Kamis, 24 April 2014

Berjuta Rasanya

Aku dan Kamu mengalun dalam simfoni takwa..
Mengalir dalam mata air cinta di dunia
Lalu bersama menikmati mata air syurga di sana
Aku dan Kamu membelai lembut makna cinta
Mengukirnya pada bahan iman dan alat ibadah
Lalu bersama menghiasi hidup dengan dakwah fi sabilillah
Aku dan Kamu
Berjuta Rasanya.....

Rabu, 23 April 2014

Kemenangan Bersama Kesabaran

      Sesungguhnya kehidupan manusia adalah ajang peperangan, di dalamnya manusia menghadapai banyak musuh berbeda-beda

Senin, 21 April 2014

Jodoh

“ ... wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur: 26)
Jika kita ingin mendapatkan jodoh ideal dan sesuai impian maka perbaiki diri dan akhlak kita terlebih dulu.
“Bagi kebanyakan wanita, jatuh cinta adalah proses yang perlahan dan bertahap. Ketertarikan wanita kepada pria terbentuk dalam waktu yang lama seiring dia mulai mencintai, mengenali dan memahami lawan jenisnya. Dia memupuk perasaan cintanya, itulah sebabnya kegagalan percintaan atau perselingkuhan lebih menyakitkan bagi wanita,” urai Dr. Raja
Sedangkan pakar yang lain mengemukakan hal yang sedikit berbeda, psikoterapis Dr. Reema Shah yang menyatakan bahwa urusan perasaan tidak bisa digeneralisasikan. Dr. Reema berargumen, perbedaan cara pria dan wanita dalam mengatasi masalah percintaan bukan karena gender, tapi lebih kepada kondisi sosial.
“Wanita bersikap demonstratif karena ada semacam persetujuan sosial yang ‘membolehkan’ mereka lebih terbuka secara emosional. Karena ekspresinya terlihat, orang jadi berpikir kalau wanita lebih sulit melupakan sakit hati,” ujarnya.
Argumentasi kedua pakar tersebut makin mengamini jika realitas yang ada menunjukkan bahwa mayoritas wanita memang lebih memilih untuk berlama-lama dalam “derita” cintanya.
Maka teruntuk para kaum adam apapun sebutannya, mau yang ngakunya ikhwan atau bukan, sebaiknya tidak coba–coba mengetuk pintu hati wanita manapun dengan mengirimkan sinyal-sinyal cinta atau menanamkan benih cinta jika memang tidak dan belum sanggup membingkai cinta yang coba ditawarkannya dengan tanggung jawab. Tanggung jawab yang dimaksud adalah pernikahan. Mencintai berati menikahi. Itu prinsipnya. Tegas dan jelas.
Islam tidak memungkiri naluri dan fitrah insani dalam hal kecondongan terhadap lawan jenis. Allah berfirman,
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imron : 14)
Dan jalan terbaik untuk mengelola naluri tersebut sudah ditunjukkan Allah pula dalam kitab-Nya.
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nuur : 32)
Namun apabila merasa belum sanggup memilih solusi yang Allah tunjukkan, Dia menunjukkan alternatif pilihan yang lain yakni,
“Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An Nuur : 33)
Disebutkan pula di ayat yang lain,
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(QS. An Nuur : 30)
Tak hanya kaum Adam, wanita pun dianjurkan melakukan hal yang sama.
Katakanlah kepada para wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) terlihat……. (QS. An Nuur : 31)
Jodoh Allah yang ngurus. Kalau bukan jodoh, meskipun mati-matian buat ngedapetin dia, nggak akan bisa. Dan kalau sudah jodoh meskipun di alang-alangi juga ngga’ akan bisa. Dan kita juga belum tentu panjang umur.
Allah memang akan memberi sesuai kepantasan kita, bukan kita mengaku diri kita baik, tidak, tapi disini kita berusaha, insya Allah Allah akan memberi orang yang kurang lebih seperti kita.
Jadi, bukan Allah ngga memberi jodoh itu, mungkin kitanya belum pantas dapet yang baik itu.
Mudah-mudaha Allah subhanahu wata’ala memudahkan segala urusan-urusan kita. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Doa Cinta Allah

Selasa, 08 April 2014

Doa Kemenangan

 Munajat Kemenangan...

Ya Alloh...berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.

Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.

Ya Alloh...perbaiki hubungan antar kami.

Rukunkanlah antar hati kami.

Tunjuki kami jalan keselamatan.

Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.

Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua.

Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda.

Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.

Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Ya Alloh...
Wahai yang memudahkan segala yang sukar
Wahai yang menyambung segala yang patah
Wahai yang menemani semua yang tersendiri
Wahai pengaman segala yang takut
Wahai penguat segala yang lemah
Mudah bagi-Mu memudahkan segala yang susah
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran

Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak...
Engkau Maha Tahu dan melihatnya..

Ya Alloh...kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada pernah tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami.
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami

"Alloh sebaik-baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya Alloh...kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu
Adil pasti atas kami keputusan-Mu

Ya Alloh...kami memohon kepada-Mu
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami
Pelipur sedih dan duka kami
Pencerah mata kami

Ya Alloh...yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia

Ya Alloh...yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api yang marak menyala

Ya Alloh...yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa

Ya Alloh...yang menyelamatkan Isa dari salib dan pembunuhan oleh kafir durjana

Ya Alloh...yang menyelamatkan Muhammad dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu ahzab angkara murka

Ya Alloh...yang menyelamtkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan

Ya Alloh...yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara

Ya Alloh...begitu pekat gelap keangkuhan, kerasukan dan dosa
Begitu dahsyat badai kezhaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya Alloh...jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami

Ya Alloh...ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri

Ya Alloh...jadikan kami kebanggan hamba dan nabi-Mu Muhammad saw di padang mahsyar nanti
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya Alloh...dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada dakwah
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran

Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini

Dengan sikap malas danenggan berdakwah
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa...

Aamiin...Allohumma Aamiin...

-Do'a yang dilantunkan oleh K.H. Rahmat Abdullah pada deklarasi Partai Keadilan. Lapangan Masjid Agung Al Azhar. Jakarta, 9 Agustus 1998-،

Cerita Hikmah

Tahukan anda, mengapa anda tidak menangis saat membaca al-Qur`an?

Sampai kabar kepada Imam Ahmad bin Hanbali bahwa salah seorang muridnya selalu bangun malam dan mengkhatamkan al-Qur`an secara sempurna hingga terbit fajar. Kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh.

Imam Ahmad (A) pun ingin mengajarkannya cara mentadabburi al-Qur`an. Datanglah ia kepada muridnya itu, kemudian berkata: "Aku dengar kamu melakukan ini dan itu..?
Muridnya (M) menjawab: "Ya"

A: "Kalau begitu, coba nanti malam kamu lakukan seperti yang kemarin-kemarin kamu lakukan, tapi saat membaca al-Qur`an, bayangkan kamu membacanya di hadapanku. Atau seakan-akan aku mengawasi bacaanmu.

Keesokan harinya, datanglah si murid, dan Imam Ahmad bertanya hasilnya. Si murid menjawab: "Aku hanya bisa membaca 10 juz saja"

A: "Coba nanti malam baca al-Qur`an seakan-akan kamu membacanya di hadapan Rasulullah SAW"

Keesokan harinya si murid datang lagi dan berkata: "Ya imam, aku hanya sanggup membaca juz 'amma saja"

A: "Nah sekarang, cobalah nanti malam kamu baca al-Qur`an seakan-akan di hadapan Allah 'Azza wa Jalla"

Si murid pun kaget disuruh seperti ini.

Keesokan harinya, si murid datang dengan mata bengkak akibat dari menangis. Imam Ahmad pun bertanya: "Apa yg kamu lakukan anakku?"

Si murid menjawab sambil menangis: "Ya imam, demi Allah, sepanjang malam aku tidak bisa menyempurnakan bacaan surat al-Fatihah"

*****
Al-Qur`an adalah kalam Allah kepada kita.. Maka bacalah ia dengan hati, bukan hanya sekedar dengan lisan. Semoga ALLAH mengumpulkan kita di hari kiamat kelak bersama golongan hamba-hamba-Nya yang senantiasa memuliakan Al-Qur'an. Aamiin.

Sumber: Strawberry""

Dekat dengan al-Qur'an

Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata:
“Sudah seharusnya bagi penghafal al-Qur’an untuk memperhatikan
malamnya ketika manusia tidur, siangnya ketika manusia makan,
tangisannya ketika manusia sedang tertawa dan kesedihannya
ketika manusia sedang bahagia.”
[al-Adab asy-Syar’iyah , 2/48]
ada tujuh langkah untuk berinteraksi dan menguatkan interaksi dengan Al-Qur’an, yaitu :
1. Ar-Roghbah
“Ar-Roghbah” diartikan sebagai kemauan yang keras. Kemauan untuk bersama dan berinteraksi terus
dengan Al-Qur’an. Kemauan ini harus diungkapkan dan dituliskan. Misalnya saja menuliskan target
tilawah (membaca, red) Al-Qur’an 1 juz per hari, target muroja’ah (mengulang hapalan, red) 1 juz per
hari, dan target ziyadah (tambahan hafalan, red) 1 halaman per hari di buku rencana kita.
Ada beberapa penyebab rendahnya “Ar-Roghbah” berinteraksi dengan Al-Qur’an, seperti:
a. Keimanan yang lemah
b. Sangat cinta dunia.
Betapapun sibuknya kita, jika memiliki kemauan yang keras pasti akan selalu ada waktu yang kita
sisihkan. Walaupun itu pada akhirnya mengorbankan waktu-waktu yang dengan kita sendirinya sadari
tidak terlalu bermanfaat semisal menonton TV. banyak berbicara dengan teman, dls.
Kemauan yang keras juga akan memicu bantuan dari Allah yaitu dibukakan jalan berupa kelapangan
waktu, tenaga dan kesempatan. Masih ingat bukan pepatah juga mengatakan, “Man Jadda, Wajada”
Bagaimana menjaga kemauan kita agar tetap kuat?
Naik turunnya kemauan adalah hal manusiawi seiring keimanan yang kita miliki. Namun itu juga
bergantung seberapa besar nilai Al Quran dalam diri kita. Sahabat Rasul sampai mengatakan bahwa Al
Quran lebih baik dari apa-apa yang dikumpulkan oleh para pencari dunia. Jadi tinggikan nilai Al Quran
dalam diri kita
2. At-Tanfidz
“At-Tanfidz” diartikan sebagai aksi/tindakan. Ar-Roghbah saja tidak cukup, harus berlanjut ke AKSI.
Make the willingness real.
Jadi, apa yang telah dituliskan tadi diaplikasikan, dilakukan. Kemudian didukung dengan banyak
mendengar murotal Qur’an, perbanyak koleksi murottal dengan berbagai Qori, membaca buku tentang
Al-Qur’an.
Ikut komunitas dan membentuk komunitas tahsin dan tahfizh juga salah satu cara ampuh karena
interaksi dengan Al Quran itu akan lebih kuat jika bersama-sama.
Kisah Umar bin Khattab dan Al Walid bin Mughiroh
Umar yang mati dalam hidayah Islam dan Al Walid dalam kekafiran memiliki kisah menarik untuk kita
simak.
Umar masuk Islam ketika mendengar saudarinya membaca Quran surah Ath Thaha. Mendengar alunan
penuh makna yang indah ia langsung bertanya, “Apa yang engkau baca itu?”. Tak puas mengetahuinya
ia menemui Rasulullah dan saat itulah juga ia bersyahadat kemudian.
Lain halnya kisah hidup Al Walid, seorang penyair yang terkenal karena menguasai berbagai jenis syair
di dunia. Ia diutus kaum kafir untuk membujuk Rasul mengehentikan dakwahnya. Dengan kemampuan
speaking- nya dia menghadap rasul dan menanyakan “Apa yang engkau kehendaki, Muhammad?”
Ketika ditawari harta, tahta maupun wanita Rasul hanya menjawab dengan salah satu bagian surah
dalam Al Quran. Al Walid lantas terhenyak. Pertama kali ia mendengar makna indah seperti itu. Tak
mungkin ia tak lantas masuk Islam. Ia masih berminat menimbang-nimbang. Akhirnya di perjalanan ia
bertemu kawan-kawannya dari kafir Quraisy dan kekagumannya pun hilang. Akhirnya dia tidak jadi
masuk Islam dan bahkan menganggap Al Quran berisi sihir belaka.
Dari dua kisah tersebut kita bisa menarik kesimpulan. Ketika kita menunda-nunda boleh jadi nikmat
iman dan islam kita akan perlahan terkikis oleh waktu dan keadaan. Karena seyogyanya penundaan
kebaikan akan hanya bermuara pada dua hal :
1. tidak jadi berbuat
2. penurunan kualitas dalam berbuat
Maka mari segerakan kita mengambil langkah sigap.
Alangkah indah nasihat Ibnu Umar: “Jika di waktu sore maka janganlah menunggu datangnya pagi,
jika di waktu pagi jangan menunggu datangnya petang, gunakan waktu sehatmu sebelum datang
sakitmu, gunakan kesempatan hidupmu sebelum datang kematianmu.”
3. At-Tashobbur
“At-Tashobbur” diartikan sebagai menyabarkan-nyabarkan diri. Artinya lebih dalam dari sekedar
“sabar”. Tidak hanya “sabar”, tapi “menyabar-nyabarkan” diri untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Terkadang perlu untuk memaksa diri berinteraksi dengan Al-Qur’an dalam porsi yang besar. Kemudian
tidak “melarikan diri” darinya. Jika kita memiliki batas kesabaran maka kita akan lampaui batas itu
dan berusaha meningkatkannya.
Demikian pula ketika dalam menghafal, tidak meloncati suroh yang akan dihapal karena dianggap sulit
merupakan sikap at tashobur.
“Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).”
(QS. Al-Insyiqoq : 19)
Ada tips untuk menghapal suroh yang sulit itu. Pindahkan fokusnya pada waktu. Misalnya “saya akan
bersama Suroh Al-Jin selama 1 jam.” Tidak perlu membebani pikiran bahwa 1 jam itu mesti hapal, tapi
rutin saja lakukan itu dulu. InsyaAllah ketika sudah familiar dengan surohnya, akan mudah terhapal.
4. At-Taladzudz
“At-Taladzuz” diartikan sebagai menikmati. Ketika sudah menyabarkan diri bersama Al-Qur’an dengan
porsi yang besar, memenuhi targetannya, maka yang awalnya terasa sulit, akhirnya menjadi
“menikmati” semuanya.
5. Al-Mudawamah
“Al-Mudawamah” diartikan sebagai terus-menerus bersama Al-Qur’an. Karena telah terasa nikmatnya
bersama Al-Qur’an, maka tidak akan rela jika satu hari pun terlewat bersamanya. Langkah ini adalah
langkah penting sebagai bentuk syukur nyata kita telah diberi kenikmatan iman dan islam, serta
kelapangan waktu, kesehatan dan segala hal sehingga memungkinkan untuk terus berinteraksi dengan
Al Quran
6. Al-Iktsaar
“Al-Iktsaar” diartikan sebagai banyaknya waktu yang digunakan untuk bersama Al-Qur’an. Waktu
menjadi produktif bersama Qur’an. Jadi, jika dipoin ke-5, frekuensi berinteraksi dengan Al-Qur’an
adalah terus-menerus, maka di poin ini, kuantitasnya diperbanyak.
Bagaimana menyikapi pandangan, “buat apa tilawah banyak, yang penitng dipahami. Buat apa hafal
banyak yang penting implementasi,” dan semacamnya?
1. Jangan bercita-cita di salah satu target interaksi saja. Bahkan apabila sudah hafal 30 juz
sekalipun. Mimpi dan usaha kita harus menyeluruh. Dari mulai membaca, menghafal, mentadabburi
dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun keterbatasan kta tidak bisa dipungkiri. Ada
yang memilih fokus pada tilawah dahulu dirutinkan dan diperbagus tahsinnya, baru mulai menghafal.
Ada yang mulai dari mentadabburi baru menghafal. Yang mana saja boleh, sesuai kemampuan kita
masing-masing
2. Jangan pernah kita menganggap remeh aktivitas interaksi lain. Sehingga muncul sikap negatif
terhadap orang lain yang baru mulai belajar tahsin, atau baru membiasakan tilawah, atau memilih
menghafal walau belum sempat secara intensif mengkaji tafsirnya. Karena boleh jadi kita hanya menilai
orang lain sementara kita sendiri belum bisa melaksanakannya.
7. Al-Istiqomah
Ternyata poin istiqomah berada di akhir. Ya, karena sulitnya untuk istiqomah ini dan untuk menjadi
istiqomah diperlukan waktu yang cukup panjang dan setelah melewati berbagai tahapan. Istiqomah,
dengan kemantapan hati berinteraksi dengan Al-Qur’an baik itu membaca, menghapal, membaca tafsir,
dan mengamalkannya dalam kehidupan hingga Allah SWT memanggil kembali pada-Nya.
Semoga kita bisa perlahan namun pasti mengamalkan langkah-langkah di atas dan seperti langkah
terakhir – ISTIQOMAH- untuk terus mengamalkannya.