Minggu, 04 Maret 2018

Mari Berhitung

Tidak semua yang dapat
dihitung, diperhitungkan.
Dan tidak semua yang
diperhitungkan, dapat
dihitung. 


Albert Einstein

Jadi?
Biarkan Allah yang menghitung kebaikanmu. Kadang bagimu kebaikan kecil itu remeh saja yang tak masuk hitungan atau terlalu kecil atau sulit tuk dihitung sangking tak berartinya , tapi bagi Allah patut dihitung dan pasti dihitung.
Tugasmu menghitung kebaikan Allah. Karena kebaikan Allah patut diperhitungkan tapi tak pernah mampu tuk dihitung. Lebih tepatnya tak dapat dihitung tapi harus diperhitungkan.

Ya kan?

Menjaga Keyakinan

Bukan cuma rindu yang berat tapi menjaga keyakinan jauh lebih berat. Menjaga tetap yakin pada pertolongan Allah disaat diri tak dapat melihat siapa Dzat Yang Maha Penolong itu. Sebab hakikat hidup adalah rangkaian kesulitan. Maka tak pernah sanggup kapasitas diri menyelesaikan tanpa ada yang menolong untuk menyelesaikan.

Yakin Allah lah yang bisa menolong. Itu kalimat sederhana, tapi cukup latihan yang kuat untuk hati mampu meng'iya'kannya. Ilmu-ilmu fisika yang aku pelajari, memberikan aku pengertian bahwa ghaib itu nyata, metafisis itu realita. Seperti udara nyata dirasakan, tanpa udara paru-paru bisa disfungsi. Tapi udara tak pernah menampakkan wujudnya untuk membantu manusia tetap berlangsung hidup. Iya kan?

Ah...nona, kamu butuh ruang waktu istimewa  tuk lebih khusyuk berdialog dengan diri sendiri. Sampai kau benar-benar dapati sebaik-baik keyakinan. Lantas dengan keyakinan itulah kau lebih survive untuk hidup, untuk kembali pada kampung halaman, Syurga.

Serius Hijrah Hati

Bismillah ya iLahi Rabbi...

Duhai nona....
Amat jauh sudah kau lari dari Allah.
Apa tak rindu untuk pulang?
Pada candu tuk selalu dekat dengan Rabbmu.
Pada nikmatnya iman.
Pada nikmatnya taat.
Pada nikmatnya takwa.

Ya Ilahi Rabbi...ada yang perih hatinya dan meminta untuk dikuatkan langkahnya kembali.

Duhai nona....
Apa yang menyeretmu hingga langkahmu tak lagi menuju tujuan yang dulu selalu kau koarkan?
Usaikah rasa rindumu tuk bersua dengan Rabbmu?
Betapa beraninya kau lari dari-Nya.
Lancang benar kau berpaling dari-Nya.
Tega sangat kau meninggal-Nya.
Sungguh hinanya kau jauh dari ketaatan pada-Nya.

Ya Ilahi Rabbi...ada hambaMu nan dhoif  dan hina ingin kembali, kembali dalam pelukan rahmatMu.

Duhai nona....
Mana mungkin bunda para Ulama jauh dari akhlaq Al-Qur'an.
Mana mungkin Ratu Bidadari Syurga tak menjaga Izzah dan iffahnya.
Mana mungkin rajutan baju sutra untuk kedua orang tuamu sempurna bila kau berhenti menghafal dan mengamalkan al-Quran.
Mana mungkin kau mengenal Allah sedang hatimu selalu disibukkan oleh makhluk.
Mana mungkin Allah menyanjungmu bila kau tak tulus mengagungkan-Nya dalam setiap dzikirmu.
Mana mungkin kehidupanmu Allah perbaiki sedang kau tak pernah memperbaiki shalatmu.

Ya Allah......sebodoh dan dzalimnya hamba Mu itu pergi, mohon arahkan lagi langkahnya padaMu. Sebab ia sudah amat teruk di titik nadirnya. Bantu hamba Mu itu wahai Tuhan Yang Maha Penyantun lagi Maha Pengasih.

.

.
.
Aku...hanyut

5 Hari Move On

Satu hal paling berat di era sosmed ini adalah melepas diri darinya. Sudah satu tahun berhasil gak buka FB itu prestasi banget buat aku. Why? Karena wanita yang suka baper itu lebih terjaga  dengan berjauh diri dari yang bisa membuka tameng fitnah dirinya. Bisa plong banget. Terus hampir satu semester bisa lepas dan hapus akun IG. Itu sehari sampai hitungan Minggu beratnya minta ampun. Alhamdulillah bisa lepas juga. Cuma diri yang bisa mengendalikan dan tahu kapasitas dalam manajemen hati. Nah, sekarang baru bisa 5 hari move on berlepas dari WA. Wkwkwk.

Haduh, lagi belajar tak bergantung pada sosmed sebenarnya. Karena sudah jadi penyakit. Sebentar-sebentar pengen buka hp. Ah, nyebelin banget. Pengen hijrah... sebentar-sebentar buka Quran. Pengen candu berdekatan sama Allah bukan sama sosmed.

Nona...kuat ya !!!
Siapa yang meninggalkan satu hal tak manfaat karena Allah, pasti Allah ganti dengan yang lebih baik.

Yang tulus, ke langit doanya tembus. Yakinlah...lalu perbaiki terus yakinnya ya sayang.

Tinggalkan karena Allah, karena didepan ada yang lebih baik, bukan baik dalam versi kamu tapi baik dalam pandangan Allah. Sungguh apa-apa yang disisi Allah jauh lebih baik. Renggut lah yang ada di sisi Allah, sebab yang kau tuju adalah Allah. Pasti berkah, pasti selamat, pasti beruntung.

Nona...skip add hal-hal yang tidak penting. Hayok kembali fokus menciptakan momentum berharga dalam hidupmu yakni menjadi setaat-taat hamba dan sebaik KhalifahNya di muka bumi.

Semangat move on ya hati...
Semangat tak kembali lagi...
Semangat menyongsong yang lebih baik...
^_^
Takbir Sholihah tangguh !!!
Allahu Akbar !!!

Ya Rabbi

Ya Rabbi...rindu
Sangat.

.
.
.
(Hening)
.
.
.
Wahai hambaKu...
Bersabarlah sedikit lagi
.
.
.
(Senyum)
.
.
.
Tidak akan pernah  kuat sang hati, kecuali Allah yang menguatkan. Sepenuh tekad pun berjuang tuk kuat, pasti lemah kecuali Allah beri kekuatan. Nona, kuatlah dengan meminta pada-Nya untuk kuat.

Sabtu, 03 Maret 2018

Tanda Matinya Hati

Di antara tanda-tanda  matinya hati adalah  tidak adanya kesedihan setelah terlewatkan kesempatan beramal taat, dan tidak ada penyesalan terhadap suatu pelanggaran yang engkau lakukan.
-Syekh Ibnu Atha'ilah al-Iskandari

Bergerak hingga tak Berdetak

Nona...
Jangan lupa untuk terus bergerak. Sempurnakan satu pergerakan untuk menuju pergerakan lain yang penuh kebaikan dalamnya.

Bergeraklah dalam keadaan malas atau pun semangat. Karena dalam tiap gerak ada keberkahan.