Selasa, 04 Februari 2014

Jika Istrimu Seorang Fisikawan

Pernahkan kau berfikir bahwa suatu hari nanti akan menyantap hari-hari sepanjang sisa hidupmu dengan seorang fisikawan ?

   Aku, yang telah memilih fisika bagian dari hidupku dan  telah ditakdirkan menjadi  seorang fisikawan, parasnya tak seindah spektrum pelangi. Sederhana bersama keseriusan aura yang mencuar. Terlebih  aku tak suka berlama-lama bersolek di depan cermin hias untuk terlihat cantik dimatamu. Aku lebih mengagumi desain formulasi baru yang ku otak atik variabelnya di program komputer atau di kertas kerjaku. Aku pun akan lebih lama menatap aksara yunani yang menari anggun karena iringan jemari yang ku toreh di atas catatan rumus. Mataku tidak lebih tajam memperhatikan noktah diwajah, hanya akan lebih detil menganalisa hipotesis temuan risetku. Namun, jika aku salah nasihatilah aku dalam kelembutan kata-kata dan nasihat yang membeningkan jiwa. Di hatiku tentu akan selalu ingin kaulah orang yang setia menganggap ku indah, mesti tak begitu adanya. Mengertilah....

           Mungkin suatu hari aku akan bekerja di sebuah perusahan riset. Dan bila tidak ada perusahaan yang cukup baik untuk menerimaku, semoga saat itu kau ada di sampingku untuk terus memberiku dukungan. Atau bila kau mau, aku akan menjadi ibu rumah tangga saja. Aku akan terus mengamati tumbuh kembang anak kita nanti. Oiya, jika anak kita perempuan, akan aku ajarkan bagaimana caranya bersikap manis dan berhijab sepertiku. Dan jika anak kita laki-laki, akan aku pastikan ia untuk tumbuh menjadi sosok yang tegas sepertimu. Aku pun akan terus me-manage keuangan keluarga kita agar tak kekurangan.

       Sejujurnya, aku termasuk tipe orang yang membosankan. Aku senang membicarakan tentang penelitianku dan segala aktivitasku di laboratorium. berkisah tentang mekanika klasik, inti-inti atom yang memiliki keistimewaan, struktur material  yang mengagumkan bagiku, asas-asas oseanografi, dan ragam keistimewaan dunia fisika. Aku tak akan segan mengeluh padamu atas risetku yang tak kunjung menemukan titik temu dan juga biaya penelitian yang semakin menipis. Apakah kau bersedia mendengarkan kisahku?

      Tapi, sesibuk apapun aku nanti, aku ingin kau tau bahwa keluarga kita akan selalu jadi prioritas utamaku. Dan walaupun tak selalu ku katakan, aku ingin kau tau bahwa kasihku akan selalu ada untuk mendampingimu. Aku akan mengikuti langkahmu dan menggenggam tanganmu agar kita bisa terus berjalan beriringan. Meskipun terlihat sering khusuk dalam wahana koordinat kaku, namun kau selalu hadir dalam dimensi imiginasiku

         Jika benar istrimu kelak seorang fisikawan dan orangnya adalah aku, tolong mengerti aku. Rangkullah aku dan berikan senyuman hangatmu. Karena sesungguhnya semangat yang selama ini aku punya tak lain berasal darimu. Hanya satu inginku; membanggakanmu dengan karyaku. Aku minta padamu, jangan sungkan untuk menegurku dikala aku salah. Fisikawan juga hanyalah seorang manusia yang butuh bimbingan dan arahan.

Setelah sejauh ini, ku tanyakan sekali  lagi padamu. Bagaimana jika suatu hari nanti kamu akan menghabiskan sepanjang sisa hidupmu denganku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar