Jumat, 12 Mei 2017

Dream Big, Shine Bright, Inspire More

Bermimpi besarlah, Bersinar teranglah menyinari kehidupan, Jadilah yang lebih menginspirasi.

Wajar saja kegagalan demi kegagalan dalam kehidupan ini memicu mental yang lemah untuk berpencapaian besar. Saya juga begitu terkadang, karena saya hanyalah manusia biasa yang mampu tetap kuat jika Allah memberi kekuatan. Ada hal yang menjadi perenungan saya suatu waktu, tentang bermimpi besar itu. Saya melemparkan diri pada uraian kisah diri ditempo dulu.
Saya yang dulunya hanya seorang gadis mungil nan manja namun mempunyai  angan menjadi seorang astronot. Yah, itu hanya angan-angan, sebuah imijimasi yang sering berkelabat menemani seorang gadis mungil itu kala menatap langit malam dengan  jutaan bintang nan memperindah pesonanya. Saya hanya menaruh itu pada angan-angam sebab saya mengerti hal itu betapa sulit untuk diwujudkan saat saya telah berada di bangku SMP. Tumbuh dalam lingkungan yang semasa kecil tidak sehebat saat ini arus informasinya, menjadikan saya tidak memiliki motivasi hebay untuk masa depan. Kecewa dengan profesi dokter sebab menjadi korban mall praktik membuat saya phobia dengan cita-cita menjadi dokter. Jadilah gadis mungil yang ingin mendewasa itu hanya bercita-cita  menjadi seorang guru TK. Saya tertarik dengan profesi ini sebab dengan perkerjaan menjadi seorang guru TK saya memiliki waktu yang banyak untuk membantu mamak (ibu) dirumah. Saya bisa sambil berdagang (jaga kadai/warung) dan pun berkeluarga ada waktu yang lebih untuk anak-anak. Begitu mulianya hasrat gadis mungil itu, saya merenung hebat akan diri saya di masa lampau.

Namun, Allah Yang Maha Baik berkehendak lain. Usai SMP saya direkomendasi sekolah untuk masuk SMA Favorit di Provinsi Jambi, SMA N Titian Teras Jambi. Sekolah paling bergengsi dizaman saya kala itu. Bukan mudah untuk  masuknya, 3 tahap tes mulai dari akademik, fisik, dan wawancara adalah proses yang hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Saya mah apa atuh, juara kelas bukan, fisik apa adanya, dan bahasa inggris pun masih keteteran untuk wawancara. Tetaplah kala itu, saya belum memiliki motivasi besar untuk masa depan karena hanya bercita-cita menjadi guru TK. Maka belajar pun yah biasa-biasa aja, suka tidak mengerti kenapa bisa terpilih di Kelas Unggulan dari kelas VII sampai IX SMP. Saya belajar tapi dalam kadar tidak separah saat saya SMA hingga kini.

Qadarullah, saat mendapat rekomendasi dari guru maka seorang guru nan mulia hatinya itu langsung datang ke rumah untuk meyakinkan ortu bahwa saya harus mewakili sekolah untuk masuk ke SMA favorit itu. Jadilah, saya pergi tes dengan perbekalan ilmu sedapatnya dan kekuatan fisik semampunya serta keterampilan berbahasa yang cuma modal mental. Alhamdulillah hasil pengumuman mencatumkan nama saya sebagai orang yang dengan karunia Allah bisa menjadi salah satu Siswa disana. Entah mau senang, sedih, atau seperti apalah saat itu. Hak yang paling berat bagi gadis manja itu adalah berpisah dengan orang tuanya, lalu meninggalkan tugas-tugas rumah yang biasa ia kerjakan untuk meringakan pekerjaan ibunya, mencuci piring, bebersih, beberes, bantu masak, dan menyetrika pakaian. Saat itu, saya hanya merasa tidak tega dengan mamak jika harus sekolah jauh-jauh dari kampung. Tapi, ortu adalah dua insan yang paling saya cintai setelah Allah dan Rasul itu merupakan ortu yang sangat bijaksana. Dengan penguatan mereka akhirnya saya pun melanjutkan sekolah ke SMA Favorit tersebut.

Maka segala pencapaian besar dan hebat pun dimulai. Berada di antara para bintang membuat saya ikut terwarnai. Belajar dengan mereka yang memiliki kejeniusan dan kemampuan yang di atas rata-rata mengharuskan saya yang biasa-biasa ini harus pontang-panting belajar siang malam hingga memeras otak tak henti-henti. Tak mampu dideskripkan lelahnya dalam fase-fase persaingan dengan mereka yang hebat-hebat itu. Dari mereka saya banyak mencontoh perihal menginput motivasi dalam diri untuk melejitkan potensi. Hidup saya pun mulai terarah pada keinginan besar  yang  membuat saya lebih memaksa diri untuk meluaskan khazanah pengetahuan serta memaksimalkan ikhtiar untuk keinginan itu. Sejak kelas X pun mulai terobsesi dengan kuliah, yang dulunya hanya tamat SMA aja. Lalu saya pancangkan tekad dan usaha untuk lulus di Fisika ITB. Saya memang tidak hebat fisika, bahkan selalu remedial tapi saya suka fisika. Memang membingungkan, baru-baru ini saya baru tahu bahwa seorang siswa yang hanya tinggi dari sisi nilai belum bisa dikatakan ia dapat menguasai ilmu tersebut kecualu ia memiliki keingintahuan yang besar terhadap ilmu tersebut. Nah, adalah saya begitu lebih kurang. Sangking banyak menghayal saat belajar fisika membuat saya tidak memahami rumus-rumus itu. Makanya jika dievaluasi dari segi pengetahuan mengingat rumus, saya kalah. Karena saya suka mengimijinasikan fenonema dan merenungi mengapa bisa begitu dan begini. Berangkat dari sini maka saya pun ingin mengetahui ada apa sebenarnya dalam dunia fisika itu?

Qadarullah saya tidak masuk ITB, sebab Alhamdulillah telah lulus di salah satu Kampus Bergengsi di Pulau Sumatra, Jurusan Fisika Universitas Andalas, dengan jalur undangan. Walau sempat ragu untuk  mengambilkan karena masih ingin kuliah di ITB Bandung. Saya sangat mengingat momen-momen semester 2  kelas XII yang hampir setiap  malam menangis dalam do'a-do'a untuk bisa kuliah di ITB Bandung. Karena ortu tidak bisa melepaskan saya ke kota yang konon katanya banyak pergaulan bebas itu, jadilah saya lebih dipercaya di kota yang konon katanya religius itu, Padang.

Memang tidak ada yang sia-sia dari sebuah do'a dan impian. Meski tidak mendapat yang dipinta, Allah pasti memberikan yang terbaik untuk membuat kita bahagia. Alhamdulillah di kampus UNAND bisa banyak mengukir prestasi dan meraih beasiswa. Semua bermula dari impian.

Fase-fase kehidupan yang saya tapaki mengajarkan saya banyak hal tentang efek luar biasa dari bermimpi besar. Memang bukan serta merta segenap impian-impian yang ditulis itu terealisasi, setidaknya dengan impian-impian itu saya dapat bersemangat tuk bersua mentari pagi nan merindukan semangat juang seorang pemimpi itu. Dengan impian itu adrenalin akan lebih terpacu dan terpicu untuk mengoptimalkan waktu dalam ikhtiar yang lebih terarah dan strategis. Hari-hari menjadi lebih bergairah, sebab menyadari impian itu tidak dapat diraih dengan langkah yang bertele-tele.

Lantas mengapa meski berpencapaian besar? Bagi saya saat ini, impian yang ingin direalisasikan itu adalah perjalanan menuju cahaya kehidupan masa depan yang menyinari kehidupan. Keberadaan diri yang mampu memberi arti bagi banyak orang. Memberi tanpa harap kembali bagai sang surya menyinari dunia. Karena kebaikan yang terdistribusi itulah membuat saya merasa bisa lebih menghargai kehidupan ini. Bisa merasa lebih berarti.  Bahwa hidup yang sebatas membahagiakan diri sendiri akan memberi ruang sempit untuk dapat menerima kebahagiaan. Namun, dengan menjadi yang bermanfaat bagi sesama  saya merasa lebih tenang menjalani hidup ini dan optimis akan janji Allah akan efek kemanfaatan di dunia adalah kebahagiaan di kehidupan nan abadi.
Penuh harap segenap perjalanan dalam menuju cahaya yang mencahayai kehidupan itu dapat menjadi jembatan inspirasi bagi generasi masa depan, estafet peradaban dunia.

Jum'at, 14-05-2017 @Bandung 

2 komentar:

  1. http://pelangiqiu.blogspot.com/2017/05/di-grebek-mesum-di-kebun-milik-ayah-nya.html
    http://bolapelangisq2.blogspot.com/2017/05/teror-bom-tidak-ada-menyurutkan.html
    http://pelangibolaa.blogspot.com/2017/05/ahok-mengakhiri-karirnya-di-penjara.html

    BalasHapus
  2. BETTINGAN ONLINE TERPERCAYA HANYA DI

    WWW.BOLAPELANGI.COM

    DENGAN 1 ID SAJA ANDA BISA MEMAINKAN SEMUA GAME
    DI BOLA PELANGI
    JADI TUNGGU APALAGI

    BURUAN DAFTAR DAN ANDA BAKAL MENJADI JUTAWAN DI BOLA PELANGI

    KAMI TUNGGU KEHADIRAN BOSS KU YA

    SALAM SUKSES BOLA PELANGI

    http://perkedel838838.blogspot.com/2017/07/lama-tak-bertemu-raisa-peluk-mesra.html

    http://bolapelangi838.blogspot.com/2017/07/raffi-ahmad-digoda-wanita-ayu-ting-ting.html

    http://bolapelangionline838.blogspot.com/2017/07/messi-tebus-hukuman-penjara-dengan-uang.html

    BalasHapus