Pendidikan karakter dewasa ini bukan saja
merupakan hal yang penting bagi lembaga pendidikan, tetapi menjadi kebutuhan
yang harus diberikan kepada peserta didik, karena kebutuhan bangsa ini bukan hanya mengantarkan dan
mencetak peserta didik cerdas dalam nalar, tetapi juga harus cerdas dalam
moral. Mencetak anak yang berprestasi secara nalar memang tidak mudah, tetapi
mencetak anak bermoral jauh lebih sulit dilakukan, apalagi dengan perkembangan
teknologi canggih yang seamkin cepat dan pesat, yang tentunya akan berdampak
terhadap perkembangan anak.
Pendidikan
karakter telah menjadi perhatian banyak pihak, misalnya,
pemerintah telah mengagendakan pentingnya pendidikan karakter diterapkan di
sekolah-sekolah dan telah menjadi kebijakan nasional yang dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan. Hampir semua sepakat bahwa krisis moral yang
melanda generasi bangsa ini diakibatkan telah melemahnya nilai-nilai moral
bangsa dalam kehidupan masyarakat.Hal ini diduga penyebabnya adalah kurang
berhasilnya pendidikan yang membina karakter di sekolah.Pendidikan formal
dewasa ini lebih dominan mengembangkan aspek kognitif ketimbang aspek moral dan
karakter.Oleh karena itu, perlu pendidikan diterapkan di sekolah.Pemikiran ini
seolah-olah pendidikan watak atau pendidikan karakter belum pernah dijalankan
di sekolah, padahal esensi pendidikan watak atau pendidikan karakter telah ada
dan selalu menjadi muatan dalam setiap kurikulum di sekolah. Bahkan sejak dulu
pendidikan karakter ini dilabeli dengan nama pendidikan budi pukerti. Hanya
memang pendidikan karakter merupakan istilah baru dalam pendidikan atau
kurikulum di Indonesia.
Pendidikan
karakter sangatlah penting karena karakter akan menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, karakter akan menentukkan
bagaimana seseorang membuat keputusan, karakter menentukan sikap, perkataan,
dan perbuatan seseorang, sehingga menjadi identitas yang menyatu dan
mempersonalisasi terhadap dirinya, sehingga mudah membedakan dengan identitas yang lainnya. Hal tersebut
seperti disampaikan oleh Mufid (2011:447) bahwa karakter membentuk ciri khusus
suatu entitas yang menentukan individu tau entitas lain. Kualitas yang
menggambarkan suatu karakter bersifat unik, khas, yang mencerminkan pribadi
atau entitas dimaksud, yang akan selalu Nampak secara konsisten dalam sikap dan
perilaku individu atau entitas dalam menghadapi setiap permasalahan.
Wiratman
(2008:264) menyatakan banyak tokoh yang menggarisbawahi [entingnya pendidikan
karakter. Seperti mahtma Gandi menyatakan salah satu dosa fatal dari proses
pendidikan adalah pendidikan tanpa karakter (education without character). Marthin Luther King menyatakan intelligence plus character that is the goal
of the true education (kecerdasan plus karakter adalah tujuan akhir
pendidikan yang sebenarnya). Tidak ketinggalan Theodore Rosevelt berpendapat,to education person in maind and nation
morals is to educate a manace to society (mendidik seseorang dalam aspek
kecerdasan otak dan bukan moral adalah
ancaman berbahaya pada masyarakat.
Sungguh wajar,
Prof.DR.HC.Ir.R.Russeno dalam setiap pidato-pidatonya kerap mengingatkan bangsa
Indonesia, khususnya generasi muda, yakni dibutuhkan moralee herbewapening (kesiapsiagaan moral) dalam berprofesi,
terutam ahal ini jika dikaitkan dengan kondisi kemajuan ekonomi dan teknologi
yang amat sering membawa side effect
negarif dan mengganggu moral bangsa (seperti korupsi, pergaulan bebas, narkoba,
hingga tingkat kriminalitas). Cara tepat membendung hal-hal negative itu adalah
dengan mempersenjatai diri dengan paham-paham dan karakter positif.
Disampi itu Thimas
Lickona (1992), memberikan penjelasan mengenai urgensi pendidikan karakter,
diantaranya: (1) Banyak generasi muda saling melukai Karena lemahnya kesadaran
pada nilai-nilai moral, (2) memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda
merupakan salah satu fungsi peradaban
yang paling utama, (3) peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin
penting ketika banyak abak memperoleh sedikit pengajaran moral dari orang tua,
masyarakat, atau lembaga keagmaan, (4) adanya nilai-nilai moral yang secara universal
masih diterima seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat, dan tanggung jawab,
(5) demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena demokrasi
merupakan peraturan dari, oleh, dan untuk masyarakat, (6) tidak ada suatu
pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan pendidikan nilai.Sekolah
mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain, (7)
Komitmen pada pendidikan karakter penting manakala kita mau dan terus jadi guru
yang baik, dan (8) pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih
beradab, peduli pada masyarakat, dan mengacu pada performance akademik yang meningkat.
Dari beberapa
pendapat menganai pentingnya pendidikan karakter di atas, sejatinya memberikan
motivasi serta pencerahan bago pemerintah, para pendidik, insan akademik serta
stakeholder pendidikan pada umumnya untuk segera sadar dan bangkit berupaya
mencari solusi agar pendidikan karakter ini dapat diimplentasikan dengan segera
di sekolah/madrasah dan juga di rumah. Bangsa ini haru segera diselamatkan
dengan mencetak sumber daya manusia yang berkarakter unggul sesuai dengan
nilai-nilai agama, budaya, dan falsafal bangsa.
