Minggu, 10 November 2013

catatan 22 Mei 2013



Dian yang dulu gemerlap mulai redup di terpa angin kefanaan, cokolnya pun mulai tampak pasti memang bukan dia yang terbaik untukku. Terima Kasih ya Allah, atas setiap petunjuk yang kau parkirkan di qalbu dan nurani fitrah ku. Titipkan aku seorang pendamping hidup yang terbarakah dari sisiMu dan yang paling Engkau ridhoi atsa kehendakMu. Kini ku buyarkan angan-angan muslihat sudah saatnya kebenaran itu tampak bahwa janji Allah Maha Sempurna dan Paripurna tanpa ada siapapun tandingnya. Wanita yang baik hanya berhak dijamah oleh laki-laki yang baik, laki-laki yang sholeh hanya pantas di jaga oleh wanita sholehah. Begitu trus sebaliknya. Kuatkan jiwa dan raga ini untuk istiqamah dalam ketakwaan Ya Rabb, beri kami pernak-pernik iman, makanan sabar, dan minuman syukur yang terus dapat kami nikmati dalam mencari RidhoMU. Amin ,amin, amin.
Gegap gempita mu beringsut luruh selaras rangkak si waktu
Suara lembut mendayu semakin serak-serak becek
Rambut legam kian ditumbuhi jamur memutih
Molek wajah bertransformasi jadi wajah jelek
Wewangian aduhai merantau ke bau tanah
Senyum delima yang menggoda mulai mengeriput
Tubuh gemulai menjadi bungkuk
Kulit yang memukau jadi yang menjijikkan
Gemerincing gelang kaki telah mengundang si maut
Hampir-hampir kau tercabut
Kau tua wanita renta tak punya mau,
masa muda nelangsa, tua pun sengsara
tak punya lelaki pujangga
yang membina keluarga sakinah
tuk membawa mu ke syurga Allah
karena kau tak ikuti pesan Rasulullah dan firman Allah
sesungguhnya  wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik
kini sudah tiba masa, penyesalan mengetuk rumah jiwa
dulu kau wanita yang auratnya di puja-puja
sekarang tinggal tunggu busana dari api neraka
selamat bagimu yang mendapatinya…..!
kelak akan ada sapaan dari bidadari syurga
mereka yang menjaga pesona kecuali bagi mahramnya
suka berhias dengan make-up takwa
kilauannya karena jauh dari maksiat
pernak-pernik favoritnya iman dan taat
maka tiba pula masa, kenikmatan menggelorakan asa
duli ia wanita yang suka dihina
karena jilbab yang menjulur dan pakaian longgar sederhana
kini menjadi pelita di Rumah Allah selama-lamanya.

catatan 19 Mei 2013



Benar sekali sedekah yang telah diberi tidak harus dibalas dalam betuk yang sama dengan kuantitas yang berlipat. Namun Allah punya cara lain untuk membalasnya secara tersembunyi yang dengan balasan sedikit itu bagi pandangan kita adalah sebuah stimulus awal dalam memperoleh balasan yang membahana dan tak terkira. Allah Hu Akbar, terima kasih Ya Rabb ats segala pemberian Mu, Papah hamba untuk menjadi pengabdi yang dengan ikhlas dan taat dalam melayani segala titahMu di dunia dan akhirat. Amin. Sebuah kata yang senantiasa akan menjadi petuah ku besok bahwa, di saat kita terus membawa diri pada tebing kesuksesan. Ingatlah ketika dipuncak kau harus lebih berhati-hati dalam bertindak karena sedikit kegegabahan dapat menyeretmu jatuh bertubi-tubi dari tebing kesuksesan itu. Orang besar adalah orang yang dekat dengan orang kecil. Jangan pernah lupa untuk berrbagi dalam kondisi dan bentuk apapun. Teruslah jaga sedekah, jadilah ahli tahajud dan dhuha, jauhi maksiat. Perbanyak berdialog pada Allah. i.Allah cita-cita bertemu Allah akan terealisasi di suatu momen yang tepat dan terindah di penghujung segala dimensi.

catatan 17 Mei 2013



Konon alkisah yang valid  menuturkan bahwa hari jum’at adalah hari paling ampuh dan mustajab untuk mentranmisi do’a-do’a  dalam kekhusukan hati. Cerita tersebut bukan main populernya bahkan sudah 14 abad masing  membahana dalam cetarnya telinga mendengar. Tentu saja jika kisah yang di dongengkan oleh ahli sejarah apalagi orang selayak kita pastinya akan cepat mudah meluruh dalam ingatan manusia. Benar, nasihat ini di tuturkan oleh seorang yang mulia lagi titinggikan di sisi Tuhannya, Rasulullah Muhammad al-Amin saw. Maka akupun mengiba pada embun ampunan. Telah kutitipkan kerinduan yang rimbun pada hidayah, berharap dapat menetas, mengelopak di sisi Tuhan Yang Maha segalanya.

catatan 16 Mei 2013



Tercuap dengingan mikrofone yang mengiangkan nama pemenang dalam suatu ajang bergengsi di kancah dakwah. Ada rasa malu jika bukan aku yang mendapatkannya, namun kegetiran pula menerjang tiba-tiba apabila aku yang menjadi terbaik pertama, dapatkah kupetakan rasa hati yang tak bertepi ini. Nafas mulai sesak susuri ulu hati. Ternyata usaha menjanjikan hasil yang memesona. Betul aku menduduki pemenang pertama sebagai penulis surat cinta terbaik untuk kekasihku dakwah.

Diari (14 Mei 2013)



Kini usia ku tepat pada angka 22. Geriap asa yang terus mengelanakan mimpi-mimpi, namun semua belum menjelma dalam rupa yang nyata.  Sekalipun Guntur turut serta meneriakkan harapanku di kaki langit, tentu akan sia-sia tanpa setangkai do’a dan nutrisi usaha yang ku jejal. Gemuruh hati  semakin gegap gempita dalam riuh kegalauan. Betapa tidak, aku sedang dihadapkan pada rentetan hidup yang kian hari semakin menampakkan kehororannya. Setangkup kasih-Nya terus kuteguk dalam kesumaku, namun kesyukuran enggan kali untuk muntah dari ketulusan jiwa ini.  Dulu aku pernah mengazamkan niat untuk menghiasi tepi renda qalbu dengan cinta kental untuk Sang Maha Khalik.  Ketika aku tidak bisa lagi menyinta kefanaan dunia, saat hati terpuruk oleh kekecewaan, dimana  aku selalu dalam kegetiran. Itulah masa-masa SMA, konon banyak cerita indah yang mengisi sejarah. Tidak, ini tidak berlaku pada ku, untuk aku yang diputuskan agar tidak mau mengikuti tren ‘anak muda’.  Ternyata perjalanan waktu mengasah hati  tuk tumbuhkan kembali puing-puing yang pernah runtuh. Tulisan di diariku mengajari akan kebermaknaan masa muda untuk jangan disia-siakan  kepada perkara nestapa, karena akan membawa diri pada nelangsa. Memang kini aku masih muda namun sepucuk lebih tua dari kemaren kala aku merangkai impian dalam diari itu. Motivasiku mulai terbakar untuk melakukan perubahan diri kembali, membenahi tabiat-tabiat yang keruh, merehabilitas amalan-amalan ibadah, dan menata hati kepada kejernihan fitrah.  Sudah  lama fitrah menggerung marah, ia terpaku dalam sapuan geram, karena aku yang telah lama tidak mensucikan dan membawanya kembali kepada  tempat asalnya. Ku sangat mengerti cinta Allah pada hamba tak mengenal celah sanggahan.