Rabu, 10 Agustus 2016

Akhlak Baik

Kembali kita kenang bahwa misi Rasulullah saw  diutus  menyempurnakan akhlak. Ada akhlak yang baik namun semakin diperindah oleh kehadiran Rasul saw. Akhlak terindikasi dari kualitas keimanan. Suatu bangsa dikatakan mulia saat bangsa itu dapat menunjukkan akhlak yang mulia. Membangun akhlak adalah kerja bersama dan kerja sama. Setiap dari kita berkewajiban untuk membangun akhlak mulia bangsa ini dan bukan hanya tugas ustad dan pendidikan agama disekolah. Sebab memang misi keren seorang muslim adalah akhlaqul karimah. Variabel ini pula lah yang akan menjadi poin-poin pemberat timbangan di yaumul akhir.

Kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya. Sumber akhlak adalah qalbun salim. Aqidah kita mesti memberi dampak pada kecintaan pada Allah dan rasa khouf saat menyelisihi perintah-Nya, sehingga timbul lah akhlak yang manis dan dapat dinikmati buahnya akhlak itu oleh sesama.

Saat qalbu kita sudah mulai membaik maka akan menghadirkan rasa yakin pada-Nya. Allah SWT yang telah menciptakan kita dan Allah pula lah yang akan mengatur dan menjaga kita. Yakinlah semua karunia milik Allah, yakin Allah lah yang memberi karunia itu, dan yakin bahwa jika kita bersyukur Allah akan tambah karunia itu. Jika hati ini yakin Allah Maha Baik maka apapun yang Allah perbuat terhadap diri kita maka kita akan ridho, pasti adil karena Allah Maha Adil. Jika kita yakin Allah Menguasai segala sesuatu maka kita tidak akan lebay, tidak akan meminta pada makhluk, tidak merendah pada makhluk, tidak akan tergesa-gesa meminta, dan tidak merasa gundah dan gelisah sebab telah menghadirkan keberserahan totalitas pada Allah semata. Galau itu sederhana penyebabnya yakni kurang yakin pada Allah. Bagaimana kita bisa tenang minta tolong sama yang lemah. Kita lebih sering bersandar pada yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak berdaya menolak mudharat.

Mari kita memberbaiki misi hidup ini bahwa sukses itu salah satunya adalah akhlak mulia. Walau juara tapi akhlak biasa-biasa itu belum mampu mengkondisikan hidup dengan cerdas. Efek pintarnya hanya bersifat pribadi dan tidak dapat memberi manfaat bagi sesama.

Aku padamu Fisika

Tertakdir sebagai pengampu bidang fisika memberikan banyak makna dalam lini kehidupan yang aku jalani. Walau sedari kecil aku tak pernah membayangkan bahwa masa depanku akan dihabiskan bersama sekelumit manis pahitnya mempelajari, menelaah, merenungi, dan mengajarkan ilmu-ilmu fisika. Karena cita-cita yang didamba sedari kecil menjadi seorang astronout bukan yang lain. Cita-cita setinggi angkasa. Benar-benar tinggi dan bila aku terjatuh kuharap terdambar diantara para bintang. (^_^)

Selama aku menyelami ilmu fisika, sekian lama itu pula waktu kuhabiskan bersama hal-hal yang tak terlihat. Banyak ditemani oleh varibel yang tak pernah kujumpai wujudnya, seumpama energi, vektor, grafitasi, hingga ke partikel nanosize. Sungguh mengagumkan, saat empat aku mempelajari energi ada sekian banyak penerjemahan formulasi  yang memproduksi sedemikian ragam variabel fisis untuk kemashlahatan hidup. MasyaAllah... Aku tak dapat jabarkan, bila Allah beri kesempatan aku ingin menulis buku khusus tentang semua ini. Allahumma Amin ya Mujib

*padahal lagi dalam perjalanan otw Bandung, kok  malah cerita ini. Hadeuh..kumaha ini mah? Hihi

Senin, 08 Agustus 2016

Segumpal Iri Padamu

Dik...kamu terlalu kecil untuk serangan semengerikan itu, tapi tekad mu untuk menghafal Qur'an terus berkobar akbar.
MasyaAllah...

Iri padamu dik !

Dik..kamu sangat lugu untuk tahu kejamnya dunia ini, tapi semangatmu untuk bersama Qur'an tak pernah layu.

Iri padamu dik !

Dik...disana dentum demi dentum bertalu tak kenal waktu tapi gerak bibirmu adalah tilawah, kemanapun yang adik tuju adalah muraja'ah.
MasyaAllah..

Iri padamu dik !

Dik...pedih memang tak memiliki ayah tapi adik malah tak punya ayah dan ibu, ya Allah...semua tak membuat adik enggan tuk tersenyum karena binar hatimu adalah Qur'an. MasyaAllah.

Iri padamu dik.

Dik...kakak mau memiliki jiwa seperti, setangguh kamu, sekuat tekad dirimu tuk selalu mencintai Qur'an. MasyaAllah

Iri padamu dik.

Salam dari kakak untuk dirimu dik di Aleppo sana ya sayang...

Minggu, 07 Agustus 2016

Jadilah Mata Air yang Jernih

Manusia yang menyadari  siapa dirinya, untuk Siapa ia hidup, mengapa ia yang terpilih ada di dunia,  kepada Siapa dirinya akan kembali, mudah-mudahan dapat mengenal  hakikat kehidupan yang sebenarnya. Percayalah, setiap digit  perintah sel-sel otak ke sistem tubuh  akan selaras dengan vibrasi sugesti yang di input pada diri sendiri.
Maka sangat perlu lah kiranya kita mensinergikan energi-energi positif dalam menjalani aktifitas dari hari-ke hari. Fakta sainsnya adalah "Energi diam suatu objek (matter) sangatlah luar biasa dan sebaliknya sejumlah besar energi bisa dihasilkan dari massa yang sangat kecil." *Semoga tidak bingung*.  Adalah manusia itu luar biasa, begitulah singkatnya.

Pernah gak kita terfikirkan bahwa luas alam semesta hingga 10 pangkat 24 itu terpadatkan oleh milyaran galaksi? Lantas Allah menempatkan manusia itu di satu planet bumi yang mungil lagi indah. Mengapa?*mari berfilsafat* Jawaban singkatnya adalah jika manusia itu mau berfikir maka ia akan menyadari sekaligus memahami bahwa hadirnya di muka bumi ini memiliki peran yang besar dan tujuan yang mulia, penyeimbang alam semesta.

Allah SWT berfirman:

وَالسَّمَآءَ  رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,"
(QS. Ar-Rahman: Ayat 7)

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman: Ayat 8)

Silahkan merenung sendiri-sendiri....

Karunia akan dipercaya sebagai makhluk penjaga keseimbangan alam semesta mengharuskan kita selalu bersyukur bahwa manusialah yang dipercaya akan amanah itu. Ini contoh sederhana, Bukti bahwa kita bersyukur atas kesehatan adalah kita dapat memaksimalkan diri dalam sehat itu untuk melakukan kebaikan dan menebar manfaat. Walau hanya dengan membaca, mendengarkan, dan menulis kembali setiap ilmu yang didapatkan sebentuk pengikatnya dan mewariskannya dalam catatan perjalanan yang penuh energi positif dalam hidup ini.

Dunia ini luas dan indah sebagai ladang terbaik untuk bercocok tanam dengan amal kebajikan. Waktu yang singkat di dunia ini menjadi penentu kehidupan abadi kelak. Jika kelalaian lebih mendominasi dari kesadaran itu adalah nelangsa. Maka keimanan akan menjaga stabilitas kesadaran tersebut.Lantas,  implementasi dari keimanan adalah amal kabajikan.  Iman bermuara dari ilmu, dan bukti iman adalah amal.

Terlalu banyak peluang karunia Allah yang semestinya diupayakan dalam tindakan yang hebat, optimisme, dan tujuan yang terarah. Komoditas berharga kita adalah waktu dan kita melintasi hidup ini didalamnya. Sungguh diri kita tidak  sesempitnya asumsi mereka yang jauh dari cahaya Al-Qur'an. Bila mau mentafakuri lebih hikmat kandungan dalam al-Qur'an maka didapati bahwa setiap  kita yang  terlahirkan kedunia ini ditakdirkan sebagai seorang  pemenang, dari itu  sungguh kita telah memiliki aset untuk menjadi insan yang luar biasa, jika kesadaran diri rela kita aktivasi kembali.  Ada raksasa besar yang minta dibangunkan dalam diri itu. Kekuatan besar dari Sang Maha Besar untuk modal untuk menjadi mata air jenih yang menghidupkan kehidupan. Untuk menjadi sumber cahaya yang menerangi peradaban.

Terlahir sebagai muslim adalah anugrah yang tidak dapat dirincikan nikmatnya. Terlahir sebagai muslim adalah karunia untuk menjadi insan yang hebat dan manfaat. Maka sudah selayaknya kita menjadi mata air jernih yang mampu menghidupkan kehidupan bagi siapapun yang membutuhkan. Pernah mendengar Sahabat ra menanyakan tentang amalan apa yang paling memberatkan timbangan di yaumul akhir? Itulah dia akhlak yang baik. Itulah dia menjadi mata air jernih untuk menghidupkan kehidupan.

Izinkan Allah yang mengatur semua untuk keinginan baik itu. Kita hanya perlu memiliki hati yang lebih tulus, menjalani ibadah yang bagus, hidup di atas jalan yang lurus, mengeksekusi ikhtiar dengan serius, dan taubat tak putus-putus. Semoga Allah berkahi tiap jengkal langkah yang tujuannya adalah ridho Allah. Allahumma aamiin ya Mujib

Ittaqillah !

*100% ditujukan untuk diri sendiri
©SN

Setelah Hilang Damba Jatuhlah Cinta Kembali

Hilanglah damba. . .
Siapa dalam kehidupan ini yang tidak pernah merasakan hilang harapan, yang menjadi dambaan kandas digilas takdir. Pernah begini? Memang begitu prosesi hidup ini. Tetaplah tersenyum didepan cermin. Pandanglah diri itu, ia terlalu muda untuk tidak memiliki gelora jiwa nan berapi-api. Harapan yang baik tidak pernah salah peran. Karena ia hadir untuk menggairahkan kehidupan. Hanya saja, saat yang didamba diminta untuk hilang dalam langkah  perjalanan kedepan, kita tetap menaruh yakin pada Allah. Bahwa pendambaan itu akan digantikan dengan yang sangat baik untuk jalan cerita kita.

Jatuh cinta lah kembali. . .
Ada kekuatan dalam cinta, menampung energi yang mampu menggerakkan seluruh diri untuk berdedikasi penuh terhadap yang dicintai. Maka jatuh cintalah ! Jatuhkan cinta pada variabel yang membuat kita bahagia. Bukan kebahagiaan semu tapi kebahagiaan sejati. Jatuh cintalah pada Sang Maha Cinta, Pencipta rasa cinta itu. Dengan-Nya kita akan terjaga, terlindungi,  terselamatkan, serta terbahagiakan.  Jatuh cintalah pada diri sendiri, dengan itu kita selalu mengupayakan hal terbaik untuk membuat diri kita tenang, tentram, dan penuh semangat. Jatuh cintalah pada impian-impian kita. Dengan itu, kita selalu merindukan mentari esok dengan senyum jumawa menjemput cita seiring hasrat tuk merealisasikannya. Bila hati telah ranum di putik Ksatria tuk mengarungi samudra, jatuh cintalah padanya. Dengannya kita akan melangkah tepat menuju syurga.

Selepas yang didamba hilang. Tetaplah bersabar  agar kebaikan tetap tercurahkan.
Jatuh cintalah kembali. Syukuri setiap fasenya dan biarkan bahagia mendekap bersama rahmat-Nya.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Rencana Baru dan Strategi Baru

Hai diri, aku menyapa mu dengan cinta....Semoga Allah mencintai mu pula hai diri. . Aku sangat mencintaimu diriku sendiri. Untuk mu aku berjuang mencemerlangkan masa depan itu. "Masa Depan yang Bercahaya" yang cahayanya abadi hingga ke taman syurga. Aduhai...inginnya itu terwujud. Allahumma amin ya Mujib*senyum tak karuan^_^*

Bersin-bersin saat mengibas debu di perpustakaan pribadi. Bukan..bukan buku bacaan, bukan novel, seri motivasi, atau sejenis buku religi itu *hihi*. Ini mah buku yang sudah dua tahun lalu cuma aku tatap-tatap aja. Subhanallah, tanpa sedikit pun mau menyapa untaian angka dan huruf-huruf di dalamnya. Ada haru yang bergelut dengan tawa. Buku-buku itu kembali menyetel tembang memory selama 3 tahun 10 bulan di masa lampau. Rindu pada mu dear. *hehe*. Rindu belajar di depan layar LCD dan papan tulis.Masya Allah.....Satu puzel impian yang selama dua tahun ini ditahan dalam dada yang mengemuruh untuk meraihnya. Kembali meneguk nikmatnya ilmu seiring pencapaian cita menuju angkasa. Alhamdulillah ya Rabbal 'Alamin

Seperti biasa setiap akan masuk ke satu fase kehidupan yang berbeda nuansa dengan sebelumnya, aku menyusun beberapa langkah-langkah perencanaan untuk maksimalisasi fungsi potensi diri dalam fase tersebut dan mengoptimalkan peran dalam segenap potensi yang dimiliki. *Ais lah serius beud aih*. Iya la...! aku mah gitu orangnya.*SMILE*. Nah semua itu agar aku lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, kegiatan harian, dan aktifitas saat fase itu berjalan. Sebenarnya aku tu mau ngapain sih? Eh, tu pembaca bingung. *maap-maap*. Ceritanya mau melanjutkan studi lagi nih. Karena aku selalu percaya tidak ada batasan usia untuk terus menimba ilmu. terlebih untuk calon BUNDA PERADABAN. *What ? Hadeuh kesini lagi..eits, huhu*. Karena anak-anakku kelak wajib lahir dari seorang ibu yang cerdas. *Asek*

Biasanya, aku akan nulis kata-kata motivasi yang akan menggerakkan aku untuk menyelesaikan studi dengan baik ntar ditempel di dinding kamar,  bukan hanya cepat selesai tapi juga dapat banyak ilmu. Lalu merincikan target-target harian, bulanan, sampai tahunan. Contoh di tahun ini planningnya mau khatam hafalan Al-Qur'an *Ya Allah...mudahkan. aamiin*. Eh mau S2 tapi targetnya khatam Al-Qur'an, gimana la aku tuh. *hihi*. Gak papa sis & bro ! Biar hidup terasa lebih hidup maka visinya harus besar dan misinya mesti cetar. Nah selanjutnya aku mau launching buku kedua* yeye lalala* (bukunya masih rahasia dulu yak). Terus mau banyak deh, cukup itu aja yak yang di info in. Namanya juga kasih contoh, iya toh. 

Karena semua rencana yang sudah disusun di awal tahun kemarin berbeda dengan realisasi. *haha*. Parah nih. Baru kali ini lo aku mengalami kegagalan fatal dalam merelasikan rencana. *geleng-geleng* Sebab bagian dari rencana itu tidak bisa digapai pakai ikhtiar doang ada konspirasi semesta didalamnya *hayo apakah itu?*. Saat kuliah sampai tahun 2015 lalu aku buat perencanaan tahun sekian dapat ini dan itu, raih ini dan itu, punya ini dan itu, buat ini dan itu. Alhamdulillah dengan tekad dan kesungguhan, ketulusan hati, perjuangan yang istiqamah, optimisme yang terarah, do'a-do'a yang membusur kaki langit, sebagian besar biidznillah dan karena keMahabaikkan Allah terwujud dalam realita. Dari sebatas tulisan di atas kertas sampai menjadi kenyataan. Karena aku suka pakai metode 'Pretending Success". Tapi untuk rencana sakral tahun ini, aku tak berdaya melakukan perjuangan lebih itu.*hks hks*. Ah..sudahlah ! Life must go on...

"Jadi muslim memang harus selalu merepotkan diri dengan kebaikan. Jedanya adalah inpirasi untuk karya, geraknya merelealisasikan karya, tujuan karyanya adalah kontribusi.  Ayoklah berkarya...! hingga nama kita patut dicatat sejarah"

Mencoba mengungkit-ngungkit semangat. Jadi, aku nih sebenarnya lagi packing barang. Karena capek jadi  aku bawa nulis biar pulih energinya.*tratakdengces*.  ^_^

dah yak, lanjut dulu resberes. Na nana na...


Jumat, 05 Agustus 2016

Kepada Tuan di 'Rahasia Langit'

Untuk mu yang tengah menuju...
Apakah iya, tidak, atau entahlah
Apakah ada, tidak ada, atau euforia
Aku telah bersepakat pada do'a bahwa diri ini harus yakin bahwa Allah Maha Memperkenankan harapan baik jika memang itu baik.

Jika membangun peradaban akan dimulai dari membangun bahtera 'itu', apakah hal ini perkara sepele?
Jangan terpedaya oleh geriap gempita mereka yang memamerkan suka gembiranya, karena bisa jadi itu hanya ilusi akut yang menyeret pada kedangkalan pikiran, penyempitan makna, dan kenestapaan. 

Kita harus bersiap untuk membangunnya dengan kemurnian niat, kekuatan iman,  kesungguhan tekad, kebugaran fisik dan keluasan ilmu. Sebab estimasi yang ingin kita tuju bersama akan menerjang ombak-ombak ganas, melawan badai kejam, iklim yang tak menentu, aral melintang yang entah seberapa dahsyat perih untuk melewatinya. Perjalanan yang akan kita titi bersama adalah perjalanan yang memayahkan dan meletihkan. Sebab pulau impian yang ingin dicapai adalah kampung halaman tercinta, Syurga. Maka bahtera 'itu' kita bangun demi ibadah dan perjalanan bersama akan membuatnya semakin berenergi dengan cinta dari langit yang dikanfas dengan keimanan. Susah, lelah, jengah, dan apapun kendala dalam perjalanan kita mengarungi lautan lepas adalah ibadah kita. Aku tak mau lelah menjadi penyejuk yang  menemani dan meneguhkan nahkoda yang telah Allah tetapkan untuk memimpinku menuju pulau impian itu dibawah langit keridhoan-Nya.

Dari sekian banyak korban yang tertipu tentang membangun bahtera 'itu' semoga aku, kau, kita terselamatkan. Mereka yang meremehkan tentang bahan-bahan terbaik untuk mengkonstruksinya terpaksa kembali berenang ketepian pantai akibat kerusakan hebat menerjang karang dan ada yang akhirnya terbenam lalu mati rasa. Na'udzubillah...

Bahwa membangun bahtera 'itu' membutuhkan akumulasi upaya yang membumi dan do'a yang membujur hebat ke kaki langit. Sebab bahtera 'itu' lah yang akan membawa kita menghadang lautan lepas yang tiada penolong selain Dia. 
Gejala-gejala kerusakan itu mesti diantisipasi dengan ilmu, sebab ilmu bahan terbaik dalam menjaga performa bahtera kita kedepan. Jangan lelah memperbaharui akal dengan khazanah yang menyegarkan dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan pada diri. Untuk merawatnya, kita butuh keimanan yang kokoh. Senantiasa mewarnai bahtera 'itu' dengan atmofser ketakwaan membuatnya akan semakin indah lagi menyejukkan hati dari masing-masing kita. 

Aku sedang mempersiapkan, dan aku yakin kau pun begitu. Saat waktu yang tertera di catatan langit datang. Kita siap membangun bahtera 'itu' dengan mantap.

Amin amin amin 

Dari sekian kali fitrahnya terjatuh dan tertatih pada hati yang kurang hati-hati ditanai oleh diri, kita belajar bangkit untuk menjadi lebih baik dalam mengelola hati dan menempatkan manusia pada kadar seadanya saja. Hanya boleh Dia, Allahu ta'ala, yang menempati rating tertinggi di kerajaan hati. Sehingga apa pun yang ingin kita mulai didasari oleh keimanan termasuk jatuh hati. Dari sana kita menjadi lebih pandai memaknai kehendak-Nya, bahwa tak semestinya orang yang sempat kita cintai akan menjadi jodoh kita. Tidak..! Tidak selalu begitu jalan ceritanya. Namun orang yang menjadi jodoh kita kelak sudah semestinya kita cintai sejak akad berkumandang menggetar arasy hingga nanti Allah takdirkan keberpisahan dengannya di dunia ini. Itulah jalan cerita indah lagi mengindahkan yang sebenarnya. Tentang cinta yang ditumbuhkan saat dua hati telah sah berpadu dalam ketetapan-Nya. Menghadirkan tabur-tabur rasa yang menyempurkan segenap kerinduan. Cerita sebelumnya hanya sandiwara...seumpama lakon perasaan yang mesti diperankan sebagai insan yang memiliki hati nan fitrah. Cukup ! Itu saja, hanya sandiwara. Realita kisah cinta hanya untuk dia, cukup padanya, seseorang yang akan memperjuangkan kita hingga titik tepi 


Kepada Tuan yang masih menjadi rahasia langit.
Untuk mu,  yang kini tengah  ku upayakan  menjaga hati  dan belajar tuk membersihkan dari segala sesuatu yang merusuhkannya. Karena aku pun tengah mendo'akan agar Allah menjaga hatimu selalu.

Kita akan menghapus semua cerita masa lalu yang akan menodai hati ini. Sebersih-bersihnya tanpa ada satupun yang menodai. Dengan senantiasa menjaga kedekatan pada-Nya. Kita akan mampu menebas semua perasaan-perasaan yang sia-sia itu. Kelak di hati ini hanya ada cinta untuk mu seutuhnya demi ku renggut cinta-Nya.
Aku tengah menyiapkan hati yang akan ku tumbuhkan cinta hanya untuk mu, Tuan. Hanya untuk mu demi Dia dan agar dapatkam ridho-Nya.

Semoga Allah jaga kita selalu dalam keimanan yang terus membaik dan ketaatan yang kian meningkat. Sebab cinta kita akan berhenti di stasiun ketaatan. Kita pun akan memulai dengan keimanan, melangkah dengan keimanan, dan dengan keimanan itulah cinta kita terarah pada sakinah, mawaddah, warrahmah, dan dakwah.

Aku akan menjaga hati ini untuk mu. Karena ini sangat berharga untuk seseorang yang sangat menghargaiku kelak.
Untuk kamu yang tengah bersabar memperjuangkanku dalam do'a dan ikhtiar.
Untuk kamu yang tengah menjaga hati.
Untuk kamu yang lagi sibuk menghafal Qur'an dan memperbaiki diri.
Untuk kamu yang ingin bersamamu kucapai syurga.
InsyaAllah...

Allahumma aamiin ya Mujib