Rabu, 17 Februari 2016

Hamba Papa

Sulit menjelaskan rasa, saat buliran hasrat hanya sebatas damba.
Walau ada kedengkian pada hati yang mampu merasakan tapi tak dapat diwujudkan nyata oleh pandangan.
Sedang yang lain hanya suka menanam spekulasi, kita menabur getirnya.
Ini hanya seorang hamba yang papa. Tak begitu lihai mengendalikan gejolak yang berselancar di lautan jiwa.
Bukan wanita terpilih yang berjiwa kokoh, bukan pula Shahabiyah yang berakhlak mulia.
Hanya seorang hamba papa yang merindukan syurga, dengan amal tak seberapa.
Kini diterpa ujian hati yang sedemikian rupa.
Ketika diri merindukan pagi, dia merindukan senja.
Jadilah rindu yang dipisahkan waktu dan masa , tak berpadu dalam ruang nan satu.
Begitulah ujiannya...
Yang lain hanya suka menabur benih prasangka, sedang kita tak mengerti makna 'mengapa' dari mereka.
Kita hanya insan yang tak merindukan hal yang sama bukan ?
Kita juga hamba yang papa.
Semoga pertolongan Allah dekat bagi kita yang berusaha untuk bertakwa.
Kita yang berusaha mengatur ulang suasana hati agar Allah tak murka.
Lalu....kepada-Nya lah kita mengikhlaskan hati.
Mari bermuhasabah dalam kepasrahan.
©SN
@home, 17-02-16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar