Jumat, 21 September 2018

Keep Fight, Keep Faith

Pengen banget bilang "Tuan, keep fight  dan keep Faith yah pake emot bunga-bunga"😂

Walau kesetiaan dalam berjuang masih dalam tahap ujian, ketaatan dan kedekatan pada Allah akan menjaga diri dari segala was-was.
Semoga yang terbaik menjadi jalan yang akan ditempuh. Namun kita tak bisa mendikte takdir, sebab manusia hanya pelakon ikhtiar. Biar semua jerih telah terenda, segenap asa telah memuncak, dan setulus ingin telah mendalam takkan bisa menggerakkan roda keputusan Tuhan.

Tuan, semoga kuat dalam berjuang.
Aku pun ingin begitu.
Keep fight, keep Faith !
Semoga spasi menjadi kata, semoga jeda menghapus jarak, semoga temu adalah takdir.
Semoga takdir dalam ridho Allah.

Senin, 17 September 2018

Kembali Tumbuh

Ada gak sih yang lebih melow dari patah?
Tapi ada pula ternyata yang lebih mengharukan setelah patah, yakni menjadi tumbuh lebih utuh dengan diperjuangkan  melalui cara yang baik.

Tuan, terima kasih...nona lagi terharu :')
Semoga urusannya dimudahkan, rizkinya dilancarkan, bebannya diringankan, sehat kuat selalu dalam 'afiat,  dan imannya selalu terjaga.
Makasih yah ^_^

Minggu, 16 September 2018

Dipertemukan-Dipisahkan

Kadang, semesta begitu apik menyajikan cerita cinta melalui sebuah skenario terbaik dari Sang Penguasa Takdir.
Menjadi uraian kisah-kisah baru untuk menyudahi sekian goresan kisah-kisah lama. Sebuah Pertemuan yang kadang harus melalui perpisahan. Sebuah perpisahan yang mengundang pertemuan.
Kemudian hati yang lelah mencari itu pun terpaku dalam meminta pada doa-doa.
Semoga yang dipisahkan adalah kebaikan, semoga yang dipertemukan adalah kebaikan.

Menemukan yang Hilang

Jangan kehilangan diri sendiri sebab masih enggan kehilangan sesuatu yang belum dilepaskan. Sayangi dirimu sendiri, lepaskan !
Bersiaplah dengan kejutan tak terduga di depan saat kamu bisa melepaskan dengan baik dan menemukan dirimu sendiri kembali.

Jumat, 14 September 2018

Izinkan dan Biarkan

Nona...
Izinkan yang lalu, pergi menjadi masa lalu.
Ada yang indah telah menunggu.
Ada yang lebih baik tengah memperjuangkan.
Ada yang menakjubkan untuk menguatkan mimpi-mimpi besarmu.

Nona...
Biarkan yang lalu, pergi menjadi pelajaran terbaik.
Ada yang telah bersabar tuk menjadi takdir.
Ada yang lebih utuh untuk menjaga mu dalam taat.
Ada yang mengagumkan untuk menemani perjalanan mu mencapai ridho Allah.

Hidup

Rasanya, kehidupan ini melulu tentang kekecewaan. Tapi rasanya jua, hanya dengan hidup dalam sabar dan syukur yang bisa menghilangkan kekecewaan itu.

Hidup ini juga isinya keperihan. Kecuali diri itu pandai menjadikan hidup menjadi layak untuk dijalani. Bukankah perih salah satu efek dari ketidakpenerimaan? Maka menerima dan berdamai dengan diri sendiri setidaknya membuat diri itu dapat merasa lebih nyaman dan layak untuk kembali bergairah menjalani kehidupan.

Juga, sulit sekali untuk bahagia jika masih hidup dengan persepsi orang lain dan membanding-bandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Karena diri itu mungkin hanya menyimak  kamuflase bahagia yang tengah menutupi segenap sedihnya. Hingga lupa apa-apa yang sudah ada, tak sadar semua yang dimiliki adalah hal yang sangat diinginkan oleh yang lain.

Selama masih hidup  rasanya sulit sekali untuk mendapatkan perasaan yang utuh. Kecuali saat diri telah selesai dengan diri sendiri dan arah langkah telah bulat tertuju pada Allah.

Kamis, 13 September 2018

Tertuju pada Tuan

Tuan, maafkan jika kelak kau  mesti terbiasa saat aku bersikap manja padamu, dan kau juga harus terbiasa bila kelak aku akan memberikan perhatian yang kadang berlebihan untukmu. Sebagaimana perhatian penuh yang aku dapati dari keluargaku.

Tuan...insyaAllah aku ingin menjadi gardu terdepan yang mendukungmu, menemani berdiri di sampingmu, menggenggam tanganmu erat dalam segenap kalut yang mendera, aku tak mau membiarkanmu berjuang sendiri atas apa yang ingin kau gapai, aku tahu lelahnya berjuang sendiri itu.

Tuan, maafkan jika sifat manja dan kekanakan ku akan membuatmu menjadi risih. Aku berharap kau mampu meluruskan apa yang masih bengkok pada  diri ini dengan cara yang lembut dan tak menyisakan luka di hati. Sebab aku sangat halus perasannya. Semoga Allah kuatkan  Tuan tuk  menjadi imam yang baik bagiku dan bagi anak-anak kita nantinya.

Tuan, bila kelak semesta berkonspirasi untuk menjadikan aku adalah takdir mu, bolehkah aku  meminta izin padamu untuk menjadi  seorang pendidik?. Sebab apapun pilihan yang akan aku putuskan akan melibatkan ridha seorang suami, ridha lelaki yang menjadi imamku, betapa pentingnya. Bila kau dengan senang hati mengizinkan, aku harap kau tidak cemburu atau marah bila satu waktu aku harus berkutat dengan paper, berlama-lama duduk menghadap  layar laptop, menyelesaikan tumpukan tugas mahasiswa, riset, dan menghadiri pertemuan rutin dengan peneliti lain.
Maafkan bila kamu akan mendapati aku yang tengah memegang kepala dengan kedua tangan bertumpu diatas meja, sambil menunduk dengan jidat berkerut, lalu aku menghela nafas panjang sebagai tanda aku sedang butuh dikuatkan. Aku berharap kau memelukku ketika engkau melihatku tertekan. Mungkin saat itu aku baru saja mengalami hari yang dengan tugas yang berat. Namun Tuan, Aku ingin sekuat tenaga menjadikan peran istri dan ibu sebagai prioritas. Tentunya, aku juga manusia biasa yang bisa lelah, bisa sakit, bisa mengeluh, dan bisa terpuruk. Semoga keluasan sabar darimu menjadi pelipur bagiku untuk tetap menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sesama. Mohon maafkan lah kelak banyaknya kurangku dalam manajemen waktu.  Walau sebenarnya aku berharap dapat melaksanakan peranku sebagai istri dan ibu dengan baik.  Kelak waktu yang paling aku cintai adalah durasi jam yang aku habiskan bersamamu dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai istri. Tak dapat dipungkiri, aku lebih suka menjalani peranku sebagai istri dan ibu. Nanti bagiku, kau dan anak-anak akan menjadi taman syurga kecil di dunia ini. Kadang membayangkannya hal ini membuat aku senyum-senyum sendiri :)

Tuan, menjadi pendidik bagiku adalah tentang kontribusi atas pilihan lini ilmu yang telah aku tekuni selama ini. Tentu, aku sangat butuh kerjasama diantara kita untuk berjalan dalam ritme yang setara untuk membendung semua kesulitan kelak. Bila nanti ada kesempatan bagiku untuk melanjutkan studi, bolehkah aku meminta restu dan kelapangan hati darimu ? mungkin aku akan kembali menjadi istri yang tiap malam lembur dengan tugas riset dan tuntutan artikel dengan deadline yang sangat ketat. Maaf jika kau akan mendapatiku dengan mata sayu, berkantung, dan terlihat amat lelah. Semoga disaat kau terbangun dan mengajakku mendirikan sholat malam di tengah ketidaksadarannya, raut wajah lelahnya akan berubah menjadi rona berseri karena sangat bahagia manakala engkau menghiburku dengan bermesraan dengan Rabb kita.

Tuan, aku ingin menjadi  madrasah terbaik bagi anak-anak kita, mulai dari menemani dan membimbing mereka belajar pada setiap kegiatan di rumah. Membacakan pada mereka kisah heroik Sang Rasul SAW dan Sahabat ra sebelum mereka terpulas tidur. Kemudian belajar menjadi teman konseling bagi anak-anak, mendengarkan cerita mereka, memberikan nasihat, motivasi, dan murajaah  hafalan bersama sambil menggodanya dengan candaan ringan agar mereka tak bosan. Tentunya, Aku juga akan menjadi kepala kebersihan dan kesehatan. mengajarkan mereka dengan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan untuk belajar rapi, tertata, dan, bersih. Agar mereka hidup sehat aku agak cerewet agar kesehatanmu dan anak-anak kita terjaga dengan baik. Maaf, kalau nanti aku rada bawel yah.

Tuan, aku akan terus belajar memasak masakan yang kau suka dan sehat demi melihat senyummu, dan melihat kau sehat bugar. Maafkan aku yang rada protektif dengan MSG, sehingga rasa sajianku mungkin amat sederhana. Juga maaf bila setelah menghabiskan makan malam aku akan melarangmu tidur langsung. Aku akan memintamu untuk bersama denganku barang beberapa jam. Untuk murajaah hafalan atau yang lainnya seperti bercerita tentang kisah-kisah para ulama. Sengaja agar kau terhindar dari risiko penyakit yang tidak baik bagi kesehatan mu.

Tuan, jika kamu sepakat aku ingin setiap akhir pekan kita  menjadwalkan untuk traveling bersama. Ohya, Tidak  lupa, setiap sore hari ataupun malam hari sepulang kita dari kesibukan kita, kita aka berkumpul di ruang keluarga atau beranda rumah. Aku akan menyajika minuman kesukaanmu dan makanan cemilan untuk menemani  saat kita berbagi cerita, mendiskusikan ide dan ilmu, atau menghabiskannya dengan candaan gurih. Ya kita, aku, kamu, dan anak-anak kita. :)

Tuan, Jangan gusar anak kita akan kekurangan wawasan, sebagai ibu aku ingin menyerupai Bu gugle bagi mereka, untuk itu kamu mesti membantuku untuk meluaskan khazanah ilmu dan sudut pandang. Jangan pula gusar anak kita akan kekurangan perhatian, sebagai ibu aku akan belajar menjadi pemerhati terbaik bagi anak-anak layaknya pemerhati setiap detak-detik roda dunia yang memiliki sebab-akibat. Ohya, usah pula gusar aku akan melupakanmu dalam menjalani tanggung jawabku, sebab sekuat-kuatnya wanita, kamu yang telah aku tetapkan sebagai teman diskusi terbaik, selimut paling hangat, lengan paling kuat untuk melindungi, jari paling lembut untuk mengusap air mata, serta figur yang paling aku percayakan untuk memimpin bahtera kelurga kita.

Tuan...kelak aku takkan pernah mau berpaling darimu. Perjalanan menua bersamamu akan dipenuhi oleh serangkaian kisah yang tak terlupakan nantinya. Semoga kita dapat saling menemani dalam taat dan istiqamah dengan menyusuri garis usia kita bersama.
😊💝

*Inilah harapan seorang Nona yang masih akan diperjuangkan kelak..semoga bisa jadi remainder 😂