Rabu, 28 Maret 2018

Bisa Masak?

Pengen nulis random...Terinspirasi setelah dapat pertanyaan. Bisa masak? 😂😂😂

Setinggi apapun titel wanita, setinggi apapun sekolahnya, dan sehebat apapun wanita itu dimata publik tetap aja profesi termulia baginya adalah menjadi pendamping terbaik bagi suaminya dan madrasah utama bagi anak-anaknya. Uhuk uhuk...teorinya begitu ceunah.

PR untuk mengambil amanah sebagai istri dan ibu kadang suka membuat diri takut melangkah. Namun, seorang kakak menasihati dengan bijaknya. "Waktu akan memaksa kita terus berpindah dari satu fase ke fase yang lebih kompleks. Maka, akan ada fase kita harus berani mengambil tanggung jawab baru. Yakinlah Allah selalu ada untuk kita jika kita selalu mengutamakan Allah dalam hidup. So...don't worry !" Gitu

Next...jadi kepikiran aja tentang menjaga kesehatan keluarga. Peran ini mengharuskan diri untuk lebih ekstra di laboratorium bahan alam alias dapur. Hampir 2 tahun selama nge-bandung gak pernah  masak karena gak diizinin sama ibu kos. 😂Pas ada yang nanya...Ningsi bisa masak? Rasanya gimana gitu 😅. Karena sudah lama gak terlatih keterampilan memasaknya. KJadi, harus banyak mikir lagi untuk bisa masak makanan yang pas rasanya. Juga jadi keinget sesuatu karena ada yang bilang masakan yang disukanya "gulai cubadak pakai tunjang". Serius bener-bener ngakak sendiri. Sebab hal yang gak pernah dilepas sama amak untuk masak adalah buat gulai. 😂 Karena Eikeh kurang suka jadi males masaknya. Hehehe... Kalau masak paling buatnya yang aneh-aneh. Hahaha...

Euummm. Nah, kalau sudah berumah tangga tentu gak bisa gitu kan?. Apa yang disuka sama pasangan maka harus bisa belajar untuk suka. Pengalaman ini pernah diceritakan sama amak pas menikah dengan ayah. Awal pernikahan amak gak suka sama tempoyak (makanan khas Jambi), jangankan makan buat liat aja udah muntah. Tapi ayah makanan kesukaannya tempoyak. Haaha...enak bingits ini mah😁. Seiring jalannya waktu gak tau kenapa Amak pun bisa suka dan paling pandai masaknya. Dan banyak jenis makanan lain yang buat lidah Amak jadi berputar arah selera. MasyaAllah gak sih?

Betapa gak jelasnya tulisannya inih 😂. Gak papa buat remainder aja. Biar bisa menata diri lebih baik.☺

Kamis, 22 Maret 2018

Anak Gadis Ibu

Apa yang membuat kau jatuh hati pada lelaki itu,Nak? Tanya sang Ibu.

"Karena ia adalah lelaki yang gigih, Bu. Lelaki yang sudah terbiasa bekerja keras akan lebih tangguh untuk mengarungi kehidupan dan bertanggung jawab" gadis itu lalu tertunduk.

Sang Abang pun menyela "tapi si bujang yang datang sebelum nya lebih tampan.Haha " abangnya gadis itu mencoba mencairkan keadaan.

"Hati wanita seperti adikmu ini susah diluluhkan hanya dengan ketampanan, Bang. Lagi pula, dia anak manja dan masih kekanak-kanakan. Adikmu ini butuhkan yang bisa melindungi dirinya di dunia dan akhirat bukan yang hanya sekedar tampan" gadis itu membantah dengan nada bawel.

"Jadi, kamu tetap mau memilih laki-laki itu?" Tanya ibu memastikan.

Gadis itu memeluk ibunya erat-erat sambil berbicara mengisak "Aku rindu Ayah bu...sangat rindu dan laki-laki itu memiliki karakter seperti Ayah, dia sangat mengayomi"

Sang ibu menyeka air mata di wajah gadis simatawayangnya itu. "Nak, mintalah yang terbaik dari sisi Allah. Semoga laki-laki itu yang membuatmu semakin rindu untuk bertemu dengan Allah, yang menguatkan sabarmu untuk berjuang dijalan-Nya, yang menemanu mu selalu dengan sebaik-baik iman"

"Aamiin Bu"

Gadis itu larut dalam pergelutan batin. Malam masih berdansa mesra dengan rembulan. Dingin malam menyelimuti hati gadis itu hingga gigil dan gemertak tertuang dalam sendu wajahnya. Pembicaraan pun dicuri keheningan.

Bulan-Matahari

Malam tengah berdansa mesra dengan rembulan. Andai bulan tahu bahwa sebentar lagi pagi akan merenggut kebahagiannya dengan malam. Karena siang ingin sang bulan sadar tanpa matahari bulan takkan pernah bercahaya.

Rabu, 21 Maret 2018

Menghargai Perasaan

Laki-laki itu pamitan pada ibunya. Meraih tangan dan menyalami dengan takzim. Entah mengapa, sang Ibu tetiba menggetarkan bibir dan menyampaikan sesuatu.

"Nak, jadilah laki-laki yang sangat menghargai perempuan. Karena kau akan menjadi teramat berkesan. Wanita itu makhluk yang halus perasaannya, maka berhati-hatilah pada rasanya itu. Sangat menyakiti perasaannya saat kau memberi perhatian padanya tapi tidak memberi penjelasan apapun tentang sikap itu. Alangkah  lebih baik bila kau mampu menjaga yang tak semestinya untuk diberikan."

Laki-laki itu termangu, dengan wajah tertunduk. Baru kali itu ia diberi wejangan yang teramat menyentuh akal dan hatinya.

"Baik Umy. InsyaAllah...Assalamu'alaikum."

Laki-laki itu pun berlalu dengan pikiran yang berkecamuk selepas siraman nasihat dari Ibunya. Dengan langkah mantap ia berderap  menuju ruang baginya untuk mengais rizki.

Kemafaan

Terkadang kemaafan wanita itu suka gak logis. Pun disakiti berkali-kali ia akan mengatakan "gak kok dia berpotensi untuk menjadi lebih baik". Hhhmmm

Kalimat di atas tercetus dari diskusi dengan salah seorang temen saya. Beliau memberi analogi tentang selingkuh.😷 Jika laki-laki yang kedapatan selingkuh oleh istri, jelas punya potensi besar untuk dimaafkan. Nah, bila sang istri yang ketahuan selingkuh. Jelas kata "cerai" terucapkan. Btw ini dikutip dari ceramah ustad Khalid.

Begitulah salah satu sifat rahmat Allah yang dititipkan pada wanita. Kebayang gak sih gimana kemaafan Allah pada hambaNya. MasyaAllah

Don't Restore

Don't restore your spam in recycle bin but delete it permanent.

Selasa, 20 Maret 2018

Kembali

Kembali ke titik awal. Restart...!

Setiap manusia berpotensi untuk salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang kembali membersihkan diri.