Minggu, 26 Februari 2017

Bahagia

*Ini hanya perspektif belaka

Saat ini, dunia semakin sesak dengan eksistensi orang-orang yang menampilkan kesan kebahagiaannya. Bersama media dan akses data kekinian, mereka menjadi lebih dimudahkan untuk perkara mempertontonkan kondisi.

Dulunya, saya juga begitu. Ada semacam perasaan ingin diakui dan diperbincangkan oleh khalayak ramai di jejaringan sosial. Ah itu dulu, tepatnya setahun yang lalu. Ketika dalam satu kondisi yang sekiranya telah terakreditas populeritasnya, mencuar rasa ingin segera diketahui dan dibilang 'ini' dan 'itu' oleh orang lain. Seolah kebahagiaan akan terjadi jika orang mengakui kita sedang bahagia. Betapa dangkalnya kedewasaan saya itu.  Pada saat yang sama, sebenarnya kebahagiaan di kondisi tersebut -katakanlah bertemu artis- tidak dirayakan dengan optimal oleh diri sendiri. Sebab seseorang yang benar-benar bahagia maka ia  akan  lupa untuk memberi kabar bahwa ia bahagia. Kebahagiaan itu secara sadar dan penuh suka cita ia restui hanya bagi dirinya tanpa perlu diekspos ke dunia maya.

Saya memandang ini lebih pada kematangan berfikir dan kedewasaan jiwa. Sifat suka pamer sudah tak selayaknya dimiliki oleh orang yang telah menginjak usia dewasa atau menuju padanya. Walau usia bukan satu-satunya tolok ukur kedewasaan. Orang yang berjiwa dewasa tidak lagi mementingkan penilaian orang pada dirinya. Tatanan kehidupan kedepan yang lebih cerah menjadi prioritas utama dalam fase kedewasaan jiwa dari pada mementingkan pengakuan orang lain pada diri sendiri. Itulah yang saya alami saat ini.

Disamping mubazir waktu, penggunaan dunia maya yang hanya sekedar untuk 'bla bla bla' juga sering menimbulkan polemik atas praduga tak bersalah yang bisa jadi fitnah. Lebih nyaman dijauhkan atau sebatas menggunakan untuk menyampaikan kebaikan. Bukan untuk pamer kecerdasan dalam berkata-kata atau ingin diakui tulisannya. Bukan, ini lebih pada menjalankan peran sebagai orang yang beruntung dan orang yang dijamin kebahagiaan kekalnya kelak.

Bersyukur, bahwa saya lekas tersadarkan terhadap kekeliruan pola pandang selama ini. Dulunya, saya sering kagum pada  seseorang yang terkesan 'wah' di dunia maya. Sayangnya, apa yang saya saksikan di dunia maya tidak begitu yang ada pada realitasnya. Hal sedemikian saya temui pada orang-orang terdekat saya dan beberapa orang populer yang kemudian Qadarullah dikenalkan pada saya. Ada diantara Mereka  yang di unggahan fotonya membagikan momen bahagia ternyata pada saat yang sama tengah mengalami kegalauan dan kegelisahan. Memang begitulah bentuk manipulasi pemikiran. Zaman seolah membawa perubahan gaya hidup sekaligus perubahan cara berfikir. Modernisasi dibidang sosial media kian mewabahkan jamur eksis bagi setiap penggunanya. Sampai-sampai keadaan seseorang dapat dengan leluasa dinilai dengan kilat atas apa yang diperlihatkan di sosial medianya. Memilukan....

Berpijak dari pengalaman-pengalaman berharga itu. Kini saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan dunia nyata. Kehidupan yang jelas-jelas harus dihadapi dengan keseriusan dan kematangan akal. Dengan cara ini, saya dapat merasakan ketentraman yang lebih terukur dan bertahan. Sebab kebahagian bukan milik mereka yang diakui manusia namun kebahagiaan hakiki pantas direnggut oleh mereka yang diakui oleh penduduk langit. Kebahagiaan itu bersumber dari jiwa yang tenang lagi penuh keridhoan Allah.

Mari berbahagia ....!
Jangan lupa bahagia dengan tak melupakan dzikrullah ya sholiha ^_^

Rabu, 22 Februari 2017

Rumit

Perkaranya  tak serumit itu. Layaknya simfoni tidak rumit, arasmen musik saling menuai tatanan nada, molodi, dan irama dalam harmonisasi indah.

Hanya butuh waktu untuk lebih mengerti. Berspekulasi dalam kedangkalan pengetahuan bisa mencelakakan perasaan dan mengungkit prasangka yang tertolak oleh kebenaran.

Percayalah, serumit apapun yang teramati. Semua sebab daya urai pengamatan kita yang terbatas, keterjangkauan tentangnya yang seadanya. Hanya perlu menimba lebih banyak kebijaksanaan hati. Agar tetap bertahan dalam keyakinan bulat pada-Nya dan mampu bersabar pada upaya meluaskan pola pandang. Sehingga keadaannya dapat teratasi sedemikian rupa dengan sederhana.

Minggu, 12 Februari 2017

Mahalnya Hidayah

Dunia ini menggiurkan, penuh daya pesona lagi memukau. Kita yang berhati lalai betapa lunglai jika dihadapkan pada dunia ini. Bahkan mereka yang tertipu oleh dunia akan menjadikan kegiatan hanya semata untuk kepentingan dunia. Yang lebih menyedihkan ada pula yang menggadaikan keimanan dan keislamannya demi secuil perhiasan dunia ini.

Alhamdulillah, bersyukurlah jika Allah Yang Maha Baik telah memberi kita hidayah Islam dan iman pada kita. Pertahankanlah sekuatnya dan jangan dilepaskan. Rawatlah keimanan itu dengan ilmu. Rajin-rajinlah berinteraksi dengan orang-orang sholih. Akrabi diri dalam lingkungan positif yang dapat mengisi energi jiwa dan ruhy.

Hidayah itu mahal dan tak ternilai harganya. Sungguh rugi menggadai hidayah dengan dunia yang hanya 1% nikmatnya dibandingkan syurga. Dunia ini cukuplah sebatas pelayan untuk kita dalam menjalani ketaatan pada Allah, sedang ilmu pengetahuan menjadi jalan bagi kita untuk semakin mengenal diri sebagai hamba dan Allah sebagai Rabb Yang Agung.

Allah SWT berfirman:

وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ  ؕ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 186)

Terus berdo'a ya sholiha dan jangan putus berdo'a agar Allah terus mengistiqamahkan dalam keimanan dan ketakwaan.

Berbaik Sangka pada Allah

Jika Allah menghendaki selalu ada jalan yang dimudahkan. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Berbaiksangkalah selalu disetiap pijakan langkah kedepan. Luruskan niat dan permantap kedudukan iman.

Alhamdulillah, hari yang menyenangkan. Bisa menghabiskan waktu dalam kebaikan adalah bentuk nikmat karunia Allah yang tak terhingga kepada seorang hamba,

Jika kita berbaik sangka pada Allah, maka Allah akan membaikkan kehidupan kita, kegiatan kita, dan kualitas diri kita di sisi-Nya.

Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ  اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 152)

Berbaik sangka tak henti-henti ya sholiha....

Sabtu, 11 Februari 2017

Ditinggal yang Paling Dicintai

Ada diantara mereka yang ditinggal orang yang paling dicintainya.
Sedih bukan?Kejadian  semacam ini sering terjadi, kadang  membuat kita marah dan merasa bahwa Allah tidak adil kepada hidup kita. Betapa hal  ini yang membuat dari sekian kita menjadi tumbang keyakinan. Berbeda dengan orang-orang beriman dan orang orang sholih.  
Tentang kehilangan itu, begini pesan cinta dari Allah:

Allah SWT berfirman:

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ  الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ  ؕ  وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah: Ayat 155)

Saat kehilangan amat beruntung jika hati dapat ridho atas ketentuan Allah. Diberi keridhoan hati itu sebenarnya nikmat besar yang mesti sangat  disyukuri. Sebab Allah akan memberi balasan terbaik atas keridhoan kita. Memang kita menjalani hidup ini dalam rentang waktu saja. Pasti kita akan berpisah atau dipisahkan.  Masing-masing kita akan menjalani ujian yang beragam. Yang mesti dipahami adalah bahwa kita akan menerima Ujian masih dalam batas kemampuan diri.

Allah SWT berfirman:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ  بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ  ؕ   اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ۚ  
"Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting."
(QS. Luqman: Ayat 17)

Bersabarlah sholiha, itu perkara penting ! Mudah-mudahan diampuni dosa-dosa, dirahmati hidupmu, dan selalu dalam petunjuk Allah.

Barang siapa yang memaksa diri untui bersabar, maka Allah akan melimpahkan kesabaran baginya.

Perjalanan bersama al-Qur'an 2

Alhamdulillah kholas lagi muraja'ah 286 al-Baqarah...nikmat pisan euy. MasyaAllah, jangan cabut nikmat membersamai kalam Mu ya Rabb.

Jika ingin melakukan perjalanan yang penuh cinta, maka perjalanan itu adalah perjalanan bersama al-Qur'an. Darinya direnggut cinta dari bumi dan cinta dari langit. Menelan haru bercapur suka cita menggebu-gebu. Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin

Sungguh kita dulunya mati, lalu Allah hidupkan, dan kelak Allah kembali mematikan  dan akan dibangkitkan pula pada waktu yang ditetapkan lalu  hanya kepada Allah kita akan kembali. Mari kita membekali sebaik bekal untuk kembali pada Allah dengan tuntunan hidup penuh cahaya, al-Qur'an.

Selagi mengikuti petunjuk dari-Nya maka tidak akan ada sedih nestapa lagi khawatir menjelma. Hidup lapang bahagia dalam tuntunan-Nya.

Oh iya, selalu tingkatkan kualitas sholat ya sholiha...

Allah SWT berfirman:

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى ۙ  وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ  قٰنِتِيْنَ
"Peliharalah semua sholat dan sholat wusta. Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan khusyuk."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 238)

Sungguh setiap diri yang memperbaiki kualitas shalatnya maka Allah langsung yang akan memperbaiki kehidupannya. Menolong hamba-Nya itu di dunia dan akhirat.

Mari jadi yang beruntung !!!

Perjalanan bersama Qur'an

Bismillah...

Malam ini mencoba kembali muraja'ah al-Baqarah. Duh, lama dah benar kerinduan dapat muraj'ah  satu surah ini sampai tuntas di ayat ke 286. Qadarallah atas pertolongannya bisa kesampaian kemarin. Alhamdulillah, Jum'at barakah. Biasanya baru juz pertama sudah mulai ngantuk atau bosan dan kadang juga kepikiran mengerjakan satu hal. Gravitasi setannya amat berat. Betapa bahagia saat bisa dalam 1 hari mengulang muraja'ah al-Baqarah 2 kali walau ada beberapa ayat yang mirip masih harus membuka mushaf untuk memastikannya dan masih ada urutan pojok halaman masih masih belum persis dengan cepat dapat diingat, tepatnya halaman 39 kala itu.

Terbayang 8 bulan silam saat sempat mondok di tahfidz Lebah Yasin selama 1 bulan. Melihat santri yang komat kamit syahdu dalam muraja'ah al-Baqarahnya. Aduhaiiii, rasa iri tingkat langit tujuh gitu menyaksikannya. Pengen...pengen...pengen... Itu mulu yang direngek sama Allah dalam kidung do'a.

Nikmatnya bersama al-Qur'an itu, apalagi dapat murajaah sembari berlinang haru memahami maknanya. MasyaAllah....rasa tak butuh yang lain lagi di dunia ini selain dapat merasakannya nikmat seperti ini setiap hari dan setiap waktunya.

Malam ini sangat ingin merasakan kembali  syahdu Surat Cinta Al-Baqarah, dan pada akhirnya tersandung keras di ayat ke 31 nya.

Allah SWT berfirman:

وَعَلَّمَ  اٰدَمَ الْاَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـئُوْنِيْ  بِاَسْمَآءِ هٰٓؤُلَآءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!""
(QS. Al-Baqarah: Ayat 31)

Jujur saya memang sudah lama tahu ayat ini dan sudah dibaca berkali-kali. Entah tak tahu musababnya baru saat ini merasakan hentakan kuat kala mentadabburi ayat ini. Ada semacam perasaan yang kurasa yakni sanjungan nan indah lagi agung dari Allah kepada ciptaan-Nya yang disebut 'manusia' itu. MasyaAllah...

Udah gak bisa nulis lagi, esok akan ku paparkan jika masih terilhami. Sekarang mau lanjut muraja'ah lagi.

Do'akan bisa istiqamah dalam ketulusan ya. Semoga bisa menjadi penghafal Qur'an yang Allah ridhoi dan berkahi sehingga tertular pada akhlak, lisan, dan hati khususnya.

Allahumma amin ya Mujib