Hari liburan merupakan momen yang sangat dinantikan bagi civitas penggiat kerja maupun anak sekolah. Suatu waktu yang diharapkan mampu melalang buanakan segenap kepenatan pikiran, tubuh, dan jiwa. Setiap orang punya cara yang beraneka untuk menggilas dan menikmati hari-hari liburannya. Bagaimana dengan ku ? Untukku liburan kali ini sedapatnya dimanfaatkan sebagai masa evaluasi, monitoring, dan kontruksi perencanaan untuk sebuah visi yang telah di tetapkan. Kedengarannya sangat kaku dan tidak asyik. Memang benar, karena membutuhkan energi lebih untuk melaksanakan ini. Namun kebiasaan seperti ini membantu ku untuk melihat sudah sejauh mana aku melangkah dan apa saja yang sudah aku perbuat untuk dunia dan akhirat ku. Rentang waktu di evaluasi adalah bagian dari liburan yang di isi oleh peregangan otak. Sebab dilakukan muhasabah, pertaubatan, dan ritual religius yang kental. Sehingganya sikap ku dalam memonitoring aktifitas dalam kurun waktu silam lebih peka dan mampu mencatat kesalahan-kesalahan yang harus dibenahi dikemudian hari. Selanjutnya, aku membiasakan menulis kembali agenda-agenda, strategi, misi-misi, impian-impian di dinding kamar ku.
Jumat, 26 Desember 2014
Kamis, 25 Desember 2014
Syukur dan Sabar atau Kufur
Rantai, belenggu, dan neraka itu kawah nista si kufur.
azab nan merata keman-mana
kelak ia berjawah masam penuh kesulitan
Sedang si syukur terselamatkan dalam wahana-wahana syurga.
tersedia minum sedap rasa, putih rupa, dan aroma nan santap aduhai.
berupa mata air sejuk bagi hamba-hamba Allah saja.
Dibinarkan keceriaan dan kegembiraan baginya.
lalu.....
Bagaimana kabar kesabaran ?
untuknya, Dia menjanjikan balasan berupa pakaian dari sutra dan syurga.
telah hilang teriknya matahari yang menyengat dan dinginnya kutub yang membekukan.
sebab dalam naungan kerajaan dan kenikmatan yang besar.
Barang siapa menghendaki kebaikan pada dirinya, tentu dia mengambil jalan menuju Tuhannya
Rabu, 24 Desember 2014
Hanya untuk Berbagi Intuisi
Kecelakaan Bagi Pendusta
(Inspirasi Q.S.al.Mursalat)
Malaikat terbang dengan kencang.
Menebar rahmat seluas jagad.
Dengan patuh pada titah Tuhan.
Padanya sumpah dipatri dalam Wahyu.
Apa yang dijanjikan padamu PASTI terjadi.
Kala bintang terhapus, langit membelah.
Gunung yang bosan menumpuk kelak jadi abu.
Baaaah ! Hari keputusan telah tiba.
Yang mendustakan kebenaran celaka.
Padahal ia dari air hina.
Ditempatkan,ditentukan, dan dibentuk dengan sebaiknya karya.
Lalu Tuhan sejahterakan di bumi, lindungi dan bahagiakan.
Maka kini, pergilah pada azab yang kamu dustakan.
Jumpalitan lah dalam penderitaan. Tak laku lagi tipu daya.
Kasihan... . .
Daripadanya Tuhan....
Jadikan daku ciptaan yang berbekal takwa.
Pekerjaan yang ridho Mu mendapat balasan.
Yang rukuk sujud sembari menggedong al-Qur'an dipangkuan hati dan pikiran.
Gravitasikan seluruh aku menuju Mu.
Hingga pendustaan sirna tertelan keyakinan.
Selasa, 16 Desember 2014
Segenggam Rindu di Qalbu
Betapa pun rasa kegundahan mencekam dirimu, tebuslah ia dengan istighfar. Meranggaskan noktah-noktah murka tuk mengundang rahmat-Nya.
Betapa pun beratnya urusan yang kamu hadapi,
tegar dan tawakallah kamu kepada Tuhan Yang Hidup lagi tidak mati.
Serta ingatlah akan tali pertolongan Allah yang selalu terjulur.
Dia Tuhan yang Maha Lembut atas segala kehendak-Nya.
Betapa pun beratnya cobaan yang menimpa dirimu,
Bersabarlah dengan sebaiknya kesabaran.
Pada masa mendatang akan kamu kecap manisnya kemuliaan, setelah melaluinya dengan kendaraan iman.
Wahai Tuhanku, Allah....
Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia
Yang Maha Mendengar suara langkah semut dalam kegelapan malam yang pekat.
Jadikan maghfirah Mu, pintaku yang terlerai di tubuh-tubuh do'a.
Jadikan takwaku, tuk mengokohkan jiwaku mencapai ridhoMu.
Jadikan taatku tuk mendekatkan seluruh aku padaMu.
Jadikan ujian Mu, tapakan kemuliaanku di sisi Mu.
hingga semua itu membangunkan untukku rumah ditaman syurga yang dekat denganMu.
Allah....
#Perjalanan_untuk_Sebuah_Mimpi
Sabtu, 06 Desember 2014
Kala Rindu dengan Sang Pencipta
Hanya sekedar kertas tau bahwa tinta butuh ia, agar semua mampu memahami kata.
Aku juga ingin kata memahamiku, agar semua yang ku ungkap menjadi renyah di santap siapapun yang membacanya.
Tengah mengeja aroma yang tepat untuk ku deraikan satu rasa.
Sepi senyap, menyelusup ke ulu panorama kehidupan.
Namun, pelitaku redup.... kini tak begitu kecapaian untuk mampuku deraikan nya.
Padahal ia hal yang sepele.
Yakni tentang jalan menuju wajah Sang Penciptanya.
Perihal hati nan lemah, akal yang dangkal, ilmu begitu terbatas, apalagi iman tak layaknya para Nabi.
sesering mungkin jatuh itu merayap-rayap dinding untuk bangkit.
Harap-harap dapat jua tiba di puncak syurga.
Untuk Sebuah Nama
Tak perlu desah ombak terdengar dengan pantai.
Agar ia tak pernah bising dengan kehadirannya.
Seolahkan saja ia kicauan cinta yang bernari lepas menghiasi denting-denting irama.
Begitupun jiwa, hati, dan rasa.
Tak usah ricuh dengan kenangan yang hampa.
Cinta akan mengunjungi mu pada tempat yang termulia.
Waktu yang Tuhan rencanakan dengan kelembutan-Nya.
Memadukan segala kekuatan semesta
membentang sabda kesucian dua hati dalam ikatan utuh,
Yang terukir pada lauh mahfudz.
bisikkan iman dalam dada.
Agar elok sabar menunggu kehadiran Pangeran Syurga.
Di Istana hati nan bersemayam nama Allah.
Untuk mu sebuah nama.....