Tidaklah aku lihat padanya, selain kebaikan yang terus bertambah.
Hanya dengan mengingatnya imanku mampu meninggi.
Apatah lagi jika Allah mengizinkan untuk merangkai benang-benang kehidupan bersamanya.
Bisakah menjadi rajutan nan aduhai untuk pakaian takwa.
InsyaAllah...
Tapi entahlah....
Dapat mengenalnya, pribadinya, tutur lembut dan santunnya berbicara, kisah heroik hidupnya, melihat wibawa dan tanggung jawabnya, disiplinnya terhadap amanah, semangatnya di jalan dakwah, dan segala yang merekat padanya yang menjadi teladan kebaikan, aku teramat bersyukur.
Subhanallah.....masih bisa ku temukan insan yang sepertinya.
Yang gigih menjalani sunnah dengan sumringah dan cinta.
Riuh semangatku menatap caranya menyusun strategi masa depan yang bercahaya.
Begitulah jadinya jika hati yang telah terpukau dengan kerinduan tuk bertemu dengan Rabbnya.
Duhai kau....sahabatku di jalan dakwah, yang kini terpisah dalam dimensi waktu dan ruang, semoga Allah menguatkan langkah kita, mengukuhkan hati dan tekad kita untuk terus berjuang di jalan Allah hingga masa aktif di dunia ini berakhir dan bendera kematian berkibar. Amiiiin
Selasa, 26 Agustus 2014
Sahabatku di Jalan Dakwah
Rabu, 20 Agustus 2014
Nilai Anda untuk Manusia atau Pencipta Manusia ?
Selasa, 19 Agustus 2014
Untukmu Muslimah
Senin, 18 Agustus 2014
Untukku dan Dirimu Saudariku
Allah, ningsi Ingin jadi Penulis yang Berkah
Jaga Hati mu Bro !
Ada keteduhan yang melambai di siluet wajahnya.
Ada kedamaian yang menyambar saat membersamai hari-harinya.
Penuh pesona ketakwaan dan pancaran cahaya iman.
Pada kegugupannya tuk menyapa, kekeluan lidahnya dalam merangkai bahasa.
Aduhaaaai....aku terpikat olehnya.
Pada caranya menunduk pandangan.
Pada kesungguhannya menjaga hati.
Pada ketaaatanya menjalankan perintah Allah.
Pada kecintaannya pada sunnah Nabi.
Subhanallah.....aku mulai jatuh hati.
(Surat nyasar, ntah dari siapa dan untuk siapa, aneeeh !)
Jaga hati bro !
Karena ia adalah taman Ilahi.
Bahasa kegalauan yang di puitiskan itu tetap saja tidak menarik di mata iman yang bening.
Kegugupan menyapa, itu adalah menjaga lisan bukan yang lain.
Hati-hati dengan hati !
Kekeluan lidah dalam merangkai bahasa, karena aku bukanlah sang pujangga. Hey ! Ada apa dengan hati mu bro ?
Aku menjaga hati, karena didalamnya ada kedamaian.
Aku menundukkan pandangan karena ingin meneguk manisnya iman.
Aku taat pada Allah dan mencintai sunnah Nabi karena bentuk kesyukuran ku atas nikmat-Nya.
Hey bro, di hatimu tengah berpenyakit, cepat-cepat perbanyak tilawah dan konsultasikan masalah mu kepada Allah.
Jangan usik dan usil tentang hubungan ku dengan Allah.
Okey !
(Fiuuuuh ,,,, ada-ada aja ney yang nulis surat.)
Minggu, 17 Agustus 2014
Iman Menanti Hati tuk Kembali
Mari hati ....ku taburi kau dengan sejuta kasih.
Sentuhan tulus yang tak kan pernah melukai.
Lupakan dia yang tlah pergi. Jauh ke seberang Hati.....
Aku dari dulu menunggu mu pada ikatan setia tak terperi.
Kemarilah agar kau tak pernah lagi mengecam perih.
Biarkan dia pada beragam impiannya dan harapannya.
Kau disini saja bersamaku dalam dendang ketentraman jiwa.
Tak ada risau dan kegelisahan yang ku beri, semua untuk hati.
Jika dia datang lagi ku pinta usirlah lah dia dengan segenap kekuatan akal bahwa kehadirannya berkemungkinan menyayatmu lagi.
Jangan mau hati....tetap saja dalam dekapan hangat ku.
Bisa jadi dia hanya ujian mu, atau yang ditakdirkan untuk mencoba kualitas sholehah mu.
Apakah kau tergoda masuk ke jurang nista.
Aku prihatin padamu hati, bila melihat kau kotor penuh dengan hasray duniawi.
Datanglah padaku hati....agar semua coreng yang menempel padamu kembali suci.
Hati.....aku takkan pernah pergi slalu di sini, di taman ubudiyah ilahi.
Aku adalah Iman Sejati....
Sosok yang akan pasti melindungimu dari segala murka Ilahi Rabbi.
