Jumat, 28 September 2018

Melengkapi

Entah bagaimana dua karakter akan saling menyesuaikan, dua pemikiran akan saling menyelaraskan, dua kebiasaan akan saling mengadaptasi, dua hidup akan menjadi satu.
Apa yang kau pikirkan?

Tantangan . . .
Tantangan dalam menyelaraskan, tantangan dalam menyesuaikan, dan tantangan dalam beradaptasi.

Namun ada satu hal yang membuat tantangan itu dapat terlewati dengan baik yakni dengan saling melengkapi. Belajar menerima apapun yang di luar ekspektasi lalu menyempurnakan dengan apa yang dimiliki.
Bukan kan itu indah?
hmm?

Kelak, kau hanya perlu menjalani, bersabar, berikhtiar, berdoa, dan terus belajar mengasah ketajaman hati dari setiap kejadian yang terlewati. Jadikan Allah gardu terdepan tujuan, insya Allah sampai. Jangan berhenti, nanti tak sampai. Kuat-kuat sebentar di dunia ini, yaaa ...?

Pergi-Pulang

Benar-benar butuh waktu untuk pergi yang sebenarnya pergi. Lalu juga butuh waktu untuk pulang yang sebenarnya pulang. Mesti ada alasan yang membuat diri yakin bahwa pergi adalah yang terbaik, dengan tak lagi melihat-lihat pada apa yang sudah sepatutnya ditinggalkan. Adakalanya harus ditinggalkan untuk mendapatkan yang lebih layak. Sedih memang, karena sudah terlanjur ada dan sempat singgah. Hanya butuh waktu, butuh doa, butuh upaya untuk beranjak pulang ke sebenarnya tempat pulang.

Tenanglah...pulang yang dituju semoga adalah segala sesuatu yang membuat diri betah. Tak ada tempat yang sempurna nyaman selama di dunia. Setidaknya, selalu ada tempat yang paling utuh untuk melindungi dan menjaga dari teriknya matahari kehidupan.

Kamis, 27 September 2018

Berdaya dan Memberdayakan

Menjadi perempuan yang berdaya dan memberdayakan. Tentunya kita harus mengulas role model panutan yang tepat untuk mengeksekusi peran kita di masyarakat yang majemuk ini. Menjadi yang berdaya bagi seorang perempuan yang telah berkeluarga tak berarti menjadikannya angkuh dan menciderai peran laki-laki sebagai aktor utama pemimpin keluarga. Tentunya berdaya dalam definisi ini bagian dari manfaat diri perempuan itu sendiri di kancah rumah tangga.

Ada dari mereka yang mencoba menjadi perempuan yang berdaya dengan bertumbuh melalui karya-karyanya. Mengisi banyak waktu dengan ilmu dan amal untuk memupuk iman dan membuktikan ikrar imanya. Perempuan yang begini cukup intens sama dunia perbukuan dan suhu perpustakaan biasanya. Bisa jadi, sehari gak baca buku bisa bikin dirinya tertekan. Karena, perempuan begini selalu haus akan newly insight yang positif. Walau bisa galau dan sedih, tapi perempuan yang senang tumbuh melalui karya-karyanya selalu punya cara mengalihkan emosinya pada koridor yang berasas manfaat.

Ada juga perempuan berdaya yang pengennya selalu jadi orang produktif dan hidup untuk kebahagiaan orang lain (asas manfaat juga nih). Maka ia akan berusaha untuk positive mind. Maklum aja kalau perempuan yang dominannya suka banyak khawatir. Hal yang sepele sering dianggap bencana mematikan. Apa-apanya nangis dulu, apa-apanya ngeluh dulu, trus butuh cerita sana-sini. Nah, beda nih sama perempuan yang produktif. Baginya, waktu adalah kesempatan untuk memproduksi sebanyak mungkin kebaikan dan perbaikan. Maka apapun jenis keterpurukan yang mengetuk pintu hidupnya akan diselesaikan dengan cara pikir yang baik. Karena baginya, untuk menjadi yang dapat memberdayakan sesama maka harus cepat-cepat selesai dengan diri sendiri dulu. Tambahannya lagi, perempuan produktif ini akan sensitif bet dengan manajemen waktu. Perempuan kan suka mikirin banyak hal dalam satu waktu. Maka manajemen waktu menjadi sangat penting level langit tujuh untuk bisa menjadwal dirinya dalam mencapai target produktivitas hidupnya. Nah, bagi yang udah berkeluarga lagi lagi nih yah harus manfaatkan multitasking untuk merapikan urusan dalam rumah dan kontribusi di luar rumah. Untuk tugas ekstra begini self-control sangat memainkan perannya dan belajar gigih buat komitmen sama diri sendiri.

Terpikir, Kamu

Pernah gak sih terpikir oleh kita, kenapa bumi tak lelah berotasi? kenapa bumi tak pernah mengeluh berevolusi, dan kenapa bulan tak pernah bosan menemani bumi?

Malam ini aku memikirkan itu, juga termasuk memikirkan kenapa aku bisa tak pernah berhenti untuk mendoakan kamu agar selalu baik-baik saja disana.

Rumah Kesabaran

Jika rumah yang kita tuju adalah kesabaran, maka jalan yang harus kita tempuh adalah ujian. Jalan yang saat melaluinya akan dipenuhi genangan air mata, isak tangis, dan kegundahan.
Selama kita yakin bahwa kesabaran akan menghantarkan kita pada pahala yang tak terbatas, semoga kegigihan menempuh jalan itu selalu membuat kita kuat tuk terus melangkah.

Mudah-mudahan yah . . .

Selasa, 25 September 2018

Manajemen Keluarga Part 1

Sepertinya, untuk hari-hari kedepan mau memulai pembahasan yang serius dan agak nekan tulisan yang alay-alay. Walopun suka gatel jugak pengen nulis yang cemgitu. Apalah saya inih hanya manusia biasa, yang banyak alay nyah😂

Memang sudah saatnya membekali diri dengan ilmu, semoga apa yang sempat dibaca, dipahami, dan mencoba menulis nya kembali menjadi suatu remainder ketika Allah izinkan untuk menjalaninya.

Tentang kerumahtanggaan, saya lagi menggiatkan diri untuk belajar jadi Ibu Negara yang baik dan Budiman 😅. Hal pertama yang harus dipelajari adalah terkait manajemen emosi. Sebab ciwi² nih apa-apa pake rasa, kadang kalau kadar dismanorenya akut bisa tambah berantakan emosinya. Pengen belajar meleburkan ego, jadi istri yang taat dalam ketaatan pada Allah dengan tidak menciderai kepemimpinan Mr.Husband nantinya. Juga jauhkan hari-hari dari marah dengan mendamaikan diri sama dzikir, khusunya deket-deket sama Qur'an. Kalau bisa apapun aktifitas bisa nyambil muraja'ah. Biar emosinya stabil..begitu beberapa tipsnya.

Ilmu paling penting lainnya dalam kerumahtanggaan adalah ilmu komunikasi. Ya Allah, ini memang sering banget memicu gesekan. Jadi butuh diskusi dengan bahasa yang santun. Mengingatkan dengan cara yang baik. Menjaga perasaan pasangan sebagaimana kita ingin dijaga perasaannya. Kalau bisa sediakan waktu khusus untuk saling mengevaluasi satu sama lain, biasanya bisa manfaatkan momen saat traveling bersama. Yeee😍😍

Nah, ada hal yang harus saya tekuni banget. Ini tentang Financial Management. Sebagai Ibu Negara yang merangkum tugas bendahara harus disiplin make a financial record. Nyatet dengan rapih pemasukan dan pengeluaran. Pas baca-baca IG story mbak Apik lumayan tersegarkan wawasannya. Memang sebaiknya ada keterbukaan ekonomi bersama pasangan. Kalau diperhatikan dari yang saya baca mah, ada pasangan  yang mengamanahkan pengelolaan dana rumah tangga sepenuhnya pada Bu Istri dan ada juga pasangan yang suami memiliki peran mengatur lalu lintas keuangan dengan memberikan kepada Istri sesuai dengan kebutuhannya saja  seperti konsumsi domestik dan keperluan istri, lalu sisanya diatur sepenuhnya oleh Pak suami.  Nah, ada juga yang duduk bareng dan diatur bersama. Biar lebih terbuka dan saling tahu segala sesuatu yang terjadi pada pundi-pundi keuangan dalam rumah tangga negara mereka.

Saya yang mana?, belum tahu jugak😂. Nanti mau duduk bareng dulu untuk bikin kompensasi mana yang terbaik. Yang jelas harus saling menghargai. Juga mesti ada 'guide' buat jadi alarm pengingat manakala ada pengeluaran yang sifatnya boros atau tidak berfaedah. Terakhir, lagi-lagi butuh audit terkait pengeluaran. Kata mbak Apik ini memang penting pake banget. Sehingga dalam keluarga nanti bener-bener bisa seperti miniatur negara yang rapi dan tertata di manajemennya.

Tentu bagi seorang muslim ada yang lebih utama dari sekedar mengelola keuangan, yakni menyelaraskan pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip Islam. Harus selalu meyakinkan bahwa tidak ada satupun harta yang tidak halal (seperti riba, tolong jauhi sejauh timur dan barat) maupun syubhat dalam keuangan. Selanjutnya, mengeluarkan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak menghamburkan dengan boros, mengutamakan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).  Katanya konsep yang baik itu:

Pengeluaran = Penghasilan - Tabungan

Tabungan bisa dimasukkan dua kategori Tabungan akhirat (ZIS) dan tabungan dalam bentuk investasi. Ini dia banget !!! Lagi cari ilmu investasi yang sesuai dengan syariat Islam. Tempat penitipan harta yang berdaya guna dan tetap bisa digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat yang mendesak.

Ada yang unik juga, kalaupun ada dikasih ujian bokek, don't worry honey 😘. Di episode cemgini bisa jadi Allah lagi ngajarin gimana caranya bersyukur dengan kecukupan, belajar manajemen duit dengan cerdas melalui hidup pas-pasan, bikin kompaksasi sama pasangan makin seru, dan yang jelas kesetiaan pun akan ditantang lebih membara (katanya sih gitu, saya gak tau apapun, wkwkwk). Juga di fase bokek-bokeknya bisa belajar untuk lebih empati karena ngerasain gimana rasanya hidup di roda bawah.

Ini sajalah dulu cuap-cuapnya. Mau lanjutin beberes dulu. Kalau cukup waktu nanti mau review buku banget yang terkait manajemen keluarga. Insya Allah.

Minggu, 23 September 2018

Mungkin Lelah

Mungkin kamu lelah, kan?
Bukan karena banyaknya aktivitas yang kamu jalani, namun sebab banyaknya beban yang berpunggung di hati, jiwa, dan akal mu.

Ayolah....
Kamu boleh belajar menghargai apa yang kamu rasakan, dengan sejenak menjadi yang tak peduli. Menutup telinga pada hal-hal yang sekiranya menghambat kamu untuk  bertumbuh menjadi lebih baik dari kamu yang kemaren bukan kamu yang lebih baik dari orang lain.

Cobalah minta maaf pada hati yang kamu buat menjalaninya perih, seperih-perihnya. Juga minta maaflah pada logika yang kamu hantam hingga capek, secapek-capeknya. Pejamkan mata dan istirahat ! Bukan karena kamu ingin lari dari kenyataan tapi agar kamu memiliki energi baru untuk menghadapinya.

" All is fine dear, don't worry everything will be fine, Let Allah hugs your heart deeply !"