Gadis belia itu telah lama menghabiskan waktunya di bilik. Sesekali segukannya menyela diantara keheningan malam. Tak lama sesudah segukannya itu mereda, tetiba pintu kamarnya berderik dan terbuka. Wajah wanita tua dengan air muka yang menenangkan dengan pelan berjalan menujunya.
"Bu..." Sapa gadis itu kepadanya.
Wanita tua itu mengambil posisi tepat disamping bentangan sajadah, dimana gadis itu kerap menghabiskan 1/3 malamnya. Lalu menyeka air mata gadis itu dengan sentuhan tulus dari hati seorang ibu.
"Nak, Ibu tahu kamu masih belum menerima hasil SBMPTN minggu lalu, Ibu tahu kamu telah berjuang dan berkorban untuk mendapatkan kampus impian mu itu. Tapi Allah punya kehendak lain atas apa yang kamu pinta"
Gadis itu pun memeluk ibunya dengan erat dan mengangkat suara.
"Teman-teman Re semuanya lulus Bu di jurusan dan kampus yang mereka inginkan. Sedangkan Re, harus menerima kepahitan tidak lulus".
Ibu Re pun memulai pembicaraan dari hati ke hati.
"Kadang kita sering memandang sumber kebahagiaan dari terwujudnya apa yang kita cita-citakan. Melihat segala sesuatu dari permukaan luar memang sering menipu akal kita, Nak. Belum tentu mereka yang lulus hidupnya akan berhenti dari masalah. Jelas, sangat tidak mungkin Allah Yang Maha Baik itu mendzalimi hamba-Nya atas Ketetapan-Nya dari ketidaklulusan seseorang. Masa depan mu bukan ditentukan oleh seberapa sering kamu jatuh, tapi seberapa hebat kamu berjuang dan berkorban menjalani proses dan menyerahkan penuh seluruh hasil yang terbaik kepada kehendak Allah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Disana kamu telah menjalani seluruh ibadah. Ikhtiar nya jadi ibadah dan tawakal nya jadi Ibadah."
Gadis itu tampak mulai tenang....
"Bu... maafkan Re ya, belum bisa memberikan yang terbaik"
"Apapun yang telah kamu capai, Kamu tetap lah Re yang selalu Ibu banggakan. Masih ada kesempatan tahun depan untuk mencoba, Nak. Yuk ikhtiar lagi. Minta sama Allah yang terbaik dari sisi-Nya. Ibu selalu ada untukmu disepanjang doa"
.......
Gadis itu menatap tajam podium di didepan. Sesaat lagi Ia akan tampil memberikan kata sambutan hangat dari perwakilan Mahasiswa Lulusan Terbaik pada salah satu kampus bergengsi. Tak terasa 5 tahun setelah air mata tumpah ruah dengan ibunya di malam hari itu tergantikan dengan momen luar biasa di hari ini. Meskipun wanita tua yang malam itu memeluknya takkan pernah mampu melihat momen tersebut. Tapi, Ia telah memberikan yang terbaik seperti apa yang telah Ia dijanjikan.
°°°°°°°°°°°°
End
-Allah selalu punya cara untuk menyunggingkan senyum pada waktu yang tepat. Setelah tampak kekokohan tekadnya, daya dan juang ikhtiarnya, serta keyakinan hati pada Allah untuk menetapkan hasilnya-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar