Manusia yang menyadari siapa dirinya, untuk Siapa ia hidup, mengapa ia yang terpilih ada di dunia, kepada Siapa dirinya akan kembali, mudah-mudahan dapat mengenal hakikat kehidupan yang sebenarnya. Percayalah, setiap digit perintah sel-sel otak ke sistem tubuh akan selaras dengan vibrasi sugesti yang di input pada diri sendiri.
Maka sangat perlu lah kiranya kita mensinergikan energi-energi positif dalam menjalani aktifitas dari hari-ke hari. Fakta sainsnya adalah "Energi diam suatu objek (matter) sangatlah luar biasa dan sebaliknya sejumlah besar energi bisa dihasilkan dari massa yang sangat kecil." *Semoga tidak bingung*. Adalah manusia itu luar biasa, begitulah singkatnya.
Pernah gak kita terfikirkan bahwa luas alam semesta hingga 10 pangkat 24 itu terpadatkan oleh milyaran galaksi? Lantas Allah menempatkan manusia itu di satu planet bumi yang mungil lagi indah. Mengapa?*mari berfilsafat* Jawaban singkatnya adalah jika manusia itu mau berfikir maka ia akan menyadari sekaligus memahami bahwa hadirnya di muka bumi ini memiliki peran yang besar dan tujuan yang mulia, penyeimbang alam semesta.
Allah SWT berfirman:
وَالسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan,"
(QS. Ar-Rahman: Ayat 7)
اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu."
(QS. Ar-Rahman: Ayat 8)
Silahkan merenung sendiri-sendiri....
Karunia akan dipercaya sebagai makhluk penjaga keseimbangan alam semesta mengharuskan kita selalu bersyukur bahwa manusialah yang dipercaya akan amanah itu. Ini contoh sederhana, Bukti bahwa kita bersyukur atas kesehatan adalah kita dapat memaksimalkan diri dalam sehat itu untuk melakukan kebaikan dan menebar manfaat. Walau hanya dengan membaca, mendengarkan, dan menulis kembali setiap ilmu yang didapatkan sebentuk pengikatnya dan mewariskannya dalam catatan perjalanan yang penuh energi positif dalam hidup ini.
Dunia ini luas dan indah sebagai ladang terbaik untuk bercocok tanam dengan amal kebajikan. Waktu yang singkat di dunia ini menjadi penentu kehidupan abadi kelak. Jika kelalaian lebih mendominasi dari kesadaran itu adalah nelangsa. Maka keimanan akan menjaga stabilitas kesadaran tersebut.Lantas, implementasi dari keimanan adalah amal kabajikan. Iman bermuara dari ilmu, dan bukti iman adalah amal.
Terlalu banyak peluang karunia Allah yang semestinya diupayakan dalam tindakan yang hebat, optimisme, dan tujuan yang terarah. Komoditas berharga kita adalah waktu dan kita melintasi hidup ini didalamnya. Sungguh diri kita tidak sesempitnya asumsi mereka yang jauh dari cahaya Al-Qur'an. Bila mau mentafakuri lebih hikmat kandungan dalam al-Qur'an maka didapati bahwa setiap kita yang terlahirkan kedunia ini ditakdirkan sebagai seorang pemenang, dari itu sungguh kita telah memiliki aset untuk menjadi insan yang luar biasa, jika kesadaran diri rela kita aktivasi kembali. Ada raksasa besar yang minta dibangunkan dalam diri itu. Kekuatan besar dari Sang Maha Besar untuk modal untuk menjadi mata air jenih yang menghidupkan kehidupan. Untuk menjadi sumber cahaya yang menerangi peradaban.
Terlahir sebagai muslim adalah anugrah yang tidak dapat dirincikan nikmatnya. Terlahir sebagai muslim adalah karunia untuk menjadi insan yang hebat dan manfaat. Maka sudah selayaknya kita menjadi mata air jernih yang mampu menghidupkan kehidupan bagi siapapun yang membutuhkan. Pernah mendengar Sahabat ra menanyakan tentang amalan apa yang paling memberatkan timbangan di yaumul akhir? Itulah dia akhlak yang baik. Itulah dia menjadi mata air jernih untuk menghidupkan kehidupan.
Izinkan Allah yang mengatur semua untuk keinginan baik itu. Kita hanya perlu memiliki hati yang lebih tulus, menjalani ibadah yang bagus, hidup di atas jalan yang lurus, mengeksekusi ikhtiar dengan serius, dan taubat tak putus-putus. Semoga Allah berkahi tiap jengkal langkah yang tujuannya adalah ridho Allah. Allahumma aamiin ya Mujib
Ittaqillah !
*100% ditujukan untuk diri sendiri
©SN