Bumi ini adalah satu kerajaan dan manusia menjadi warga negaranya. Mereka sama-sama memberi sumbangsih dan membangun kerajaan ini. Ikatan sesama manusia yang kokoh dalam rantai Tauhid mengakui firman Allah, "....Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara."(Q.S.al-Hujurat:49). Orang-orang mukmin yang jujur memahami hal ini, sehingga mereka menghormati persaudaraan aqidah dengan semestinya. Mereka menyadari bahwa agama adalah tanah air dan kebangsaan untuk menyatukan berbagai jiwa yang berbeda-beda serta keinginan yang beragam. Sehingga, setiap jengkal tanah yang di dalamnya terdapat seorang Muslim yang berkata," Tidak ada Sesembahan selain Allah dan Muhammad utusan Allah," menjadi bagian dari tanah air yang besar. Setelah itu, seluruh bumi merupakan satu tanah air jika penduduk bumi itu mengenal Tuhannya, Allah al-A'la. Aduhai indahnya.....
Jadi terbayang kisah penjelajah Muslim,Ibnu Bathuthah melintasi beberapa perbatasan negara Islam, mulai dari Fas dan Marakisy di tepi Samudra Atlantik hingga Cina jauh di Laut Teduh. Ia tidak pernah diminta paspor, dan perjalanannya tidak pernah dihentikan hanya karena belum mendapatkan visa. Ia merasakan di setiap daerah dan rumah seakan berada di negrinya sendiri sebab satu Tanah Air Islam.
Apa kabar saudara Rohingya ku tercinta ? Maaf raga ku tak sempat tuk mendekapmu dalam dinginnya suhu. Usapku tak dapat mengeringkan air matamu di pipi sebab beratnya beban ujian yang dirimu kecup saat ini. Salamku tak pula bisa terdengar langsung oleh mu, aku hanya ingin sekedar berkata sebuah kalimat tuk menguatkanmu bahwa Allah selalu membersamai hamba-Nya yang sabar dan bersama satu kesulitan diiringi oleh dua kemudahan. Suap ku tak juga mampu menjulur ke mulut mu tuk mengenyangkan sedikit lambung sebab beberapa hari diperjalanan menuju Indonesia kudengar dirimu terkatung-katung kelaparan. Dadaku sesak, mataku hangat, dan buliran bening keluar refleks mengikuti grafitasi kala ku lihat gambar aksi-aksi keji yang dilakukan 'manusia-manusia biadab' itu terhadap mu. Maafkan aku wahai saudara se 'Tanah Air Islam' ku yang kucintai karena Allah. Tak banyak yang dapat kuupayakan untuk mendamaikan hatimu, menenangkan pikiranmu, dan membantumu.
Apa kabar saudara Rohingya ku tersayang. Untaian doa ku lampirkan dalam senandung pujuk pada Pemangku Arsy nan Agung. Agar kalian selalu dalam naungan cinta, ridho, dan rahmat-Nya . Semoga Allah kokohkan syurga atas kekokohan iman kalian mempertahankan tauhid dalam hati. Ishbiru wa Shobiru duhai saudaraku, kita semua beriringan kelak menuju hari pembangkitan dan di sisi Allah semua musuh akan bertemu, serahkan orang-orang yang menzalimi itu pada Allah. apapun yang tengah dirimu rasakan saat ini duhai saudaraku semua dari keputusan Allah nan Maha Bijaksana sedang "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya"(asy-Syu'ara:19). "Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita" ( at-Taubah:40). Kiranya kalimat ini ku harap dapat menghibur lara mu nan menggunung.
Salam Ta'zim dari saudarimu nan dhoif AFJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar