Sabtu, 27 Agustus 2016

Menahan dengan Ma'ruf, Melepas dengan Ihsan

فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَان

"...Menahan dengan ma'ruf atau melepaskan dengan ihsan...." (Q.S. al-Baqarah: 229)

Ah...
Aku kesandung dengan salah satu ayat Qur'an ini. Pas di sesi ini bener gak kuat nahan senyum, kok nyindir aku banget ya. ^_^
Khoir biar soleha menulis sajah..

Sekuatnya aku berpayung dengan iman dari kehujanan masa lalu. InsyaAllah... Tentang hati yang katanya pernah jatuh pada satu rasa. Lalu  menahan perasaan itu dengan ma'ruf. Hamba dhoif yang sempat menyimpan sepeti rasa dalam kotak hati yang sekuatnya diamankan sehingga keadaannya tetap terjaga dalam koridor Allah . Mudah-mudahan... Walau ketidak-hati-hati-an begitu rentan merusak keamanan rasa itu. Aku masih percaya bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Tetaplah aku manusia yang tidak bisa menyelisihi fitrahnya. Mendekat pada-Nya menjadi benteng perlindungan utama dari segenap tipu muslihat rasa. Maka aku akan terus mengemis  pengampunan-Nya.

Sebisanya aku mengubur kenangan ke liang terdalam di ceruk ulu bumi dengan perangkat keimanan. InsyaAllah...Tentang melepaskan perasaan itu dengan ihsan. Setelah menjaga dengan keimanan maka rasa itu butuh masanya dilepaskan pada cara yang baik. Dengan cara yang  tak merusak apapun dari kedamaian hati. Entah apa cara yang baik itu. Karena-Nya maka rasa itu harus dilepaskan dengan sebaik-baik cara. Melepaskan dengan melibatkan Allah di dalamnya. Melepaskan tanpa ada nawaitu selain mengharapkan keridhoan-Nya. Melepaskan untuk tak perlu lagi rasa itu dijaga dan tak perlu ada. Karena Dia lebih pantas merajai singgasana taman indah di hati ini.

MasyaAllah...
Indah lagi Mengindahkan !
"Menahan dengan ma'ruf atau Melepaskan dengan Ihsan" . Aku mengimplikasikan kalimat ini pada atmosfer hati. Tak ada yang lebih aman bukan selain menahan perasaan itu dengan ma'ruf dan tak ada yang lebih berizzah selain melepaskan perasaan itu dengan ihsan.

Hati-hati dengan memendam rasa. Maka pelihara ia dengan iman, agar yang terlanjur ada tak membuatnya sakit bila pada akhirnya rasa itu diminta takdir untuk dihilangkan. Bila rasa itu ada karena kesholihan  seseorang maka dengan menemukan sosok lain yang memiliki kesholihan  yang sama atau bahkan lebih baik akan menjadikan rasa itu terganti tanpa ada rasa perih. Bila rasa itu ada karna dunia yang dimilikinya-rupa, harta, tahta- , ketahuilah rasa itu sulit dikikis karena bahan dasarnya adalah nafsu bukan iman.

Manusia normal akan  memiliki rasa, kecendrungan pada seseorang yang fitrah baginya untuk menaruh rasa. Boleh kan memendam rasa? Silahkan pendam dalam keimanan yang baik jika waktu untuk mengutarakan belum tepat. Pada waktu yang tepat, ungkaplah untuk mem-pertanggungjawabkan-nya. Setelah menjaga rasa itu dengan ma'ruf, hingga bila ada kehendak lain yang lebih baik bagi diri maka rasa itu mesti dilepaskan dengan cara yang ih san.

Jaga keimanan maka Allah akan jaga hati kita. Jaga ketataatan maka Allah akan damaikan hati kita. Bersyukur aku dari semua perjalanan rasa itu akhirnya di papah Allah hingga titik aku hanya ingin Allah saja yang menyesakkan hati, jiwa, dan akal. Dengan itu kini cukup buat Allah suka dengan apa-apa yang dilakukan. Anteng gitu hidup ini...nikmat aih ! Dah lah yang penting mohon pada Allah agar diridhoi jadi hamba Nya. Pesen nya, kalau jatuh hati jaga perasaan dengan ma'ruf. Bila rasanya sudah mengganggu minta tolong sama Allah agar dapat dilepaskan dengan cara yang ihsan. Nah itu dia ! ^_^

Menenangkan Diri

Dulu sekali Fatimah ra meminta kepada Rasulullah saw seorang pembantu untuk meringankan pekerjaannya. Sebab kerja-kerja itu amatlah melelahkan. Maka Rasululullah saw berikan pembantu untuk menenangkan hati putrinya dan sekaligus meringankan semua himpitan lelah putrinya dalam menuntaskan pekerjaan sehari-hari. Pembantu itu adalah DZIKRULLAH: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.

Begitulah sunnatullahnya. Hanya dengan mengingat Allah hati pun meleraikan ketenangan. Rasa tenang meneruskan tubuh untuk bekerja dalam energi lebih dan pikiran yang santai. Sehingga semua menjadi mudah.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
(Q.S al-Baqarah: 152)

Jika ingin Allah ingat dengan kita, maka kita mesti mengingat-Nya. Dalam segala kondisi dan segala rasa. Betapa syahdunya seorang hamba yang selalu diingat Allah. Karena jika Allah selalu mengingat seorang hamba pastilah hamba tersebut adalah hamba yang dicintai-Nya. Kita tak punya kebutuhan cinta termegah selain cinta Allah. Cinta nya Sang Maha Cinta. Energi yang mengubah segala duka menjadi bahagia, sempit menjadi lapang, sukar menjadi mudah, lemah menjadi kuat. Disanalah lubuk ketenangan yang terdalam, saung kedamaian rahasia. Allah is enough !

Ittaqillah ya shohibul Qur'an calon Ratu dari sejagad bidadari syurga.
Allahumma amin ya Mujib

Kamis, 25 Agustus 2016

Selamat Pagi Mentari

Selamat pagi soleha...
Tersenyumlah untuk masa depan mu yang indah lagi mengindahkan.
Optimislah untuk hari di depan mu yang cemerlang.
Semangatlah menjadi mata air jernih yang bergairah untuk menghidupkan kehidupan.

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Q.S. An-Nisa:32)

Kejarlah karunia Allah ! Capai ridho Allah, berjuanglah untuk membuat Allah suka, cinta, dan ridho dengan apa yang kamu lakukan. Jadikan tiap mili detik yang terlalui membuat rekah senyum untuk akhirat mu kelak. Karena catatan yang diterima dari tangan kanan mu. Menangkan dirimu dan berlindunglah pada Allah dari semua tipu daya setan.

Hidup ini tak selalu menawarkan kemulusan. Tetap akan ada luka yang dikecap. Tinggal memilih entah luka yang menyakiti atau luka yang akan mengubah. Semua tergantung sikap kita dalam menyelesaikannya. Buruk baiknya hari itu ditentukan oleh sikap kita. Padukan jiwa dan keberhasilan dengan aset mental komitmen dan integritas. Truly that...jangan terlambat menyadari bahwa kebahagiaan terbaik  itu adalah saat  diri dapat menjadi 'bernilai' bagi sesama.

Kita jadi menemukan makna baru bahwa kebahagiaan adalah saat kemanfaatan diri digelarkan untuk memperjuangkan keridhoan Allahu Ta'ala.  Ada Ibnul Qoyyim yang kemanfaatannya terasa kentara dari karya tulisan-tulisannya yang menyejarah. Ada Eyang Habibie yang kemanfaatannya berasa banget dalam improvisasi teknologi inovatif demi kemashlahatan sesama. Ada Abbdurrahman bin Auf yang kemanfaatannya menjamur ke seantaro negri melalui hartanya yang berlimpah dan berkah. Ada juga Izzuddin al Qasam yang kemanfaatannya terimplementasi dalam jihad fi sabillah hingga kobar ghirahnya menyentuh dan memanggil jiwa-jiwa sepenjuru dunia untuk berkontribusi sama.

Apa pun itu  pilihlah. Karena terlambat memilih artinya menunda untuk melangkah. Lalu Melangkahlah dengan antusias dalam pilihan itu, kedepankan prasangka baik pada Allah sebab Allah sesuai dengan prasangka kita. Tidak pernah salah setiap keinginan yang baik sekalipun keinginan itu tidak menjadi bagian dari kehendak Allah. Karena Allah yang paling mengerti tentang kita dan jangkauan kita tentang diri masih terbatas. Pasti Allah berikan yang terbaik asalkan kita dekat dengan Allah dan terus menerus taubatan pada-Nya.

Jadilah pemimpi yang tak pernah menyerah hingga titik akhir impian itu dicapai. MELIHAT WAJAH ALLAHU TA'ALA . Akan terasa energi besar  Itu saat hidup untuk memperjuangkan sesuatu yang besar, Allahu wal Jannah

Ittaqillah !

Al-Qur'an itu Menggembirakan

Quality time bukan lagi soal bersama dengan ini dan itu, menghabiskan waktu disini dan disitu. Kini cerita quality time adalah tentang bersama al-Qur'an dan menghabiskan waktu terbanyak dengannya. Membawa alQur'an di hati, pikiran, lisan, dan tindakan merupakan implementasi komitmen seorang shohibul Qur'an. Sebab baginya Al-Qur'an adalah variabel utuh  yang mampu menggembirakan kehidupan ini.

"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,"( Q.S al-Isra': 9)

Di Syahrul Shiam Kalamullah agung pun diturunkan. Sebagai rahmat bagi alam semesta. Petunjuk dan pembeda sekaligus pemberi kabar gembira bagi mukminin dan mukminat. Makanya Setan tidak suka dengan al-Qur'an dan tidak suka dengan orang yang terus  bermujahadah  dekat dan ingin selalu mencintai  al-Qur'an. Orang yang telah jatuh cinta dengan al-Qur'an ia tak butuh hiburan yang lain selain al-Qur'an karena ia sudah merasa gembira dengan al-Qur'an. MasyaAllah...

"Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),"
(20:1-2)

Truly soleha !

Allah turunkan surat cinta untuk memberi kelapangan. Tapi kelapangan itu tak didapati kecuali saat hati telah khusyuk pada-Nya saja dan menghalau setiap inci perihal yang selain Dia. Orang yang senang belajar Qur'an maka akan menerima sakinah, rahmat, ditemani malaikat, serta disebut spesial oleh Allah. Nikmat bukan ?

Jadilah wanita dambaan Qur'an ya soleha ....

Rabu, 24 Agustus 2016

Berfikir Sebelum Bersedih

Pikirlah kembali. Kita tak layak untuk bersedih jika optimisme dan rekah senyum lebih baik untuk hari kelak.

Pikirlah kembali. Kita tak patut untuk bersedih sedang karunia Allah tak henti tercurahkan, kesehatan, oksigen gratis, rumah berteduh, pakaian yang indah, makanan, minuman, buahan, dan banyak lagi yang semestinya membuat kita malu untuk bersedih.

Jika memang membutuhkan sesuatu maka sujudlah, katakan ya Allah Yang Maha Kaya berilah kebutuhanku

Jika memang tengah tersakiti maka sujudlah, katakan ya Allah yang Maha Kuat, kuatkan kesabaranku.

Jika memang kita tengah membutuhkan cinta. Tak akan didapati rasa cinta terbaik selain dari-Nya. Maka sujudlah lalu pintalah dengan sungguh-sungguh cinta-Nya. Kadang cinta-Nya terselip dalam kepahitan hidup. Lantas hanya qalbun salim, jiwa suci, dan hati yang bening lah yang mampu merasakannya. Manis dan legit ! Indah dan menawan, sejuk dan mendamaikan, tenang dan menentramkan. Ah..sudahlah ! Fokus untuk cinta-Nya saja dan tetapkan itu sebagai maqam tertinggi di hati. Jika memang harus bersedih cukup karena-Nya dan jangan sia-siakan untuk hal sepele tentang makhluk dan dunia ini.

Tetaplah taat dan jangan jauh dari al-Qur'an ya soleha
Ittaqillah !

Whatever good you do (be sure) Allah knows it ! Do good dan be better, la tahzan Allahu Qorib

Selasa, 23 Agustus 2016

Jual lah Air Mata mu pada Allah

Bukan manusia jika tidak pernah mengeluarkan air mata. Dengan fitrah yang memiliki perasaan maka dengan sendirinya menghadirkan sistem suka dan duka dalam perjalanan rasa itu. Sering kita lakukan jika dalam himpitan, dalam masalah, dalam kesedihan kita mencurahkan semua itu dalam air mata. Kadang kita berharap adalah kiranya  orang yang berbaik hati  membeli air mata itu dengan kebahagiaan. Sayangnya tumpah ruah air mata itu tidak lain hanya menyisakan rasa simpati atau empati saja di hati orang yang menyaksikannya. Tidak bisa membeli lebih dari itu.

Sebenarnya Allah ciptakan air mata itu benar-benar untuk suatu hal yang sangat berharga. MasyaAllah. Kita terlalaikan untuk mengetahui bahwa Allah lah satu-satu nya yang akan membeli setiap tetes air mata setiap manusia. Air mata yang tercurahkan karena takut pada-Nya, air mata yang membanjiri pipi sebab bencana dosa yang di istighfarkannya di hadapan Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Baik bagi setiap hamba-Nya. Tahu Allah membelinya dengan apa ? Dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 2 mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka yakni mata yang menangis karena takut dengan Allah dan mata yang berjaga karena jihad fisabilillah. Itulah yang kita terima dari penjualan air mata kita kepada Allah, terbebas dari kebengisan jahannam.

Jangan lagi buang air mata untuk hal yang mubazir ya soleha...karena semua diciptakan Allah untuk tujuan yang jelas. Menangislah karena keimanan, menangislah karena-Nya dan jangan tangisi urusan dunia ini. Air mata itu sangat berharga saat kau menjualnya pada Allah bukan pada makhluk apalagi dunia yang hina dina ini.

Tak perlu satu pun yang tahu tentang suka duka yang kita lewati, kemarin, hari ini, atau apa-apa yang ada di depan kelak. Cukup pada mereka kita pancarkan spektrum kebaikan, kemanfaatan, dan kontribusi. Menjadilah mata air jernih yang hidupnya untuk menghidupkan kehidupan. Biar nama kita tercatat dalam tinta sejarah dan Allah ridhoi semua itu menjadi amal jariyah.

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

(Q.S al-Baqarah: 128)

Senin, 22 Agustus 2016

Pecinta Ilmu

Dan aku betah di ruangan ini sampai 24 jam. Beginilah kalimat hiperbola yang ideal untuk rasa yang terkecambah saat ini.Ketika kembali menjadi pendengar ilmu dari orang-orang yang Allah jadikan mereka luar biasa. Bersama dengan segenap mereka pecinta ilmu membuat mata ini terus menyala bara, hati berkobar akbar, jiwa menggelora, pikiran terus tersejukkan, dan otak kian tajam. Betapa menjadi pembelajar menjadi suatu nikmat yang tak mampu didefenisikan gegap gempita bahagianya. Ah mau terus belajar dan menimba ilmu..terus dan terus...! Semakin kesini, kian terus belajar semakin merasa bahwa tak punya apa-apa lah diri ini. Betapa fakir ilmunya diri ini.

Melihat bunda-bunda tangguh itu kian menyeruak kekaguman diri. MasyaAllah, dengan anak balita dalam gendongan. Tak membuat mereka surut untuk menimba ilmu. Mata bunda-bunda itu berbinar, sorotan matanya berbeda karena ada pancaran perjuangan lebih di dalamnya. Tak boleh kalah semangat oleh mereka dan semestinya harus bisa mendapatkan dan meraih yang lebih dari mereka karena punya waktu yang lebih lapang, pikiran yang tak bercabang, dan bebas kemana-mana mau terbang. ^_^ memang jomblo itu menegarkan ! Hihi

Calon bunda peradaban harus cerdas karena ia akan mempersiapkan generasi-generasi hebat.  Semangat menjadi cerdas dan mencerdaskan soleha !