Jumat, 27 September 2013

Hikmah Sains

"Beruntunglah Indera Kita Tidak Tajam"

Beruntung indera kita tidak tajam. Kalau tidak maka dunia akan sangat mengerikan. Wajah orang yang kelihatan mulus dan cantik akan tampak sangat menakutkan. Sebagai contoh, kalau dilihat dengan scanning electron microscope (SEM) kulit manusia tampak bersisik seperti kulit buaya.

Ini semua terjadi karena mata kita hanya bisa mendeteksi cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 500 nm. Lubang iris pada mata manusia berukuran sekitar 5 mm. Dengan menggunakan criteria Rayleigh untuk difraksi celah berbentuk lingkaran maka sudut minimum yang dibentuk berkas cahaya yang masuk mata dari dua titik yang masih dilihat terpisah oleh mata sekitar 0,000122 radian. Namun, criteria Rayleigh bentuk umum tersebut berlaku untuk benda optik mati seperti lensa kamera, mikroskop, atau teleskop. Untuk mata manusia, sudut minimum yang masih dapat dipisahkan sekitar 4 kali nilai tersebut, yaitu sekitar 0,0005 radian.

Jika kita memadang wajah seseorang dari jarak 1 meter, maka jarak minimum dua titik di wajah yang masih dapat dibedakan mata sekitar 0,0005 meter atau 0,5 mm. Dua titik di wajah yang jaraknya kurang dari 0,5 mm tidak dapat dibedakan. Andaikan di wajah orang tersebut ada jerawat dengan ukuran 0,3 mm maka jerawat tidak kelihatan.

Kulit manusia sebenarnya bersisik dengan ukuran sekitar 0,0001 mm. Ukuran ini jauh di bawah kemampuan resolusi mata. Meskipun kulit manusia diamati pada jarak 10 cm, maka jarak minimum yang masih dapat dipisah sekitar 0,05 mm. Nilai ini masih jauh lebih besar daripada ukuran sisik di kulit manusia.

Dengan kekurangan ini kita harus bersykur sehingga masih melihat kulit manusia tampak mulus. Kalau tidak, maka manusia tampak seperti buaya atau monster. Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan ?
"Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. " (Q.S al-Ahqqaaf: 26)
Jadikanlah, apa yang telah Allah anugrahi untuk fasilitas mencari rodho-Nya, gunakan mata untuk melihat apa-apa perkara yang Allah akan senang.
 
 
"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.). " (Q.S. al-Maidah: 83)

 

Cerita Hari ini

      Pagi ini matahari kembali menyapa ku dengan kehangatannya yang menyela di kisi-kisi kaca jendela kamar. Ada fluktuasi yang berbeda dengan hari yang lumrah berlalu. Sudah dua hari aku masuk kerja. Sontak kebiasaan semasa kuliah yang nyantai, gontai,aduhai semua tugas pun dilabrak dengan lalai. Mhhhh, agaknya kini sebuah bukit tuntutan mulai menghimpun di dataran kehidupanku, seolah fajar benar-benar memuntahkah amarahnya karena aku tidak rutin menemani ia menyingsingkan sinar. kini dengan segenap usaha aku tidak boleh lagi tidur setelah shalat subuh. Sebenarnya aku sudah sangat lama tahu ini banyak mudharatnya. Dari segi kesehatan, tidur setelah shalat tubuh dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit seperti pelupa, penurunan imun tubuh, dan penyakit persendian. Disamping itu dari segi agama, Rasul saw sangat tidak menyukai kebiasaan tidur setelah shalat tubuh. Nah, kalau dari sisi rezeki, hehehe ntar bisa di patok ayam duluan tuh. Sudahlah, kini juga aku tobat kok. Tobat karena keterpaksaan, tidak apa juga di awali dengan keterpaksaan sebagai latihan awal menjelang terciptanya kebiasaan kan ?.   
     Setelah mempersiapkan semuanya aku beringsut menyesuri jalan ke kantor. Ada juga rasa ini diselipi kecanggungan.  aku merasa terlalu dini untuk mengarungi aroma kerja yang teramat menjenuhkan. Apalagi sebenarnya aku wanita yang tidak dituntut lebih untuk mengais rizki, itu kan kerja laki-laki. bukanlah aku bisa pulang kampung dan bantu-bantu kedua orang tua ku dirumah. nyuci piring, nyapu, ngepel, dan menggarap segenap perkerjaan rumah. Loh ! ini tidak sesuai denga tuntunan zaman neng,,,, membahagiakan orang tua tidak hanya dengan kita selalu berada disisi mereka untuk melayani apa-apa yang dibutuhkannya. Namun ketika kita dapat menjadi orang lebih bermanfaat bagi umat itu jauh akan lebih membanggakan orang tua. semua azam inilah yang menjadikan langkahku semakin tegap dan derapnya kian pasti untuk mencari ridho-NYa melalui menjemput rizki yang halal. Iya sih ini agak berlebihan, tapi ngak juga kok, biasa aja tuh bagi  aku. hehehe.  kalau dipikir kedinian dalam bekerja, maka jauhlah lebih belia para anak gelandangan itu. yakni mereka juga udah kerja untuk mendapatkan sesuap nasi dengan apapun profesi yang mereka sanggupi, ngamen, mulung, bahkan nyopet (ini janga ditiru !).  Jadi usia itu tidak membatasi kemandirian hidup.