Senin, 30 Januari 2017

Single VS Couple

Huaammmm uhuk uhuk....

Pengen nulis, ya udah nulis aja ntar sambil ngetik dapat inspirasi.

Ngantuk, tunggu dulu harus disampaikan sebelum mata mengatup, ini tentang single dan couple.

Kamu masih single? Trus udah usia di atas 23 tahun? Nah, kalau berkunjung kemana-mana pada ditanyain gak sih, "Kapan nih?" trus kamu bakal tanggapin gimana?" Hahahaha, "gitu?

Kamu udah couple? Trus udah pajang foto ala kekinian orang-orang pasca nikah gak? Statusnya udah pake "gue luph dia". Atau udah bikim rayuan-rayuan ke pasangan trus dipublish ke citizen? Bahagia kamu udah diketahui banyak orang belum? Trus akhirnya kamu jadi bener-bener bahagia?

Krik krik krik.....
Suhu masih lumayan dingin, sedingin hati dalam menyelami kasus "single vs couple". Wkwkwkwk

Minggu ini baru dapet curcol emak-emak sholihah tentang pasca nikah (para couple yang usia pernikahan dari 2 tahun hingga 21 tahun bercerita).  Tentang perayaan cinta yang hanya sementara selang waktunya, tentang pudarnya kecantikan cleopatra sebab rumput tetangga, tentang godaan keimanan, tentang laki-laki yang tak peka, tentang laki-laki yang gak mau menemani istri belanja, tentang laki-laki yang tak bersedia mendengarkan cerita, tentang anak-anak, tentang lelahnya menghadapi ujian bersama dia (yang dulu dikira akan berjuta rasanya), Tentang perbedaan psikologi aku dan kau nan konon katanya spektrum yang tak saling mengindahkan kerap menyemburatkan konflik-konflik para couple *fiuuh lap keringat di dahi*. Hal yang membuat seorang aku rada-rada horor saat cerita itu mulai menganga pada cerita P***GAM*. Afwan (Maaf) bukan anti yang gituan nih,  namun perkara sedemikian lumayan membuat para single akan lebih asik dengan dunia sendirinya. *plintir bulu mata*. Abaikan !

Pada akhirnya, kita akan lebih memahami bahwa fase-fase perjuangan ini menjadi penentu ruang yang akan kita tempati kelak saat bersama.

Aku masih percaya, bahwa sekian dari mereka yang mengeluhkan tentang  cerita 'couple'nya masih ada daei mereka yang merasakan hal yang sama namun memilih untuk menyimpan dan mencoba untuk saling memperbaiki celah satu sama lain, karena keluhan tidak akan menjadi solusi melainkan menambah masalah baru. Kadang, Ini juga berlaku pada kasus Bapak-bapak yang jenuh dengan penampilan sang pujaan hatinya sebab tak pernah memberikan performa yang indah di depan mata, rasanya mencari pemandangan yang lebih indah bukanlah solusi melainkan menambah masalah baru di dunia dan akhirat *saya nulis gak pake emosi kok Pak, emot nyengir*. Syukuri yang ada dengan membuatnya menjadi lebih indah (itu solusi  emak-emak). Aku mah setuju-setuju banget. Hihi. Maksudnya gini lo, ah udah deh ntar salah jelasin. Aku yakin kamu ngerti dah makna yang disampaikan. Sekian hal ini akan membuat kita sadar bahwa menikah bukan sekedah seni merajut bahagia namun terlebih bagaimana agar segenap suka duka yang dilalui bersama menjadi ladang ibadah dan berbuah pahala melimpah yang diridhoi Allah. (Inget nih besok ya diri sendiri)

Bukan itu saja, euforia yang ditampakkan para couple yang baru sehari, seminggu, dan sebulan itu tidak semestinya membuat niat perjuangan ini menjadi rancu atau mengahadirkan ketergesaan. Tenang dan tetap dalam ikhtiar yang terarah (Tingkatkan takwa dan jadilah yang istiqamah dalam ketaatan). Kebahagiaan kita tidak diukur dari penilaian orang lain. Jika semasa single kita telah menjadikan penilaian orang lain sebagai tolok ukur kebahagiaan, wajar-wajar saja jika sudah couple butuh pengakuan orang banyak untuk dapat merasakan bahagia. Itu capek tau...haha

Beginilah jadinya, saat sekian silaturahim terus meruncing pada suasana tegang dengan topik "kapan nih?". Ujian minimalis  para single Lillah. Senyumin aja, hati tetap istiqamah berdo'a yang terbaik. Jangan tergoncang dengan sulutan yang menyesatkan niat. Yakinlah pada janji Allah !

Menikah itu baik, tapi belum menikah bisa jadi dapat menjadi yang lebih baik di sisi Allah.

Hidup ini hanya fase-fase yang berulang, berpindah dari kesabaran satu kepada kesabaran lain yang lebih kokoh.

Sabar ya sholihah ^_^

Jumat, 27 Januari 2017

Bersama al-Qur'an itu Sempurna

Al-Qur'an, kalam Ilahi Rabbi nan telah terjamin menjadi pedoman kehidupan. Segala aspek kehidupan mutlak sempurna dirangkum didalamnya, mulai dari ibadah, muamalah,  aqidah, shirah, hingga berita masa depan. Sudah keniscayaan bahwa hidup bersama al-Qur'an adalah menjalani kehidupan dalam kesempurnaan fitrah sebagai manusia.

Namun, al-Qur'an akan memfilter hati dan jiwa yang bersih untuk dapat membersamainya. Makanya, tak sedikit kita dapati kasus bahwa setiap dari kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan yang lain ketimbang bersama al-Qur'an. Bukan karena kita tengah sibuk namun karena al-Qur'an tak suka dibersamai oleh hati-hati yang lalai.

Jika ada teman yang pasti memberi kebahagiaan dunia dan akhirat tentulah kita akan setia padanya bukan? Tapi manusia itu tidak akan mampu menjadi untuk dapat setia memberi kita kebahagiaan sepanjang waktu. Lantas al-Qur'an telah menjanjikan bagi sahabatnya berupa kebahagiaan, keberkahan, dan kedamaian setiap detik yang dilalui bersamanya.

Semoga kita tidak tergolong hati yang lalai *nunjuk diri sendiri*

Bersama al-Qur'an itu Sempurna

Al-Qur'an, kalam Ilahi Rabbi nan telah terjamin menjadi pedoman kehidupan. Segala aspek kehidupan mutlak sempurna dirangkum didalamnya, mulai dari ibadah, muamalah,  aqidah, shirah, hingga berita masa depan. Sudah keniscayaan bahwa hidup bersama al-Qur'an adalah menjalani kehidupan dalam kesempurnaan fitrah sebagai manusia.

Namun, al-Qur'an akan memfilter hati dan jiwa yang bersih untuk dapat membersamainya. Makanya, tak sedikit kita dapati kasus bahwa setiap dari kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan yang lain ketimbang bersama al-Qur'an. Bukan karena kita tengah sibuk namun karena al-Qur'an tak suka dibersamai oleh hati-hati yang lalai.

Jika ada teman yang pasti memberi kebahagiaan dunia dan akhirat tentulah kita akan setia padanya bukan? Tapi manusia itu tidak akan mampu menjadi untuk dapat setia memberi kita kebahagiaan sepanjang waktu. Lantas al-Qur'an telah menjanjikan bagi sahabatnya berupa kebahagiaan, keberkahan, dan kedamaian setiap detik yang dilalui bersamanya.

Semoga kita tidak tergolong hati yang lalai *nunjuk diri sendiri*

Sabtu, 21 Januari 2017

Let's Start the Advanture to Paradise

You know, marriage is not about happiness but this of adventure to paradise.
With you, someday together we can do it.

Bismillah....
Selepas tepian dermaga, segenap mereka akan melambaikan haru bahagia melegakan bahtera kita melaju menuju lautan lepas.
Mungkin, kita akan tersenyum beberapa saat merayakan bahagia bersama mereka yang  masih tampak ditepian itu.

Lalu,
Lambat laun kita akan sadar bahwa mereka tak selamanya ada untuk kita.
Saat  menghadang badai dan menantang batu karang di tengah lautan lepas yang tersisa hanyalah kita.
Kau dan aku...

Mengerti bahwa perjalanan ini bukanlah cerita yang sepenuhnya bahagia.
Namun kita menempuh ini demi ibadah untuk akhir cerita yang bahagia.
Kelak disebuah taman yang kita rancang bersama.
Itulah Taman Syurga.

Impian Saya

Suatu waktu saya ingin mendirikan 'Kampung Penduduk Syurga', dimana disana ada banyak hal yang membuat setiap diri merasa bahwa sejatinya kampung kita adalah syurga. Dengan itu setiap yang masuk kedalamnya akan semakin bersemangat mengejar syurga.

Begini visualisasi yang ada didalamnya, yang jelas Ada rumah saya juga ^_^ , next:

1. Rumah Tahfidz Qur'an
2. Rumah Shiroh Nabi, Sahabat Nabi dan Shahabiyah
3. Taman Tadabbur Ayat kauniyah
4. Islamic Mall Centre
5. Mesjid (Banyak program kajian dan program santri)
7. Museum pejuang Islam sepanjang sejarah
8. Ada Islamic Sport Centre (didalamnya ada juga  Program kemiliteran dan olah fisik muslim spt berkuda, memanah, dll)
9. Ada Sekolah Sains Rabbani (Lumbung Ilmuan Muslim Peradaban Emas) 

Ini impian hebat yang akan saya wariskan. Allahu Akbar !!!

Jumat, 20 Januari 2017

Menjadi Uwais

Duh, sesak benar sesal bila bercermin padamu hai, Uwais al-Qarni.
Aku yang tak mampu menumpah bakti kecuali hanya sebutir debu bahkan lebih kecik dari itu.
Apa Syurga masih layak bagi anak yang begini.

Jarak syurga itu tak lah jauh, sungguh ada di rumah kita.
Syurga itu adalah IBU.

Semoga di sisa usia yang masih Allah izinkan untuk di dunia ini, dapat Dia beri pertolongan menjadi anak yang penyejuk hati bagi orang tuanya, bagi 'Syurga' nya.

Jagalah 'Syurga' hamba ya Rabb dalam keberkahan, keridhoan, dan rahmat Mu yang luas dan melimpah.

Madrasah Terbaik

Kepada nama yang tertangguhkan oleh takdir.
Untuk diri yang saling bersiap menuju ketetapan terbaik.
Hujan fitnah terasa kian menderas menumpahi, mudah-mudahan payung iman mampu membedung hati dari kekuyuban.
Bersabarlah sejenak, ini akan reda...
Allah Yang Maha Baik tahu yang tengah kita kecap, katanya ini ujian.
Fase setiap insan yang tengah berjuang menghadapi tantangan keimanan untuk memenangkan Allah yang pertama dan titik akhir tujuan.

Memang ini belum waktunya untuk menerima sebuah  amanah agung itu.

Percayalah, bahwa Allah Maha Bijaksana atas segala keputusan-Nya.
Dia akan mempertemukan jika memang baik dan siap untuk bertemu.

Tentang cita-cita mu itu,
cita-citamu yang ingin menjadi madrasah terbaik.
Pada waktunya, Allah akan menjadikan dirimu  salah satu yang terbaik diantara ibunda penerus generasi ulama dan mujahid.
Atas izin-Nya, dari dirimu akan lahir  pemimpin berjiwa Rabbani untuk membawa negri ini kepada ketauhidan.
Dari pertolongan-Nya, kelak dari rahim mu lah lahir generasi yang sangat besar kecintaan-Nya kepada Allah dan Allah pun mencintainya, lagi mereka rela mengorbankan segala yang ada untuk meraih keridhoan Allah.

Cita-cita mu itu  sangat hebat maka Allah akan memberimu waktu untuk mempersiapkan dirimu menjemput cita-cita itu.
Teguhkan hatimu pada keimanan, terus istiqamah dalam ketakwaan, dan bersahabatlah dengan Al-Qur'an.
Jadikan Allah yang pertama dan muara dari segala tujuan.

Sebab dirimu akan menjadi syurga bagi anak-anakmu kelak.
Persiapkanlah dengan sebaik-baiknya.