Terkadang hati nan keras itu butuh dilunakkan dengan sekelumit terpaan dari-Nya.
Agar mata yang kemarau itu kembali menghujani pipi dengan air mata bersama hati yang dipenuhi rasa butuh pada-Nya, pada Allah, Dzat Yang Maha Penyantun bagi hamba-hamba-Nya yang kembali.
Adakalanya waktu mengambil andil untuk sebuah jawaban dari semua tanya yang dilangitkan.
Saat rasa yakin tak seirama dengan realita, kita tidak butuh selain hati yang lapang untuk menerima bahwa kita belum patut untuk dihadapkan pada apa yang kita yakini.
Nanti, ketika hati kita telah dilembutkan oleh hikmah, oleh banyaknya air mata yang mengarus.
Nurani pun menjadi lebih peka dengan semua kekurangan diri, atas semua kekhilafan, pada segala kesalahan, atas kelalaian diri untuk menunaikan hak-Nya, hak Allah.
Lalu, tidak ada lagi pertentangan dalam hati tentang takdir, yang ada hanyalah menerima.
Memang tidak ada yang lebih menentramkan bagi hati selain menerima.
Dari penerimaan itulah kita dikecupkan pada keikhlasan.
Lantas Allah mencintai orang-orang yang ikhlas.
Ah...tidak butuh lagi yang lain jika Allah telah mencintai kita, kan ?
Pada hakikatnya, ujian itu akan membuat seorang hamba dicintai Allah, jika syaratnya dipenuhi.
Agar mata yang kemarau itu kembali menghujani pipi dengan air mata bersama hati yang dipenuhi rasa butuh pada-Nya, pada Allah, Dzat Yang Maha Penyantun bagi hamba-hamba-Nya yang kembali.
Adakalanya waktu mengambil andil untuk sebuah jawaban dari semua tanya yang dilangitkan.
Saat rasa yakin tak seirama dengan realita, kita tidak butuh selain hati yang lapang untuk menerima bahwa kita belum patut untuk dihadapkan pada apa yang kita yakini.
Nanti, ketika hati kita telah dilembutkan oleh hikmah, oleh banyaknya air mata yang mengarus.
Nurani pun menjadi lebih peka dengan semua kekurangan diri, atas semua kekhilafan, pada segala kesalahan, atas kelalaian diri untuk menunaikan hak-Nya, hak Allah.
Lalu, tidak ada lagi pertentangan dalam hati tentang takdir, yang ada hanyalah menerima.
Memang tidak ada yang lebih menentramkan bagi hati selain menerima.
Dari penerimaan itulah kita dikecupkan pada keikhlasan.
Lantas Allah mencintai orang-orang yang ikhlas.
Ah...tidak butuh lagi yang lain jika Allah telah mencintai kita, kan ?
Pada hakikatnya, ujian itu akan membuat seorang hamba dicintai Allah, jika syaratnya dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar