa hanyalah kejujuran dalam mencintai Allah dan hamba-hambaNya.


"Elsa & Ningsi "

Ah, nama itu sudah menjadi rangkaian kata yang satu, tak asing lagi untuk di dengar. Indah dan mengindahkan. Damai dan mendamaikan, sejuk dan menyejukkan.S empurna. ^_^
Penuh Doa dan Cinta selalu,
Adikmu, Ningsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar