Jumat, 15 September 2017

Kajian Ust.Hana Attaqi

Ini beberapa hikmah yang terkumpulkan:

1. Jangan berfikir orang yang biasa-biasa itu sepele. Bisa jadi ia lebih Allah cintai dari kita.

2. Jika kita beramal untuk mendapat rating terbaik disisi Allah lebih tenang hatinya. 

3. Tidak perlu iri dan dengki dalam urusan dunia. Tapi berkejaranlah dengan amalan-amalan para perindu syurga.

4. Yang kita jaga apa yang akan  membuat Allah kecewa.

5. Caper itu sama Allah aja, baper itu untuk Allah aja. Pasti bahagia selalu berlabuh di hati.

6. Kita belajar untuk memperbaiki diri bukan memperbaiki orang lain.

7. Harus berlatih ikhlas dalam syiar.

8. Lukmanul Hakim istimewanya pada keikhlasan hati.

9. Allah tidak melihat pada fisik, status dan tahta tapi dari hati. Bukan karena status, tahta dan fisiknya istimewa tapi  yang penting hatinya Istimewa.

10. Orang yang hatinya bersih itulah yang istimewa. Qalbun Salim.

11. Orang yang hatinya istimewa itu, adem bersamanya.

12. Apa yang Allah berikan, belajar untuk ridho. InsyaAllah selalu tenang.

Diskusi

-Masa depan itu bukan tentang merancang kehidupan bahagia di dunia. Karena dunia itu sifat   bahagia berupa imitasi. Kebahagiaan sesungguhnya ada pada hati yang selalu bersyukur dan kuat dalam sabarnya, sebab hati itu tengah meniti bahagia yang sebenarnya, Syurga dan Pertemuan dengan Pemilik Syurga.-

Ini kiranya hikmah yang bisa saya ambil setelah diskusi dengan temen terkait pernikahan. Memang belakangan ini berkeseliweuran undangan pernikahan dari adik-adik, teman, dan kakak senior. Ditambah oleh semaknya foto foto, kata kata romantis semacam euforia mereka pasca pernikahan. Nah, malam ini sekian tayangan yang menyentil baper dihati itu tercerahkan oleh kisah rumah tangga seseorang terdekat teman saya.

Memang pernikahan itu manisnya ada di lima tahun pertama, selepas akan semakin belajar untuk mempertahankan rasa cinta. Terlebih pada usia pernikahan yang telah menuju puluhan. Disini biasanya mulai terjadi goncangan hebat dari berbagai sisi. Teman menceritakan bahwa saat ini maraknya kasus-kasus perselingkuhan. Ya Allah, saya jadi terkenang dengan curhat seseorang ke saya tentang rumitnya keadaan keluarga mereka. Pada titik ia tidak bisa menahan emosi ia berkata "di akhirat aku ingin menjadi orang pertama yang meminta papa untuk masuk neraka". Merinding kan ? Na'udzubillah....Why????? Karena papanya selalu kasar dengan mama dan ketahuan selingkuh dengan pelakor. Na'udzubillah...

Begini ya, saya mengambil hikmah sebisanya dari kisah yang temen kedua tentang besarnya kebenciannya pada sang ayah. Modal utama dalam membangun rumah tangga adalah ilmu dan iman. Maka saya sangat mewanti diri saya jangan sampai kebawa arus euforia yang suka pamer kebahagiaan setelah menikah. Ya Allah semoga saya kuat imannya *amin* sangat  bahaya dan mesti mewaspadai penyakit ain itu. Bisa saja salah satu faktor pelakor itu karna istri yang suka uplot foto suami sambil menceritakan kebaikan suami, Nah...hati hati yaaa. Kedua, rusaknya rumah tangga akan merusak peradaban. Tak sedikit saya dapati temen temen dari keluarga broken home itu menghabiskan hidupkan dengan racun dunia, diskotik-ganja- seks bebas. Na'udzubillah...Ketiga, ini nih saya jadi sadar dengan penuh bahwa niat menikah bukan semata menyetarakan status dengan teman lain, bukan mengejar euforia, bukan tentang imaji senang-senang. Ya Allah bukan bukan bukan. Dear... Ada yang lebih agung yang perlu dipersiapkan. Menikah itu ibadah, seumpama ingin menunaikan ibadah shalat apa yang dilakukan lebih awal? Kita harus bersuci, menata hati agar khusyuk. Begitulah dengan ibadah menikah. Hal terpenting menujunya adalah tazakiyatun nafs (mensucikan jiwa). Sehingga saat waktu itu berkumandang untuk mengikat janji suci. Pertemuan itu adalah puncak keimanan pada Allah. Sehingga ibadah menjadi sempurna hanya untuk meniti jalan kepada Allah.

Ya Allah...sedih saya la malam ini, tiba-tiba diceritakan seseorang yang akan nginep besok ke kos adalah orang terdekat temen saya yang juga tengah proses perceraian dengan suaminya, cerita begini silih berganti sata dapati. Tak lama sebelum hari ini juga orang tua  temen terdekat saya yang lain mengalami hal serupa. Lantas diskusi alot malam ini perkara penyebab suami itu bisa berpaling. Dari kasus kasus temen itu, paling dominan karena papanya orang yang berpenghasilan sangat lebih dan memiliki jabatan. Sampai sampai terceletup dari  diskusi itu: " Memanglah jangan mau jadi istri pejabat, kalau gak diselingkuhi paling makan hati" ya Allah Na'udzubillah....lagi lagi aku bilang semua itu ujian keimanan.

Hadeuh....pengen nulis banyak. Tapi dah ngantuk. Itu aja lah dulu.

Oh ya, dari diskusi itu memberi pencerahan bahwa kelak jika Allah izinkan untuk berkeluarga. Saya ingin rumah itu penuh sesak oleh tilawah dan lantunan al-Qur'an dan kajian ilmu. Setiap ruangan di tata beberapa rak minimalis yang berjejer buku. Sehingga kesibukan seisi rumah untuk menambah ilmu dan menguatkan iman agar mampu menjalani amal amal kebaikan dan agar rumah itu penuh dengan rahmat Allah.

Semoga tulisan ini bisa jadi remainder.

Nasihat Nenek

Kata nenek, jangan terlalu banyak pamer. Karena penyakit 'ain itu bisa menjangkiti siapapun. Simpan kebahagiaan mu dengan rasa syukur pada Allah bersama ketaatan yang semakin baik dan ceritakan keluh kesah mu pada Allah dalam isakan butuh di sujud panjang keheningan malam.

gitu cu....Inget ya !

Bahagia Bersama Yatim

Acara pernikahan hari itu telah usai.  malam itu benar-benar melelahkan. Kedua insan yang baru berdurasi sekian jam menunaikan ikatan sakralnya pun malu-malu untuk memulai pembicaraan pertama mereka berdua di malam itu.

Akhirnya, Malam itu mereka habiskan untuk mendiskusikan banyak hal perihal blueprint kehidupan yang akan dijalani kedepan. Bahkan sang suami menyediakan papan tulis kecil dan meminta sang istri untuk duduk cantik menyimak beberapa penjelasan sang suami tentang kewajiban dan hak suami serta istri dalam rumah tangga, akhlak dan cara mendidik dalam Islam, dan banyak hal lainnya. Habis sudah kelamnya selendang dewi malam dengan agenda itu. Agenda belajar untuk menciptakan keluarga yang Allah ridhoi.

Keesokkan harinya, suami pun bertanya pada sang istri.
"Dek, hari ini mau abang bawa wisata kemana?"

Sang istri cukup lama bisa menjawab pertanyaan itu, sambil merunduk lalu berkata.

"Kalau abang tak keberatan dan itu bisa membuat abang ridho ingin sekali diajak wisata ke  panti yatim, agar kebahagiaannya kita dirayakan bersama mereka. Sehingga, di akhirat mereka bisa mengajak kita wisata ditaman Syurga dekat dengan Rasulullah untuk merayakan kebahagiaan yang sebenarnya"

*ya Rabb, istiqamahkan istriku dalam keimanan agar ia mampu membawa banyak kebaikan bagi dunia dan akhiratku dan jadikan ia Ratu bidadari syurga ku diyaumul akhir, doa sang suami dalam hati. 

"Baiklah, kita siap-siap"

Sang suami langsung membelai rambut sang istri dan mengulang-ulang doa itu.

-EnD-

NB: Cerita ini diambil dari kisah Ummu Syauqi dengan sedikit perubahan. Romantisnya MasyaAllah. Patut diupayakan ^_^

Kamis, 14 September 2017

Menjadi yang Menyejukkan

Senja itu sangat menggerahkan, setiap peluh mulai menganak sungai pada pekerja yang seharian telah mengikhlaskan waktunya untuk menjemput karunia Allah. Kusingkap jendela rumah, kendaraan mulai menghampiri pekarangan rumah. Aku bergegas merapikan diri dan menyiapkan secangkir minuman untuk mu. Kau tampak lelah sangat, saat bel rumah berbunyi aku menyambutmu dengan  senyum yang bertabur cinta. Segenap bawaan ditanganmu aku raih sembari menyalami tanganmu dengan penuh takzim.

Setelah kau terlihat lebih lega dan aku menyodorkan padamu minuman hangat di sofa ruang depan. Aku akan bertanya padamu "Bagaimana hari ini sayang?" Sambil memijit-mijit manja.

Mungkin kau tidak terlalu banyak bercerita, tapi aku hanya ingin selalu ada dalam suka dan duka sepanjang hari yang kau lalui.  Semoga kau tak risih.

Bila esok, kau kembali berangkat kerja. Aku akan selalu mengatakan.
"Doa terbaik untukmu sayang, ikhtiarkan mendapat yang berkah ya" Sembari memberikan tas kerjamu dan menyalami tanganmu dengan penuh takzim.

*Akhlak Istri terhadap suami (Catet!!!)

Tetaplah Takdir Kita

Malam ini dapat tausiyah dari tumblr nya Abu Hanifah, betapa sejuk di iman. Alhamdulillah...

Apa yang sudah ditakdirkan untukmu, Pasti akan datang. Apa yang bukan untukmu, pasti tidak akan datang padamu.”

“Maka, sibukkanlah dirimu dengan Tuhanmu. Janganlah kamu menyibukkan dirimu, dengan apa yang tidak ditakdirkan untukmu.”

"Jika sesuatu ditakdir menjadi milik kita, berbekal usaha yang sedikit cuma, sudah mampu diraih dengan mudah."

Rabu, 13 September 2017

Belajar Menjadi yang MasyaAllah

Bacaan dari Mbak Dewina benar-benar menginspiratif. Belajar menjadi wanita yang berprestasi tanpa mengabaikan kewajiban sebagai istri dan ibu. MasyaAllah... Beberapa waktu kemaren juga sempat tholibul ilmy dengan teh Ghaida, beda dengan Mbak Dewina fesyennya sebagai akademikus beliau lebih menekuni dunia  enterpreneur. Walau sempat S1 nya fisika murni di ITB. Teh ghaida banyak sharing tentang bagaimana tetap memprioritaskan keluarga ditengah kesibukkan yang menghimpit.

Yayaya...
Harus belajar menjadi wanita yang masyaAllah, istri yang MasyaAllah, dan Ibu yang MasyaAllah. Menjadi Fatimah saat belum dipinang, menjadi Khadijdah saat telah dibawa pengeran syurga, menjadi bunda peradaban, bunda para ulama kala Allah amanahkan menjadi seorang ibu.

Hanya ketaatan pada Allah yang memudahkan semua niat baik itu. Sebab semakin taat kepada Allah semakin dekat pertolongan Allah. Jaga hati ya sholihah, istighfar atas segala yang telah merusuhkan hati. Jangan putus berdoa, agar lapisan takdir terbaik berhak menjadi milikmu.  ^_^

Semangat belajar !!! Belajar untuk menjadi yang masyaAllah.

Bismillah...