Sudah sangat dikenali bahwa,periode semasa S1 yang para ahlu dakwah kampusnya telah menjadi stakeholder dalam menjaga stabilitas suhu religius dikawasan universitas. *Horror ya* Saya sangat merasakan hawa militan segenap kader saat pergerakan kampus kala itu. Mereka yang hari-harinya tidak hanya dipadatkan oleh tugas kuliah melainkan dikekang erat oleh segenap amanah-amanah "langit" dalam 24 jamnya. Masih terkenang saat fase-fase tidak tidur hingga pagi bukan untuk tugas kuliah tapi untuk persiapan memenangkan syi'ar Allah dikeesokan harinya. Yang sedemikian kerap menarik rindu pada saat ruhy terkenyangkan oleh kegiatan-kegiatan yang bernuansa kebaikan dan menebar kebaikan. Hufffttt....
Semakin kesini, saya pun ter'aduh'kan oleh realita yang menyemarak. Gejala futhurisasi yang ganas itu, dapat menjangkiti siapa pun yang telah terbang dari almamater dakwah kampusnya. Memang mengerikan, penjagaan diri yang tidak konsisten terhadap pemilihan estimasi masa depan akan berpotensi untuk terjangkiti virus futhur tersebut. Na'udzubillah. Bukan satu dan dua dari mereka kita saksikan, pada akhirnya dengan entah seperti apa memilih hidup layaknya 'manusia normal', sekedar bekerja, menikah, punya anak, lalu mati. *maaf* Semoga Allah istiqamahkan hati kita dalam keimanan dan selalu memohon untuk dikaruniakan hati yang lembut dari Rabb Al-Lathif. Namun, ditempat yang lain masih ada kita dapati mantan dakwah kampus yang kian melejit kariernya sebagai Jundullah nan semerbak namanya di kalangan penduduk langit. Mereka yang pada akhirnya menenggelamkan diri pada visi yang lebih besar, lebih masif, dan lebih memuliakannya. Kehadiran dirinya tidak sekedar untuk hidup sebaik-baiknya di dunia ini melainkan dapat berkontribusi sebaik-baiknya bagi umat dan berkarya sebanyak manfaatnya untuk peradaban.
Pilihan jalan hidup itu kita yang mengupayakan dan Allah yang akan memperbaiki jika nawaitu untuk menjadi lebih baik. Futhur itu bisa jadi terjadi, namun iman itu selalu dapat diikhtiarkan dengan ketaatan. Percayalah, saat niat baik telah digelar maka Allah akan tempatkan kita pada lingkungan yang membuat kita mampu istiqamah dalam kebaikan, Allah hadirkan dalam untuk hidup kita orang-orang yang mengingatkan kita untuk mengerjakan kebaikan. Allah itu Maha Baik mencintai kebaikan dan mereka yang berbuat baik untuk meraih ridho Rabbnya Nan Maha Baik.
Jika semasa S1 kita telah mengupayakan stabilitas suhu religius di tataran kampus, insyaAllah pasca kampus kita tetap mengemban amanah menjaga stabilitas suhu religius mulai dari diri sendiri hingga dalam suatu peradaban. Keep Istiqamah hai hati !!!
Allah SWT berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ ؕ وَ اللّٰهُ رَءُوْفٌ ۢ بِالْعِبَادِ
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآفَّةً ۖ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ؕ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 207-208)
*kontemplasi malam seusai rapat .Senin, 08-05-17@Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar